Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ustaz Ahso: Berjihad dengan Harta dan Jiwa

siti aisyah - Ahad, 29 Mei 2022 - 18:56 WIB

Ahad, 29 Mei 2022 - 18:56 WIB

68 Views ㅤ

Cileungsi, Kab. Bogor, MINA – Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah Ustaz Ahmad Soleh mengatakan, di dalam Qur’an nyaris seluruh perintah jihad itu yang didahulukan Amwal, yaitu harta kekayaan, meskipun yang paling mahal itu jiwa.

Hal itu disampaikannya dalam Ta’lim gabungan Wilayah Jabodetabek, Banten, NTB, dan Markas 1 yang digelar di Masjid At-Taqwa Cileungsi, Kab. Bogor pada Ahad (29/5).

Ustaz Ahso begitu sapaannya mengatakan, jihad itu harus kontinyu, terus dilakukan dengan harta dan jiwa.

Ia menyampaikan satu riwayat hadits tentang jihad dengan harta, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, Allah Ta’ala berfirman (dalam hadits Qudsi) “Berinfaklah wahai anak Adam, niscaya engkau akan dinafkahi.”

Baca Juga: Jelang Libur Nataru, Terminal Bekasi Berlakukan Ram Check Bus

Ia mengatakan, penelitian di dalam Qur’an, nyaris seluruh perintah jihad itu yang didahulukan Amwal, yang didahulukan adalah harta kekayaan, meskipun yang paling mahal jiwa. “Makanya Allah membeli kita itu jiwanya dulu baru hartanya,” katanya.

“Tapi Allah memberikan kewenangan kepada kita dalam berjihad, hartanya dahulukan, jiwanya belakangan. Kapan jiwa itu akan diserahkan untuk Allah? Ketika kita diserang oleh musuh, maka di situ bukan lagi harta yang diperlukan tapi yang diperlukan anfus (Jiwa),” ujarnya.

Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan kata-kata dari Umar bin Khattab, “Wahai jama’ah, berjihadlah, karena segala sesuatu (buah) tidaklah menjadi manis dan segar sebelum terasa pahit dan susah, lalu menjadi tumbuhan pendek yang tidak dapat memanjang.”

Maksud dari kata-kata itu, lanjutnya, adalah tumbuhan pendek yang tidak dapat memanjang, yaitu adalah buah yang sudah matang, yang tidak bisa berkembang lagi. Tapi sebelum matang manis dan harum, jangan dikira langsung tiba-tiba jadi, harus melalui proses dulu, proses yang pahit.

Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan

“Nah itu para sahabat membaca kehidupan seperti itu, begitu juga dengan perjuangan kepemimpinan. Tidak tiba-tiba kemudian menjadi rujukan, sebelum kita melewati fase pahit. Apa itu fase pahit, yakni jihad, dakwah, tarbiyah, dan infaq fii Sabilillah,” ujarnya.

“Jadi subhanallah, jangan bermimpi kita disegani seluruh dunia, kalau kita tidak berjuang. Perjuangan itu diurai lagi, perjuangan dalam dakwah, dalam pendidikan, usaha anti riba dan lain sebagainya,” tambahnya. (L/R6/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Breaking News