Oleh: Dudin Shobaruddin MA., Ketua Shuffah Al-Quran Abdullah bin Mas’ud Online (SQABM), Biro Kantor Berita Islam Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Kuala Lumpur.
Tidak terasa bulan yang ditunggu kedatangannya, bulan yang dirindui keberadaannya sudah berakhir. Satu bulan rasanya satu hari, sebab sepertinya baru kemarin kita menginjakkan kaki di bulan suci Ramadan, begitu cepat ia berlalu. Sekiranya diperkenankan seolah-olah umat Islam ingin hidup selamanya dalam bulan Ramadan. Betapa tidak, segala ada dalam bulan Ramadan, keberkahan, persaudaraan, persatuan, kebersamaan dengan berbagai aktifitasnya begitu terasa sekali. Ada yang buka bersama di masjid-masjid, di rumah-rumah, di balai kota, restoran, kedai dan rumah makan. Semuanya memiliki matlamat yang satu, memakmurkan bulan Ramadan dengan tujuan demi ingin meraih titel muttaqin.
Tasyakkur adalah sebuah appreciation of life yang berperan aktif untuk membawa segala karunia ini kepada yang lebih berkah. Betapa tidak, Allah berfirman;
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ…
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Artinya: “…Sekiranya kamu bersyukur (terhadap nikmat) pasti Aku akan menambah nimat pada mua, dan jika kamu kufur, sesungguhnya adzabKu amatlah pedih”. (Ibrahim:7)
Keberkahan ini terus kita rayakan dengan berperan aktif untuk menggunakan segala karunia atau nikmat itu di jalan yang diridoi Allah. Tidak saja pada perkataan tapi yang paling penting bagaimana karunia itu bisa diterapkan pada kehidupan sehari-hari dengan melaksanakan segala syariat yang diperintah secara fardu atau sunnah.
Dalam bulan Ramadan, puasa menjadi tonggak utama seluruh fardu yang bisa diperaktekkan oleh setiap umat di samping berbagai aktifitas yang lain seperti solat Tarawih, buka bersama, bersadaqoh, berinfak, berzakat dan lain sebagainya.
Hari ini kita sudah berada di bulan Syawal. Artinya Ramadan telah meninggalkan kita apakah untuk selamanya atau mungkinkan kita dipertemukan kembali tamu yang agung ini di tahun depan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Bersyukur kita bisa sampai ke garis finish bulan Ramadan dan dapat melaksanakan segala aktifitas dengan kerelaan hati, tanpa paksaan, tanpa ada intimidasi, tapi semua dapat dilaksanakan karena Allah dengan sejuta harapan semoga segala aktifitas itu diterima di sisi Allah Ta’ala. Rasulullah bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: “Barang siapa yang berpuasa dengan Iman dan karena Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni”. (Bukhari Muslim).
Terlebih lagi sekiranya selama sebulan penuh itu tanpa ada halangan pelbagai penyakit, justru sehat wal afiyat jasmani rohani. Dan bagi yang ditimpa penyakit baik itu yang berat ataupun yang ringan, semoga menjadi kifarat terhadap segala dosa dan nodanya, semoga diberi kesabaran sebanyak-banyaknya.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Tasyakur kita sebab segala liku-liku hidup dan kehidupan dapat kita atasi. Ternyata hidup ini penuh dengan dugaan, halangan dan tantangan. Umpama masuk bangku perkuliahan semakin tinggi tingkatan kita semakin beratlah ujian yang kita hadapi. Apakah dugaan dan ujian di bulan suci Ramadan ini dapat mengantarkan kita ke gerbang ketakwaan ataupun tidak, hanya diri sendirilah yang mengetahui.
Yang jelas tujuan disyariatkan ibadah puasa adalah agar kita menjadi manusia yang bertakwa. Yaitu manusia yang merasa takut akan segala ancaman siksa Allah dan melaksanakan segala yang diperintahkan Allah. Ia akan berhati-hati terhadap segala gerak- geriknya, merasa ada yang mengawasi, ada yang mencatat segala amal perbuatannya seperti halnya ketika berpuasa; ia tidak berani menyentuh makanan yang terhidang sebelum datang waktunya walaupun disekitarnya tiada orang. Ketika itu hanya Allah yang merasa mengawasinya.
Semoga dengan rasa tasyakur kita terhadap segala yang dilalui selama bulan suci Ramadan, Allah lebih banyak memberi karunia keberkahan rizqi seperti halnya bulan Ramadan ini. Kesehatan, harta kekayaan, anak yang soleh, masyarakat yang damai, aman dan makmur. Semoga kita kembali kepada kefitrahan, suci dari dosa dan noda. Aamieenn..(K01-B05/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat