Oleh Ridwan Ansyori, Asatidz Ponpes Tahfidz Al-Quran Al-Fatah, Tayan
Menjalani kehidupan yang penuh permasalahan, segudang rintangan, hambatan yang menghadang sudah menjadi sunnatullah bagi manusia. Allah Ta’ala senantiasa menguji hambaNya dengan kesengsaraan dan kesenangan untuk mencari hamba yang paling baik amalannya.
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا (الملك: ٢)
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya”
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Jika sudah demikian, bagaimana kita menghadapi ujian yang Allah berikan? Tentu sudah sepatutnya kita menjadi hamba yang selalu bersabar dan bersyukur terhadap semua yang Allah berikan kepada kita. Inilah bentuk amalan ruhiyah di saat menghadapi ujian.
Amalan jasadiyahnya, ketika seseorang ditimpakan sebuah ujian, masalah, cobaan dan musibah, tentu orang tersebut akan mencari taman yang indah untuk menenangkan hati dan pikirannya.
Taman indah nan hijau, dipenuhi bunga yang indah dan harum, terdapat sungai jernih yang mengalir serta kicauan burung yang menyejukkan suasana, tentu tempat seperti ini akan merefresh ruh, jasad, dan akal seseorang.
Namun bagaimanakah taman orang-orang yang beriman??
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Apabila kamu melewati taman-taman surga, berlabuhlah di sana.” Ada Sahabat yang bertanya, “Apakah taman-taman Surga itu? ” Beliau menjawab, “Majelis-Majelis Ilmu.” (HR. Thabarani)
Alangkah beruntungnya orang-orang beriman yang selalu terikat hatinya dengan majelis-majelis ilmu. Sesibuk apapun pekerjaannya, seberat apapun cobaan hidupnya, mereka tetap merasakan taman surga, yang di dalamnya mendapatkan ketenangan dan limpahan rahmat Allah Ta’ala.
Hal ini digambarkan dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Tidaklah sebuah kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah, yang di dalamnya dibacakan kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, kecuali akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan dikelilingi malaikat, serta Allah menyebut-nyebut mereka kepada makhluk di sisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya.” (HR. Muslim)
Agar lebih menikmati saat berada di taman-taman surga, maka perlu persiapan yang maksimal
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Pertama, Persamaan, yakni menyadari kita semua sama, berangkat dari nol, dari zero, tidak tau apa-apa, tidak punya apa-apa. Sebagai hamba Allah, kita hanya meraih kemuliaan di hadapan Allah sehingga memaksimalkan setiap kehadiran untuk kemanfaatan, untuk menjadi Hero (Happy Ending full Barokah). Sering juga disebut afiliasi, meningkatkan diri dan menyepakati untuk berjalan bersama orang beriman.
Kedua, Partisipatif, yakni sebagaimana dalam keluarga kita ikut berpartisipasi dalam setiap agenda untuk merasakan kebersamaan dan menikmati kelezatan. Partisipasi inilah yang menggerakkan untuk selalu pro-aktif, memulai bukan menunggu, memberi bukan meminta, agar majelis seindah jannah.
Ketiga, Spontanitas, yakni kepekaan menangkap momentum sekecil apapun sebagai jalan untuk meledakkan potensi menjadi anak anak berprestasi. Spontanitas ini dihasilkan dari latihan yang panjang, sehingga selalu siap dan move on untuk bergerak dan meraih kebaikan.
Semoga kita selalu dekat dan berada di dalam taman-taman Surga, baik melalu majelis-majelis Ilmu, atau dengan membaca buku. Sebab, buku adalah taman orang mulia, perkebunan orang cerdas, dan tempat rekreasi orang terhormat. Buku adalah taman Surga bagi para pecinta ilmu, senjata untuk melawan musuh.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
“Hendaklah engkau membaca setiap cabang ilmu, karena seseorang akan menjadi musuh terhadap apa yang tidak diketahuinya dan aku tidak mau menjadi musuh terhadap salah satu cabang ilmu,” (Yahya bin Khalid). (A/Rid/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati