Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA
Umat Islam di Indonesia mulai bergerak dengan melakukan aksi demonstrasi solidaritas terhadap nasib Muslim India, langsung di Kantor Kedutaan Besar India untuk Indonesia di Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (6/3).
Tampak massa dari Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Nasional Pembela Fafta (GNPF) Ulama, dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 menggelar aksi tersebut dengan mengusung tuntutan mendesak pemerintah Indonesia untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan India.
“Kepada pemerintah RI putuskan hubungan diplomatik dengan India,” kata Novel Bamukmin, Ketua Media Center PA 212.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Ia juga mendesak pemerintah Indonesia mengambil langkah politik terhadap pelanggaran HAM yang dilakukan oleh kelompok Hindu di India.
Ada juga orasi massa bergantian yang mengecam aksi kekerasan terhadap warga muslim di India.
“India kami minta segera ambil tindakan untuk menghentikan aksi kekerasan dan persekusi terhadap umat Islam,” seru salah seorang orator aksi.
Orator juga mengecam keras aksi anarkistis di India. Namun, dia memastikan umat Islam tidak akan melakukan hal yang sama terhadap warga India di Indonesia.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Aksi Bela Muslim India dari Tim Ukhuwah Jama’ah Muslimin (Hizbullah) melaporkan keikutsertaannya untuk andil dan hadir dalam aksi dan melakukan pengawalan dalam proses penyampaian pendapat.
“Umat Muslim harus bersatu dan senantiasa bertakwa. Lakukan qunut nazilah dalam salat lima waktu,” ujar Ustaz Darusman dalam orasinya di atas mobil di depan ribuan peserta aksi.
Ia juga membawa pesan Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) agar umat Islam melakukan qunut nqazailah selama sebulan pada shalat-shalat fardhu.
Ikut serta dalam aksi, Perwakilan Tim Ukhuwah dari sejumlah daerah, seperti : Jakarta, Bekasi, Bogor, Karawang, dan Banten.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Kaum Muslimin India saat ini sedang mengalami tindakan diskriminasi berupa kekerasan dari pemerintah, aparat dan sekelompok pemuda Hindu setempat.
Aksi bentrok di New Delhi terjadi berkaitan dengan aksi protes damai umat Muslim atas keputusan Perdana Menteri Narendra Modi yang mengeluarkan undang-undang kewarganegaraan dengan tidak mengakui keberadaan Muslim setempat.
Masrakat Muslim India melakulan aksi protes di New Delhi, dan mengalami tindakan kekerasan yang berkelanjutan. Puluhan orang meninggal, ratusan orang luka-luka, rumah dan masjid banyak yang dirusak massa.
Jika tindakan anarkhis yang jelas-jelas melanggar Hak Asasi Manusia dan hukum internasional tersebut dibiarkan, maka umat Islam di seluruh dunia akan terus bergerak membela saudara-saudara sesama Muslim di sana. Bukan hanya memebela sesama Muslim, tapi membela warga siapapun dan di manapun yang mengalami penindasan dan penggaran HAM.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Surat Resmi Protes
Sehari Sebelumnya, Majelis Ukhuwah Pusat (MUP) Jama’ah Muslimin (Hizbullah) juga teah menyampaikan pernyataan sikap terkait peristiwa kekerasan yang dialami muslim India, kepada pihak Kedutaan Besar India di Jakarta pada Kamis (5/3/2020).
Menurut Amir MUP, Bustamin Utje, peristiwa yang terjadi di India itu sangat diskriminatif, kecuali agama lain hanya muslim yang dianggap bukan warga negara.
“Oleh karena itu, kita membuat suatu pernyataan atau statement (pernyataan) yang kita sampaikan ke Kedubes India ini agar mereka memerhatikan surat kita, dan dia bisa mengubah UU yang telah dikeluarkan,” kata Butje, begitu ia disapa.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Pada bagian lain, Ketua lembaga kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) berpusat di Jakarta, Agus Sudarmaji juga mengatakan, umat Islam adalah satu, di mana pun satu kesatuan, karena disatukan oleh akidah yang sama dan apabila umat Islam ada yang tertindas, yang lainnya wajib dan berhak untuk membela serta melindunginya.
“Umat Islam di India sekarang sedang menderita dengan adanya persekusi dari ummat non-muslim. Kita tidak berusaha untuk mencampuri urusan dalam negeri orang. Saya kira ini adalah urusan kemanusiaan dan semua orang harus peduli,” kata Agus.
Aksi massa sebelumnya juga berlangsung di depan kantor Konsulat Jenderal (Konjen) India di Medan, Senin sore (2/3/2020).
Aksi unjuk rasa menuntut kepada pemerintah India untuk segera menghentikan pembantaian kaum Muslimin di India.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Mereka juga meminta kepada pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia untuk bersuara dan mengusulkan kepada pemerintah India agar segera menghentikan tragedi kemanusiaan ini.
Sekali umat Islam dizalimi di negeri manapun, termasuk di India, maka umat Islam di Indonesia dan dunia bergerak membelanya. (A/RS2/P1))
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?