Kairo, 6 Rajab 1435/5 Mei 2014 (MINA) – Kampus Islam tertua di Timur Tengah, Universitas Al-Azhar, di Kairo, Mesir, mengeluarkan 76 orang mahasiswa dari beberapa fakultas karena dinilai ‘terlibat dalam kerusuhan-kerusuhan’ menuntut pengembalian Mursi sebagai presiden.
Mahasiswa Al-Azhar telah berada di garis terdepan dalam aksi demontrasi menuntut pengembalian Mursi sebagai presiden setelah penggulingannya oleh regim militer pada 3 Juli 2013, lapor harian Mesir Ahram seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.
Bentrokan sering terjadi dalam beberapa demo antara pasukan keamanan dan para mahasiswa yang kadang mengakibatkan kematian beberapa demonstran. Puluhan mahasiswa Al-Azhar dihukum akibat keterlibatan mereka dalam bentrokan dengan polisi, tambah media itu.
Presiden Universitas Al-Azhar Osama El-Abd mengatakan, penyelidikan membuktikan mahasiswa yang dikeluarkan tersebut terlibat dalam kegiatan demo dan melanggar peraturan universitas, sebanyajk 36 diantaranya adalah mahasiswi dari cabang uversitas di kota Delta Nil, Zagazig.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Presiden interim Mesir Adly Mansour mengeluarkan hukum baru pada Februari yang mengizinkan kepala universitas mengusir mahasiswa yang terlibat aksi protes. Sebanyak 25 mahasiswa Al-Azhar diusir pada Maret lalu karena ikut menentang pemerintah yang dibentuk setelah kurdeta Mursi.
Awal kegiatan belajar mengajar di universitas ditunda selama tiga minggu karena alasan keamanan. Polisi terus melakukan penangkapan terhadap warga yang ikut dalam demo rutin yang dilakukan Aliansi Nasional Anti Kudeta sejak Juli 2013 hingga sekarang. (T/Fauziah/P03/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi