Venezuela Sambut Turki Sebagai Mediator

Ankara, MINA – menyambut peran dalam memediasi krisis politik yang sedang berlangsung di negara Amerika Selatan itu, kata Duta Besar Venezuela untuk Ankara Jose Gregorio Bracho Reyes.

“Kami senang jika Turki bertindak sebagai perantara karena Turki adalah negara yang sangat tulus. Namun, saya tidak yakin apakah pihak lainnya akan menerima ini. Saya tidak tahu apakah oposisi akan duduk di meja dialog,” kata Reyes kepada wartawan. Yeni Safak melaporkan pada Kamis, 7 Maret.

Ia menambahkan bahwa satu-satunya presiden terpilih Venezuela adalah Nicolas Maduro.

Venezuela telah diguncang protes sejak 10 Januari, ketika Presiden Nicolas Maduro dilantik untuk masa jabatan kedua setelah pemungutan suara yang diboikot oleh oposisi.

Ketegangan meningkat ketika Juan Guaido, yang mengepalai Majelis Nasional Venezuela, menyatakan dirinya sebagai presiden pada 23 Januari, suatu langkah yang didukung oleh AS dan banyak negara Eropa dan Amerika Latin.

Reyes mengatakan, Turki telah menjadi “pendukung utama” bagi Venezuela pada masa krisis mereka.

Turki bersama dengan Rusia, Iran dan Cina telah menempatkan posisinya di belakang Maduro.

“Kami hanya menginginkan kedamaian,” kata Reyes.

Mengkritik AS karena mencampuri urusan dalam negeri Venezuela, Duta Besar mengatakan, “AS dan sekutunya berusaha untuk memecah belah tentara Venezuela dan menciptakan ketidakstabilan.”

“Maduro menghadapi perang ekonomi yang keras setelah pemilihannya. Dia diminta untuk meninggalkan kantor, memutuskan ikatan kelembagaan dan meninggalkan negara itu. Mereka (AS) menggunakan metode ilegal dengan mendukung pemerintah paralel,” lanjutnya.

Maduro menegaskan bahwa dia adalah korban dari kudeta yang diatur oleh AS di tengah-tengah krisis ekonomi dan kemanusiaan yang meningkat di negara itu.

Presiden AS Donald Trump telah menunjuk intervensi militer sebagai salah satu dari sejumlah opsi yang dapat dia pilih untuk membantu menyelesaikan krisis.

Menyoal sanksi AS yang diterapkan pada negara itu, Reyes mengatakan, “Mereka lebih baik menghentikan sanksi sehingga kita dapat berdagang dan membantu rakyat kita.”

Dia juga mengatakan bahwa niat Venezuela adalah untuk memberi manfaat kepada rakyatnya dengan mengerahkan kemandirian ekonomi dan mengoperasikan pendapatan minyak.

Duta Besar menambahkan harga minyak “sengaja” dikurangi untuk secara ekonomi meruntuhkan Venezuela.

Reyes menyatakan bahwa Venezuela kehilangan hampir $ 350 miliar sejak sanksi diberlakukan.

Venezuela mengalami kekurangan pangan dan obat-obatan yang meluas dan memiliki tingkat inflasi tertinggi di dunia, menurut Dana Moneter Internasional. (T/RS2/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.