Ulama Palestina: Kopi Aceh Mantap

Oleh: Arif Ramdan*

Alhamdulillah, Ramadhan kali ini bisa menemani Syeikh Dr Ayoub Musa Yusuf, yang saat ini bermukim di Damaskus, Suriah.

Ia keliling dunia mendakwahkan pentingnya Umat Islam mengenal Palestina dan menjaga Masjidil Aqsha, masjid suci ketiga umat Islam setelah Masjidil Haram, dan Masjid Manawi.

Seharian menemani Syeikh bersilaturrahmi dengan ulama dan tokoh Aceh.

Lepas menjadi Imam shalat Isya dan tarawih di Masjid Baitul Musyahadah, Syeikh berbisik, di Damaskus orang-orang bercerita tentang nikmatnya .

“Saya dibisiki kawan di Damascus dan Palestina. Kalau ke Aceh tak minum kopi maka tidak sah,” begitu kurang lebih artinya saat ini melontarkan keinginannya minum kopi Aceh.

Gayung bersambut, Ustadz Dr Abizal M Yati menjembut Syeikh usai tarawih. Kami melaju dari Hotel Mekkah ke kawasan Ulee Kareng.

Di Simpang BPKP, arah berubah. Saya sarankan ke Cut Nun Pango saja, kami pun berlabuh di sana.

Tiba Di Cut Nun penuh sesak jamaah kupi malam itu. Mengambil meja agak pojok, pesanan kopi pun tiba, “masya Allah mantap nikmat,” kata Syeikh dalam Bahasa Arab sambil isyarat kan jempol tanda like ke atas.

Kopi Aceh “Madhbuth” yang artinya Mantap! Beberapa kali ia ulangi kesan akan nikmatnya alqahwah atau kopi.

Ia bercerita nikmatnya kopi Aceh sudah lama ia dengar. Suka, mendengar pengakuan Syeikh. Tapi, kami merasa berdosa karena Mie Aceh rebus pesanan Syeikh tak sanggup ia habiskan.

“Pedas sekali,” kata Syeikh sambil mengusap keringat yang bercucuran di wajah.

Kopi memang habis ia seruput, tapi Syeikh harus takluk dengan sepiring Mie Aceh. Pedas, tapi nikmat. Itulah kesannya.

Madhbuth” Mantap! Ucapan ini beberapa Kali dilontarkan hingga sesi akhir ngopi Di Cut Nun. (R06/P2)

*Jurnalis Steemit.com

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0