Terima Kunjungan Aqsa Working Group, GKSB DPR RI-Palestina Apresiasi dan Dukung Bulan Solidaritas Palestina

Ketua GKSB DPR RI-Palestina Syahrul Aidi Maazat dalam foto bersama usai menerima kunjungan dari Aqsa Working Group di Senayan, Jakarta.(Doc. Parlementaria)

Jakarta, MINA – Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) - Syahrul Aidi Maazat menerima kunjungan dari () di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Selasa (10/10).

Agenda dihadiri Ketua Presidium AWG Nur Ikhwan Abadi, Sekjen AWG Yusuf Maulana, Humas AWG Angga Aminuddin, serta panitia (BSP) Rana Setiawan dan Khairunnisa, ini digelar dalam rangka membuka ruang sekaligus mendukung dan menguatkan solidaritas atas peristiwa yang menimpa Palestina.

Dalam pertemuan tersebut, Syahrul mengapresiasi kegiatan penggalangan solidaritas terhadap Palestina yang dilakukan oleh NGO di Indonesia, termasuk Aqsa Working Group (AWG).

“Mereka meminta kita memberikan dukungan akan program Bulan Solidaritas Palestina dan kebetulan kita di GKSB grup kerjasama bilateral Indonesia-Palestina juga pernah membuat gagasan untuk mengundang seluruh NGO Palestina yang ada di Indonesia ini untuk membuat semacam pameran kepedulian Indonesia terhadap Palestina,” ujarnya.

Ketua Presidum AWG Nur Ikhwan Abadi menyampaikan, pada November mendatang, AWG akan kembali melaksanakan peringatan Bulan Solidaritas Palestina (BSP) selama sebulan penuh, tepatnya mulai 1 November-30 November 2023.

Sebagai upaya menyukseskan kegiatan BSP 2023, AWG melakukan audiensi dengan Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon dan Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI-Palestina Syahrul Aidi Maazat.

Baca Juga:  Freedom Flotilla Siapkan Armada Tambahan untuk Kembali Berlayar Tembus Blokade Gaza

“Kegiatan BSP 2023 akan dilaksanakan secara serempak di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan kegiatan ini pun akan digelar di , Palestina. Kami bertemu pak Fadli Zon dan mendukung pelaksanaan pembukaan BSP di DPR, juga bertemu Ketua GKSB DPR RI-Palestina pak Syahrul Aidi Maazat juga mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini,” jelas Nur Ikhwan.

BSP tahun ini adalah kali ketiga setelah diselenggarakan berturut-turut sejak 2021. Namun pada 2021, kegiatan ini pertama kali digelar dengan nama Pekan Solidaritas Palestina.

BSP 2023 akan disemarakkan dengan ragam kegiatan, mulai dari perlombaan, bakti sosial, pengibaran bendera di puncak gunung, Gowes Cinta Al-Aqsa, serta seminar-seminar. Tentunya kegiatan ini dilakukan dengan menggandeng seluruh elemen masyarakat, mulai dari lembaga kemanusiaan seperti MER-C, organisasi masyarakat seperti MUI dan Muhammadiyah, media seperti Kantor Berita MINA dan Republika, tokoh-tokoh agama, kalangan pemerintah hingga kedutaan.

“Untuk memperluas networking dengan berbagai organisasi kemanusiaan, baik di Indonesia maupun mancanegara, tahun 2023 ini Bulan Solidaritas Palestina diagendakan meluas ke luar negeri, terutama Asia Tenggara,” kata Nur Ikhwan.

Ada banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kepalestinaan, seperti di Malaysia, Yordania, Turki, Qatar, Kuwait, hingga di Inggris dan AS. Termasuk banyak tokoh dan aktivis non-Muslim sekalipun, yang memiliki kepedulian terhadap nilai-nilai universal kemanusiaan.

Baca Juga:  Protes serangan ke Gaza, Turkiye Hentikan Ekspor Impor Dengan Israel

Sehingga dengan demikian terjalin komunitas pembebasan Al-Aqsa secara internasional, yang dapat mendesak pemerintahan negara di dunia, sekaligus mendesak pejajahan Zionis segera hengkang dari bumi Palestina.

BSP 2022 mendapatkan respon baik dari masyarakat Palestina. Bahkan Kementerian Pendidikan di Gaza mengeluarkan surat perintah kepada sekolah-sekolah untuk mengibarkan bendera merah putih. Dari video yang diterima AWG, tampak para siswa di Gaza membawa poster bertuliskan “Terima Kasih Indonesia,” mengibarkan bendera Indonesia dan memutar lagu kebangsaan Indonesia Raya di sekolah.

Jika BSP tahun lalu membawa tema penolakan kehadiran Timnas Israel U-19 di Indonesia, pada BSP 2023, AWG akan fokus menggaungkan penolakan RUU Israel yang akan membagi Masjid Al-Aqsa antara Muslim dan Yahudi. RUU ini diusulkan oleh anggota partai Likud Amit Halevi, ke Parlemen Israel, Knesset. Padahal secara aturan yang berlaku, umat Islam adalah satu-satunya yang berhak atas Masjid Al-Aqsa.

Perkuat Solidaritas untuk Palestina

Sementara itu, Otoritas Pendudukan Israel secara resmi menyatakan deklarasi perang terhadap kelompok pejuan Palestina usai digempur lewat serangan darat, udara, dan laut pada Sabtu (7/10) lalu. Terhitung pada Ahad (8/10), setidaknya ada lebih dari 3.000 masyarakat sipil mengalami luka-luka bahkan tewas akibat konflik tersebut.

Baca Juga:  Israel Buka Kembali Penyeberangan Erez ke Gaza

Menerima laporan tersebut, Syahrul menilai keberadaan NGO dapat memperkuat pemerintah sekaligus menyalurkan dukungan masyarakat. Upaya ini, sebutnya, akan mengaungkan semangat perdamaian dan kemerdekaan Palestina agar tetap tersuarakan dalam berbagai forum tingkat lokal maupun global.

“Kita memberikan ruang kepada NGO-NGO ini untuk memberikan laporan-laporan (terkini) kepada masyarakat, khalayak dan wakil rakyat tentunya mengenai apa yang mereka telah lakukan untuk rakyat Palestina. Di sisi lain, tentu kita sebagai anggota parlemen berjuang di lembaga-lembaga internasional atau bilateral untuk selalu menyuarakan perdamaian dan kemerdekaan terhadap rakyat Palestina,” ungkap Politisi Fraksi PKS itu.

Sesuai dengan yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, dirinya mendukung secara tegas bahwa setiap bangsa berhak atas kemerdekaan dan bebas dari penjajahan. Sebab itu, menurutnya, usaha yang dilakukan Palestina demi memperjuangkan hak kemerdekaan adalah keputusan yang rasional.

“Banyak resolusi dan negosiasi yang tidak membuahkan hasil. Jadi kalau sekarang ada perjuangan, kita harus dukung itu, karena itu adalah bagian dari hak mereka mempertahankan hak mereka,” imbuhnya.(L/R1/B04)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.