Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun 2017: 2,07 Persen Penduduk Indonesia Buta Aksara

Hasanatun Aliyah - Selasa, 4 September 2018 - 14:55 WIB

Selasa, 4 September 2018 - 14:55 WIB

0 Views

Jakarta, MINA – Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) angka buta aksara pada penduduk Indonesia tahun 2017 menjadi 2,07 persen sekitar 3.387.035 jiwa penduduk usia 15-59 tahun.

Jumlah ini sudah mencapai target Pendidikan Untuk Semua (PUS) Dakar dengan mengurangi separuh penduduk buta aksara pada tahun 2010 dengan 7,54 juta (5,02 persen), tahun 2017 menjadi 2,07 persen.

Meski sudah mencapai target tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya dan berkomitmen dalam penuntasan penduduk buta aksara.

“Indonesia telah membuktikan keberhasilan dengan mencapai prestasi melebihi target PUS Dakar, 23 provinsi sudah berada di bawah angka nasional masyarakat buta aksaranya,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas), Harris Iskandar dalam acara taklimat media di kantor Kemendikbuf, Jakarta, Selasa (4/9).

Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama

Sebagai bentuk komitmen pemerintah mengajak seluruh masyarakat peduli terhadap penuntasan buta aksara untuk memperingati Hari Aksara Internasional (HAI) yang telah digagas oleh UNESCO dalam konferensi para menteri pendidikan tentang Pembahasan Buta Huruf di Taheran, Iran pada 8-19 September 1965 lalu.

“Hari Aksara Internaional telah ditetapkan untuk diperingati pada 8 September melalui Konferensi Umum UNESCO pada 26 Oktober 1966. Sejak penyelenggaran HAI pertama tahun 1966, acara itu terus dilakukan oleh regional dan nasional,” jelasnya.

Angka buta aksara usia 15-59 tahun di Indonesia dilihat dari masing-masing provinsi, terdapat 11 provinsi memiliki angka buta huruf di atas angka national yaitu Papua (28,75 persen), NTB (7,91 persen), Sulawesi Barat (4,49 persen), Sulawesi Tenggara (2,74 persen) dan Jawa Tengah (2,20 persen). Sedangkan 23 provinsi lainnya sudah di bawah angka nasional.

Terkait HAI, tahun ini tema yang diusung oleh UNESCO yaitu “Literacy and Skills Depelompment”. Kemendikbud menetapkan tema nasional yakni “Mengembangkan Keterampilan Literasi yang Berbudaya” dengan tujuan melihat jenis keterampilan keaksaraan yang dibutuhkan dalam menavigasi masyarakat dan mengeksplorasi kebijakan keaksaraan yang efektif.

Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa

Peringatan HAI tahun ini secara nasional dipusatkan di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada 6-9 September 2018.

Alasannya pada awal Inpres no. 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasan 9 tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA), Kabupaten Deli Serdang termasuk daerah yang sangat berkomitmen menuntasan buta aksara di daerahnya, sehingga tahun 2015 sudah menerima Anugrah Aksara tingkat Madya.

“Peringatan HAI yang dirayakan seluruh warga dunia merupakan kesempatan bagi pemerintah dan seluruh masyarakat untuk menyoroti penbingkatan melek hurufdunia dan merenungkan tentang keaksaraan yang tersisa di dunia,” tambahnya. (L/R10/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka

Rekomendasi untuk Anda

Pendidikan dan IPTEK
Indonesia
Breaking News
Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK