Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komisi HAM Yaman Katakan 447 Warga Sipil Tewas Sejak Awal 2022

Rudi Hendrik - Jumat, 30 Desember 2022 - 18:57 WIB

Jumat, 30 Desember 2022 - 18:57 WIB

4 Views

Warga sipil korban terbesar dalam perang di Yaman. (Foto: Rana Harbi/Twitter)

Sanaa, MINA – Setidaknya 447 warga sipil telah tewas di Yaman sejak awal tahun ini, dengan semua pihak yang terlibat dalam konflik tersebut punya andil, kata sebuah komisi yang memantau pelanggaran hak asasi manusia di negara yang dilanda perang itu, Kamis (29/12).

Komisi Nasional Penyelidikan Dugaan Pelanggaran Hak Asasi Manusia (NCIAVHR) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 447 warga sipil, termasuk 35 wanita dan 82 anak, tewas antara Januari hingga Desember tahun ini.

Dikatakan, 891 orang lainnya terluka, termasuk 84 wanita dan 212 anak-anak, The New Arab melaporkan.

Jumlahnya sulit diverifikasi

Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah

PBB mengatakan, lebih dari 370 ribu orang telah tewas dalam perang saudara Yaman sejak 2014.

PBB menambahkan bahwa negara itu – yang terpecah antara berbagai kelompok yang didukung oleh kekuatan regional – sedang menyaksikan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

NCIAVHR menyatakan bahwa ada 3.411 pelanggaran di seluruh kegubernuran Yaman tahun ini, sebagian besar terjadi di Taiz, Hodeida, Al-Dhale, Marib, dan Lahij.

Pelanggaran itu termasuk pembunuhan, melukai, menyiksa dan pemindahan paksa warga sipil, serta penahanan di luar proses hukum, pengeboman rumah, perekrutan anak-anak, serangan terhadap institusi agama, medis dan budaya, penghancuran dan penjarahan properti, kekerasan seksual dan pembatasan kebebasan perempuan.

Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama

“Semua pihak yang berkonflik bertanggung jawab atas pelanggaran ini, kecuali insiden ranjau, perekrutan anak dan pengeboman rumah, di mana kelompok Houthi [yang didukung Iran] memikul tanggung jawab penuh,” kata komisi itu.

Houthi menyerbu ibu kota Sanaa pada tahun 2014, memaksa pemerintah untuk pindah ke ibu kota sementara, Aden. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan

Rekomendasi untuk Anda

Timur Tengah
Timur Tengah
Timur Tengah
Timur Tengah