Teatrikal Santri Al-Fatah Lampung Gambarkan Perjuangan Wanita Palestina di Penjara Israel

Pantai Kedu Warna, Kalianda, MINA – Aksi Pengibaran Bendera Palestina merupakan rangkaian akhir daripada Aksi Bela Tahanan Perempuan Palestina yang diselenggarakan oleh lembaga kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG) di Lampung, Sabtu (29/1).

Aksi ini diselenggarakan dengan berbagai kegiatan mulai dari Sosialisasi Al-Quds, Jum’at Berkah sembari membagikan update informasi Palestina, kampanye melalui twibbon yang disebar di medsos, dan rangkaian akhir adalah Aksi Pengibaran Bendera di pantai. Demikian MINA Biro Sumatra melaporkan.

Pada rangkaian akhir, Sabtu, AWG Biro Lampung mengadakan Aksi Pengibaran Bendera Indonesia dan Bendera Palestina di pantai Kedu Warna, Kalianda, Lampung Selatan.

Diawali dengan apel, pembacaan puisi, do’a dan penampilan yang disajikan oleh Santriwati Madrasah Aliyah (MA) Ponpes Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Al-Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan.

Anggota teatrikal terdiri dari 22 santriwati,  memeragakan berbagai gambaran kondisi para tahanan Palestina di penjara Israel khususnya tahanan perempuan.

Salah satu penata skenario, Zaky Tiffany Lazuardian Arief menjelaskan, penampilan teatrikal bertujuan untuk memberikan sedikit gambaran yang terjadi di bumi Palestina, dimana masyarakat di sana  mendapat perlakukan tidak berkemanusiaan oleh tentara Israel khususnya yang berada dalam sel tahanan.

“Adegan yang kami tampilkan adalah bagaimana perlakuan tentara zionis Yahudi Israel ketika di tahanan, penyiksaan kepada ibu hamil penyiksaan wanita lainnya yang sangat buruk dilakukan oleh tentara zionis Israel,” ujarnya.

Mewakili tim teatrikal, Zaky mengutuk apa yang terjadi di bumi Palestina, khususnya perlakuan tentara Israel kepada wanita-wanita Palestina. “Maka bangkitlah wahai kaum muslim, Bangkitlah!,” tegasnya.

Salah satu peserta teatrikal, Bilqis Nabila Umami yang memerankan salah satu mengatakan, warga Palestina mungkin merasa sendirian, mereka butuh bantuan untuk membebaskan diri dan mengakhiri penjajahan.

“Untuk pemuda yang sibuk akan dunianya, karirnya dan lain-lain, bahwa ada saudara kita yang butuh bantuan, mereka merasa sendirian mereka butuh bantuan untuk membebaskan mereka dari puluhan tahun terjajah dan kita tidak bisa hanya diam,” tegasnya.

Aksi teatrikal ini menurutnya sebagai pesan tegas dan kecaman terhadap zionis Israel untuk membebaskan warga Palestina terutama kaum perempuan. Selain itu, aksi teatrikal ini memberikan pesan juga kepada tahanan Palestina agar tegar, kuat dan terus melakukan perlawanan.

Selain itu, aksi teatrikal ini juga sebagai pesan dari generasi-generasi muda terkhusus pelajar Indonesia untuk membangkitkan semangat para wanita seluruh dunia dan menolak tindakan kejahatan yang dilakukan Israel terhadap tahanan Palestina di penjara pendudukan Israel.

Tokoh-tokoh yang diambil dalam teatrikal tersebut yaitu Aminah Al-Agha, Samr Sabih, Maha Awad, Iman Ahras, Samir Kan’an. diantaranya ada yang melahirkan dengan tangan dan kaki diborgol, ada yang dipenjara oleh Israel selama 4 tahun, ada juga yang ditahan dalam sel yang sempit, kotor, dingin dan tidak ada ventilasi oleh zionis Israel. (A/Bad/R12/P1).

Mi’raj News Agency (MINA).