Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tadabbur Surah Al-Fatihah

Bahron Ansori - Selasa, 16 Agustus 2022 - 10:30 WIB

Selasa, 16 Agustus 2022 - 10:30 WIB

1822 Views

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Surat Al-Fatihah termasuk dalam surah Makkiyyah. Para ulama ahli tafsir membagi ayat-ayat Al-Quran berdasarkan periode dan tempat turunnya. Surah-surah Al-Quran yang turun sebelum hijrah ketika dakwah Islam berpusat di Makkah dikenal dengan sebutan surah Makkiyah. Lalu, apa pengertian dan ciri-ciri surah Makkiyah dalam Al-Quran?

Surah Makkiyah adalah surah atau sebagian besar ayat dalam surah tersebut turun di periode Makkah, yakni sebelum umat Islam hijrah ke Madinah pada 622 masehi, seperti dikutip dari Ulumul Quran: Telaah Tekstualitas dan Kontekstualitas Al-Quran (2011) yang ditulis Ahmad Izzan.

Dalam tulisan singkat ini, hanya akan dibahas terkait surat Al-Fatihah, nama-nama surat Al-Fatihah, sebab penamaannya dan keutamaan-keutamaan surat Al-Fatihah.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-19] Jagalah Allah, Pasti Allah akan Menjagamu

Nama lain surat Al-Fatihah dan sebab penamaannya

Nama-nama dari surat Al-Fatihah ini setidaknya ada dua puluh nama sebagaimana yang disebutkan oleh Imam As Suyuti di dalam kitabnya Al-Itqan. Dalam tulisan ini hanya akan disebutkan sebagian namanya saja, yaitu: Al-Fatihah, Ummul Kitab, Al Hamd, As Sab’u Al Matsani, Al-Kafiyah dan Asy-Syafiyah.

Pertama, dinamakan AlFatihah karena Al-Qur’an dimulai dengan surat ini. Al-Fatihah artinya pembuka. Surah Al-Fatihah disebut demikian karena surah inilah yang membuka Al-Quran Al-Karim. Ada pula yang mengatakan bahwa surah inilah yang turun pertama kali secara utuh. (Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Juz ‘Amma, hlm. 7)

Kedua, dinamakan Ummul Kitab, karena ia mengandung seluruh maksud dan tujuan dari agama ini. Jika mau dikupas satu demi satu ayat-ayat dalam surat Al-Fatihah ini, maka semua kandungan dalam surat Al-Qur’an tersimpul dalam surat-surat dalam Al-Fatihah.

Baca Juga: Mengembangkan Pola Pikir Positif dalam Islam

Ketiga, dinamakan Al Hamd, karena surat ini dimulai dengan kata “Alhamdu”. Surat ini diawali dengan kata Alhamdu yang artinya memberikan pujian untuk Allah sebagai satu-satunya Rabb semesta alam. Tidak ada satu pun makhluk di muka bumi ini yang layak dipuji melebihi pemberian pujian kepada Allah Ta’ala.

Keempat, dinamakan juga As Sab’u Al Matsani, karena Allah sendirilah yang menamakannya dengan nama tersebut. Sebagaimana yang tertera di dalam firman-Nya,

وَلَقَدْ اٰتَيْنٰكَ سَبْعًا مِّنَ الْمَثَانِيْ وَالْقُرْاٰنَ الْعَظِيْمَ

“Dan sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh (ayat) yang (dibaca) berulang-ulang dan Al-Qur’an yang agung.” (Qs. Al Hijr: 87).

AsSab’u adalah tujuh ayat, dan AlMatsani karena surat ini selalu diulang-ulang di dalam setiap rakaat shalat.

Baca Juga: Tadabbur QS. Thaha ayat 14, Dirikan Shalat untuk Mengingat Allah

Kelima, dinamakan Al-Kafiyah. Dinamakan dengan nama AlKafiyah ini maksudnya adalah shalat seorang muslim tidak dianggap sah bila ia tidak membaca surat ini dalam setiap rakaatnya.

Keenam, dinamakan AsySyafiyah. Dinamakan dengan nama ini karena ada sabda dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “dari mana engkau mengetahui bahwa ia (Al-Fatihah) adalah ruqyah.” (HR. Al Bukhari).

Keutamaan surat Al-Fatihah 

Berdasarkan hadits-hadits shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ada beberapa keutamaan surah Al-Fatihah ini, antara lain sebagai berikut.

Baca Juga: Terus Berjuang Membela Palestina

Pertama, Allah mengutus malaikat yang belum pernah turun kebumi, dan turun melewati pintu langit yang belum pernah dibuka.[Ibnu Katsir Abu al-Fidâ’ bin Umar bin Katsir w. 774 H, Tafsîr Al-Qur’an al-‘Adzhim (Riyadh: Dâr Thayyibah, Cet. 2009 M) h. 106, Jilid I.]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ بَيْنَمَا جِبْرِيلُ قَاعِدٌ عِنْدَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- سَمِعَ نَقِيضًا مِنْ فَوْقِهِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ هَذَا بَابٌ مِنَ السَّمَاءِ فُتِحَ الْيَوْمَ لَمْ يُفْتَحْ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَ فَنَزَلَ مِنْهُ مَلَكٌ فَقَالَ هَذَا مَلَكٌ نَزَلَ إِلَى الأَرْضِ لَمْ يَنْزِلْ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَ فَسَلَّمَ وَقَالَ أَبْشِرْ بِنُورَيْنِ أُوتِيتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِىٌّ قَبْلَكَ فَاتِحَةُ الْكِتَابِ وَخَوَاتِيمُ سُورَةِ الْبَقَرَةِ لَنْ تَقْرَأَ بِحَرْفٍ مِنْهُمَا إِلاَّ أُعْطِيتَهُ.

“Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, ‘Saat Jibril duduk disamping Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mendengar suara[Naqîdh adalah suara pintu saat dibuka, lihat: Imam an-Nawawiy Abu Zakariya Yahya bin Syaraf w. 676 H, Syarhu Shahih Muslim (Kairo: Dâr al-Hadits, Cet. 4 2001 M) h. 352, Jilid 3.] dari atasnya maka dia menengadahkan kepalanya dan berkata, ‘Suara ini adalah salah satu pintu langit yang dibuka hari ini, belum pernah dibuka kecuali hari ini. Maka turunlah seorang malaikat , dia berkata, ‘Ini adalah seorang malaikat yang turun ke bumi, dimana dia sama sekali belum pernah ke bumi kecuali hari ini, kemudian malaikat itu mengucap salam dan berkata, ‘Berilah dengan kabar gembira dengan dua cahaya ini yang telah diberikan padamu, yang tidak pernah diberikan kepada nabi sebelummu, surat al-Fatihah dan akhir ayat al-Baqarah, tidaklah engkau membacanya kecuali akan diberikan.” (HR. Muslim).

Kedua, diturunkan dari bawah perbendaharaan ‘Arsy. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam,

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قال : أَرْبعُ آياتٍ مِنْ كَنْزِ الْعَرْشِ لَيْسَ يَنْزِلُ مِنْهُ شَيْءٌ غيرُهن غيرُ أمِّ الكِتَابِ فَإِنَّهُ يَقُوْلُ: وَإنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لعَلِيٌّ حَكِيْمٌ ، وآيةُ الْكُرْسِي ، وَخَاتِمَةُ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ، وَاْلكَوْثَر.

“Dari Abu Umamah beliau berkata, Ada empat ayat yang turun dari perbendaharan ‘Arsy, tidak ada yang turun darinya selain yang empat ini. Surat al-Fatihah, ayat kursi, akhir surat al-Baqarah, dan surat al-Kautsar.” (HR. At-Thabaraniy, dengan syawahid yang menguatkan keshahihannya seperti al-Baihaqiy dll).[Mausu’ah Fadhail Suwar Ayat Al-Qur’an, h. 24-26]

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-18] Tentang Taqwa

Ketiga, Iblis menjerit saat diturunkannya surat al-Fatihah. Rasulullah Shallallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : رَنَّ إِبْلِيسُ حِيْنَ أُنزِلَتْ فَاتِحَةُ الْكِتَابِ

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Iblis menjerit saat turunnya surat al-Fatihah.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang shahih).

Keempat, tidak pernah diturunkan pada kitab lain. Rasulullah Shallallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا أُبَيُّ وَهُوَ يُصَلِّي ، فَالتَفَتَ أُبَيٌّ وَلَمْ يُجِبْهُ ، وَصَلَّى أُبَيٌّ فَخَفَّفَ ، ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ : السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللهِ ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَعَلَيْكَ السَّلاَمُ ، مَا مَنَعَكَ يَا أُبَيُّ أَنْ تُجِيبَنِي إِذْ دَعَوْتُكَ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّي كُنْتُ فِي الصَّلاَةِ ، قَالَ : أَفَلَمْ تَجِدْ فِيمَا أُوحِي إِلَيَّ أَنْ {اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ} قَالَ : بَلَى وَلاَ أَعُودُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ ، قَالَ : تُحِبُّ أَنْ أُعَلِّمَكَ سُورَةً لَمْ يَنْزِلْ فِي التَّوْرَاةِ وَلاَ فِي الإِنْجِيلِ وَلاَ فِي الزَّبُورِ وَلاَ فِي الفُرْقَانِ مِثْلُهَا ؟ قَالَ : نَعَمْ يَا رَسُولَ اللهِ ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كَيْفَ تَقْرَأُ فِي الصَّلاَةِ ؟ قَالَ : فَقَرَأَ أُمَّ القُرْآنِ ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا أُنْزِلَتْ فِي التَّوْرَاةِ وَلاَ فِي الْإِنْجِيلِ وَلاَ فِي الزَّبُورِ وَلاَ فِي الفُرْقَانِ مِثْلُهَا ، وَإِنَّهَا سَبْعٌ مِنَ الْمَثَانِي وَالقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُعْطِيتُهُ. هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam keluar menemui Ubai bin Ka’ab, beliau berkata, “Wahai Ubai, sementara Ubai sedang shalat dan menengok tanpa menjawab seruan itu, lalu dia menyegerakan shalatnya kemudian menemui Rasulullah dan berkata, ‘Salam untukmu wahai Rasulullah, Rasulullahpun menjawab, “Wa ‘alaikassalam. Apa yang menghalangimu tidak menjawab seruanku wahai Ubai?”  Ubai menjawab, “Wahai Rasulullah, tadi aku sedang shalat.”

Baca Juga: Mahsyar dan Mansyar: Refleksi tentang Kehidupan Abadi

Rasulullah menjawab, “Tidakkah kau temui wahyu yang turun kepadaku (penuhilah seruan Allah dan Rasul saat menyeru kalian sesuatu yang memberi kalian kehidupan).”

Ubai berkata, “Iya, aku tak akan mengulanginya lagi insyaa Allah.” Rasulullah bersabda, “Apakah engkau suka jika aku beritahu sebuah surat yang tidak turun dalam taurat, injil, zabur atau furqan, yang semisalnya?”

Iya wahai Rasulullah, (dan) aku berharap engkau tidak keluar dari pintu itu sampai engkau memberitahuku.” Maka Rasulullah berdiri dan akupun berdiri bersamanya berbincang denganku dan tanganku memegang tangannya, dan aku sengaja mengulur waktu, takut beliau keluar sebelum mengabarkan kepadaku tentang surat itu. Saat aku mendekati pintu, aku berkata, “Wahai Rasulullah, surat yang engkau janjikan kepadaku?”

Beliau bersabda, Bagaimana engkau membaca dalam shalat? Maka beliau membaca Ummu al-Kitab, maka Rasulullah bersabda, ‘Demi yang jiwaku ditangannya, tidak pernah diturunkan di taurat, injil, zabur dan furqan semisal surat ini, dia adalah tujuh ayat yang diulang-ulang dan Al-Qur’an yang agung, yang diberikan kepadaku.” (HR at-Tirmidziy, beliau berkata: ini hadits hasan shahih). Wallahua’lam.(A/RS3/P2)

Baca Juga: Sujud dan Mendekatlah

(dari berbagai sumber)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-17] Berbuat Baik pada Segala Sesuatu

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Tausiyah
Tausiyah
Tausiyah
Tausiyah
Tausiyah