Jakarta, MINA – Berdasarkan pemantauan situasi nasional, hasil musyawarah bersama Dewan Imamah dan jajaran Umaro Wilayah Jabodetabek dan Markaz 1 dengan tema “Mengambil Jalan Keselamatan di Tengah Fitnah” pada Kamis (18/4), Imaamul Muslimin memberikan nasehat kepada umat Muslim terkait situasi pascapemilu yang berlangsung pada 17 April lalu.
Imaamul Muslimin, Yakhsyallah Mansur menyampaikan, yang pertama dalam memandang perilaku para kontestan Pemilu 2019 berikut para pendukungnya dalam memperebutkan kekuasaan hendaknya para ikhwan mengkaji kandungan Al-Quran, Surah Ali Imran ayat 26 yang artinya:
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Kemudian, dalam situasi seperti ini para ikhwan hendaknya menghindari bersinggungan dengan isu-isu politik, apalagi terlibat dalam perdebatan tentang politik (di dunia nyata maupun di dunia maya) yang sesungguhnya tidak produktif dan tidak memberi manfaat buat pribadi dan ummat ini.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
“Kita telah memilih jalan “Islam Non Politik” yang bermakna kita meng-amalkan syariat Islam sesuai dengan tuntunan Al Quran dan Sunnah dan tidak meng-gunakan cara-cara politik yang biasanya membawa manusia sibuk dengan intrik perebutan kekuasaan dan melupakan kemuliaan akhlaq manusia serta terjerumus pada kecurangan, perselisihan, pertikaian, permusuhan dan saling menghancurkan,” kata Imam dalam keterangan tertulisnya.
Kemudian yang ketiga, umat Muslim dihimbau untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan menjaga ukhuwah dengan sesama muslim dan memelihara kerukunan dengan unsur anak bangsa lainnya.
Selain itu, juga menjaga netralitas dan tidak berpihak kepada suatu golongan dalam rangka mengamalkan ciri-ciri ummatan wasathan sebagaimana yang tersebut di dalam Surat Al-Baqarah ayat 143, bahkan mampu untuk menjadi penengah apabila terjadi pertentangan di antara umat manusia. Juga hendaknya dilaksanakan firman Allah di dalam Surah Al Hujurat ayat 9 – 13.
Selanjutnya yang keempat, para ikhwan hendaknya waspada terhadap berbagai potensi konflik yang mungkin muncul di antara sesama anak bangsa terutama karena ulah pihak-pihak yang ingin memecah belah bangsa Indonesia.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Para Umaro memimpin makmumnya untuk mempersiapkan diri dengan skenario ribath yang terkendali sebagaimana Firman Allah: “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (Q.S. Ali Imran [3]: 200).
“Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizhalimi (dirugikan).”(Q.S. Al-Anfal [8]: 60)
Kemudian yang kelima, untuk menjaga agar hati tetap bersih dan tidak terpengaruh berbagai pandangan yang menyesatkan, para ikhwan diminta tidak lagi menanggapi isu-isu terkait Pemilu 2019, apalagi ikut meramaikan perdebatan atau menyebarkan postingan apapun di media sosial.
“Kiranya perlu diperhatikan peringatan Allah Subhanahu wa Ta’ala pada Surah An-Nisa [4]: 114-115 yang artinya:
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. Dan barang-siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”
Sedangkan yang keenam, senantiasa memantau perkembangan situasi, tetap tertib dan disiplin sebagaimana yang disebutkan dalam Q.S. An-Nisa [4]: 59 dan 83, yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. “Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. An-Nisa [4]: 59).
“Dan apabila sampai kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka (langsung) menyiarkannya. (Padahal) apabila mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya (secara resmi) dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Sekiranya bukan karena karunia dan rahmat Allah kepadamu, tentulah kamu mengikuti setan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kamu).”(Q.S. An-Nisa [4]: 83)
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah
Kemudian yang terakhir, hendaknya meyakini sepenuhnya, Allah akan senantiasa menolong orang-orang mu’min dan para ulama agar tetap konsisten dan istiqomah dalam kebenaran (Al-Haq), sebagaimana disebutkan dalam firman Allah yang artinya: “Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban Kami menyelamatkan orang yang beriman.” (Q.S. Yunus [10]: 103).
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata). Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu,” (Fushilat [41]: 30). (AK/Sj/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh