UNJUK RASA TAK TERKENDALI, POSISI SHARIF TERANCAM

Aksi unjuk rasa di Islamabad Pakistan menuntut mundur Perdana Menteri Nawaz Sharif (Foto: Anadolu)
Aksi unjuk rasa di Islamabad menuntut mundur . (Foto: Anadolu)

Islamabad, 6 Dzulqa’dah 1435/1 September 2014 (MINA) – Aksi unjuk rasa menuntut mundur Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif makin tak terkendali. Militer juga mulai turun tangan menyerukan resolusi damai atas di negara berpenduduk mayoritas Muslim tersebut.

Pada Senin (1/9), lebih dari 3.000 pengunjuk rasa dengan membawa batu dan pentungan merangsek ke kediaman Sharif, Press TV yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.

Polisi anti huru hara yang berusaha mengamankan juga menjadi sasaran kemarahan para demonstran, kendaraan dan fasilitas pengamanan dilempari batu dan kayu pentungan. Polisi pun menyambutnya dengan semprotan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa.

Sumber rumah sakit mengkonfirmasi bahwa 20 orang terluka dibawa ke rumah sakit pada Senin pagi itu, termasuk lima polisi, Anadolu melaporkan. Pengunjuk rasa anti pemerintah juga dilaporkan sempat menduduki Stasiun Televisi Pakistan (PTV) dan menyandera pegawainya.

Sebelumnya, pada Sabtu (30/8) malam waktu setempat, ribuan pengunjuk rasa juga mencoba untuk merangsek ke kediaman Sharif di ibukota, Islamabad, bentrok dengan polisi anti huru hara yang menghadangnya pun tak terhindarkan. Tiga orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya terluka dalam insiden pada malam itu.

Aksi demo menuntut mundur Sharif dari kursi Perdana Munteri, terjadi sejak 14 Agustus lalu. Politisi Imran Khan, dan ulama Muhammad Tahir ul Qadri, memimpin aksi tersebut dengan alasan Perdana Menteri Nawaz Sharif korupsi dan mencurangi pemilihan umum tahun lalu.

Sharif, sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri dua kali pada 1990-an, kemudian kembali menduduki jabatan itu setelah memenangi pemilu demokratis pertama Pakistan tahun lalu.

Tapi Sharif semakin terpojok dalam konflik politik tersebut, pengamat menyebutkan jika ia tetap bertahan krisis politik akan terus terjadi.

Sementara politisi Imran Khan, telah menolak untuk mengadakan perundingan dan mengatakan, ia tidak akan menghentikan aksi protes sampai Sharif mengundurkan diri, dan meminta rakyatnya untuk menghindari segala bentuk kekerasan.

“Saya menyerukan kepada para pendukung saya untuk tetap damai,” kata Khan seperti dilaporkan Khaleejtimes yang dikutip MINA.

Dia juga selalu menyerukan kepada para pengunjuk rasa untuk tidak melakukan perbuatan anarkis. “Jangan melakukan tindakan kekerasan apa pun. Tuhan telah memberikan kita kemenangan,” katan Khan. (T/K09/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0