Kabul, MINA – Taliban akan menandatangani perjanjian dengan UEA tentang pengoperasian bandara di Afghanistan, wakil perdana menteri kelompok itu mengatakan pada Selasa (24/5), setelah berbulan-bulan pembicaraan dengan UEA, Turki, dan Qatar mengenai masalah ini.
Wakil pemimpin Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar membuat pengumuman dalam sebuah Tweet, kemudian mengatakan kepada wartawan di Kabul bahwa pemerintahannya sedang memperbarui perjanjian penanganan darat bandara dengan UEA, The New Arab melaporkan.
Tidak segera jelas apakah perjanjian itu melampaui pengaturan yang ada atau apakah itu termasuk keamanan bandara, masalah sensitif bagi Taliban yang berperang selama beberapa dekade melawan pasukan NATO pimpinan AS.
Kementerian Luar Negeri UEA tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Pawai Dukung Badai Al-Aqsa
Sementara itu sorang sumber Qatar yang diberi pengarahan tentang negosiasi mengatakan, poin penting dalam negosiasi Taliban dengan Qatar adalah desakan agar personel keamanan Qatar hadir di bandara.
Qatar dan Turki telah mengirim tim teknis sementara untuk membantu operasi dan keamanan bandara, setelah Taliban mengambil alih pada Agustus tahun lalu, ketika pasukan asing menarik diri dari negara itu.
Pembicaraan bandara telah menunjukkan bagaimana negara-negara berusaha untuk menegaskan pengaruh mereka di Afghanistan, bahkan ketika kelompok garis keras sebagian besar tetap menjadi paria internasional dan pemerintahnya tidak diakui secara resmi oleh negara mana pun. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Para Menlu Arab dan Turkiye Akan Bertemu di Yordania Bahas Situasi Terkini Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)