New York, MINA – Seorang wakil Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengatakan, konflik yang sedang berlangsung di Yaman telah membuat anak-anak hidup di dalam “neraka”.
Meritxell Relano mengatakan pada Kamis (13/9) bahwa lebih dari 11 juta anak-anak menghadapi ancaman kekurangan makanan, penyakit, pemindahan dan kurangnya akses ke layanan sosial dasar.
“Konflik telah membuat Yaman menjadi neraka yang hidup bagi anak-anaknya,” kata Relano, demikian Press TV melaporkan.
“Diperkirakan 1,8 juta anak-anak kekurangan gizi di negara ini. Hampir 400.000 dari mereka mengalami kekurangan gizi akut dan mereka berjuang untuk hidup mereka setiap hari,” ujarnya.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Menurut Relano, UNICEF telah memberikan pengobatan terapeutik sejak awal 2018 kepada lebih dari 244.000 anak-anak gizi buruk, termasuk perawatan mikronutrien kepada lebih dari 317.000 anak balita.
“Situasi keluarga tanpa pekerjaan, tanpa penghasilan dan di tengah perang, adalah bencana besar,” katanya.
Koordinator kemanusiaan PBB Lise Grande mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa biaya kemanusiaan dan dampak kemanusiaan dari konflik tidak dapat dibenarkan.
“Pihak-pihak dalam konflik berkewajiban untuk melakukan segala hal yang mungkin untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil serta memastikan orang-orang memiliki akses ke bantuan yang mereka berhak dan butuhkan untuk bertahan hidup,” kata pernyataan itu. (T/RI-1/RS2)
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis