Baghdad, MINA – Beberapa jam setelah keputusan Perdana Menteri Irak Abdel Abdul Mahdi untuk mundur, ulama terkemuka Syiah Muqtada Al-Sadr menyeru para pendukungnya tetap di jalan melakukan protes dengan tujuan memberikan tekanan pada pemerintah.
Al-Sadr yang memimpin blok Sairoon di parlemen telah menyerukan untuk menyetujui seorang kandidat baru sebagai pengganti Abdul Mahdi.
Menurutnya, keputusan Abdul Mahdi adalah hasil pertama dari protes selama dua bulan, demikian MEMO melaporkan yang dikutip MINA, Sabtu (30/11).
“Perdana menteri baru seharusnya tidak menunjuk kabinetnya atas dasar etnis dan sektarian,” tambahnya.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Al-Sadr juga meminta para demonstran untuk terus memprotes dan tidak meninggalkan jalan.
Ia pun menyerukan “negara-negara sahabat Irak” memberi rakyat Irak kesempatan dan menentukan masa depan mereka sendiri.
Negara kaya minyak itu telah diguncang oleh protes massa sejak awal Oktober terhadap kondisi hidup yang buruk dan korupsi. Tuntutan pemrotes kemudian meningkat menjadi seruan untuk membubarkan pemerintahan Abdul Mahdi.
Menurut Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Irak, setidaknya 406 warga Irak telah terbunuh dan 15.000 terluka sejak protes dimulai 1 Oktober. (T/HD/RI-1)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)