Yogyakarta, 18 Syawwal 1438/12 Juli 2017 (MINA) – Universitas Gadjah Mada (UGM) dipilih menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan kegiatan KonsorsiumAC-21 International Graduate School 2017. Diselenggarakan pada 10-15 Juli 2017, kegiatan ini mengambil tema “Community and Indigenous-based Technology for Sustainable Development towards Resilience Society.”
“Kami merasa bangga bisa dipercaya untuk menjadi tuan rumah kegiatan yang penting ini. UGM sebelumnya telah menyelenggarakan berbagai kegiatan internasional, tapi ini menjadi sesuatu yang spesial karena ini adalah kali pertama AC21 diselenggarakan di Indonesia,” ujar Rektor UGM, Panut Mulyono saat membuka International Graduate School 2017, Selasa (11/7) di Gedung Pusat UGM.
Menurut laporan pers UGM yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Panut menuturkan, ketahanan masyarakat Indonesia kini tengah berada dalam bahaya karena masyarakat masih rentan terhadap berbagai macam ancaman, baik yang berupa bencana alam, krisis pangan dan air, perubahan iklim serta isu-isu lainnya. Karena itu, di tengah kondisi ini, ia berharap forum internasional ini dapat menjadi salah satu upaya untuk menangani ancaman-ancaman tersebut secara kolaboratif.
“Persoalan ini perlu ditangani secara kolaboratif. Ketahanan hanya bisa dicapai melalui pendekatan yang lintas batas negara dan lintas disiplin ilmu,” kata Panut.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
The Academic Consortium for the 21st Century (AC21) sendiri merupakan sebuah konsorsium yang didirikan pada 2002 sebagai sebuah jaringan internasional yang terdiri dari organisasi pendidikan, riset, serta industri dari seluruh dunia.
Forum yang terdiri dari 24 institusi anggota ini mempromosikan kerja sama di bidang pendidikan serta riset diantara anggotanya, termasuk melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan.
Dalam kegiatan kali ini, AC21 mengusung lima komponen pembelajaran yang berbeda, yaitu kuliah umum oleh para pakar serta profesional, workshop, kegiatan magang di industri kesehatan herbal, pengabdian kepada masyarakat, serta kegiatan ekskursi.
Direktur AC21 yang juga merupakan Vice President Nagoya University Jepang, Yoshihito Watanabe menyampaikan apresiasi terhadap UGM yang tidak hanya bersedia menjadi tuan rumah kegiatan ini, tapi juga telah mempersiapkan serangkaian acara yang mendukung pembelajaran para peserta.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
“Terima kasih kepada Rektor UGM dan segenap pihak yang sudah bekerja keras untuk mempersiapkan acara ini sedemikian rupa,” ujarnya.
Ia menyampaikan, melalui program ini peserta diharapkan dapat memperoleh pemahaman serta kemampuan untuk memanifestasikan pengetahuan mereka kepada solusi-solusi praktis terhadap tantangan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya itu, peserta juga diharapkan mampu mengimplementasikan teknologi yang berbasis nilai-nilai lokal dalam industri lokal sembari mempelajari kearifan lokal melalui kunjungan budaya yang dilakukan.
“Di sini kalian akan bertemu dengan teman-teman dari berbagai negara dan dengan budaya yang berbeda-beda. Saya harap kalian bisa belajar satu sama lain,” imbuhnya. (T/R05/RS3)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis