Jenin, MINA – Pasukan pendudukan Israel menahan tiga warga Palestina dari Tepi Barat utara. Menurut sumber keamanan, pasukan pendudukan Israel menangkap kembali seorang mantan tahanan dan menggeledah rumah keluarganya di kota Qabatiya, Jenin selatan, dikutip dari WAFA Jumat, (26/5).
Tentara yang membawa senjata juga masuk ke dalam rumah di desa Faqqu’a, melakukan pencarian menyeluruh dan akhirnya menahan yang lain. Sementara itu, sumber membenarkan penggerebekan serupa di kamp pengungsi Balata, sebelah timur Nablus, yang mengakibatkan penahanan satu orang lagi.
Pasukan Israel sering menggerebek rumah-rumah warga Palestina hampir setiap hari di Tepi Barat dengan dalih mencari warga Palestina yang dianggap sebagai buron, sehingga memicu bentrokan dengan warga.
Penggerebekan ini, terjadi juga di daerah bawah kendali penuh Otoritas Palestina, dilakukan tanpa perlu surat perintah penggeledahan, kapan pun dan di mana pun militer memilih sesuai dengan kekuatan sewenang-wenangnya.
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza
Di bawah hukum militer Israel, komandan tentara memiliki otoritas eksekutif, legislatif, dan yudikatif penuh atas 3 juta warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat. Orang Palestina tidak memiliki suara dalam bagaimana otoritas ini dijalankan.
Menurut angka terbaru dari Addameer, Dukungan Tahanan Palestina dan Asosiasi Hak Asasi Manusia, saat ini ada 4.900 tahanan politik Palestina di penjara dan pusat penahanan Israel, termasuk 155 anak-anak dan 32 tahanan wanita.
Jumlah ini termasuk 1.014 warga Palestina yang ditempatkan di bawah “penahanan administratif”, yang memungkinkan penahanan warga Palestina tanpa dakwaan atau persidangan untuk interval yang dapat diperbarui, dan berkisar antara tiga atau enam bulan berdasarkan bukti yang dirahasiakan.
Penangkapan massal warga Palestina bukanlah hal baru. Menurut laporan tahun 2017 oleh Addameer, selama 50 tahun terakhir lebih dari 800.000 orang Palestina telah dipenjara atau ditahan oleh Israel. Angka ini sekarang diyakini mendekati 1 juta. Ini berarti bahwa sekitar 40% pria dan anak laki-laki Palestina yang hidup di bawah pendudukan militer telah dirampas kebebasannya. Hampir setiap keluarga Palestina menderita pemenjaraan orang yang dicintai. (T/imd/P2)
Baca Juga: Ikut Perang ke Lebanon, Seorang Peneliti Israel Tewas
Mi’raj News Agency (MINA)