Padang, 23 Jumadil Awwal 1438/19 Februari 2017 (MINA) – Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo menilai bahwa rasa sensitifitas umat Islam harus terus dibangun. Terlebih sejak beberapa waktu belakangan ini, di saat Islam telah dilecehkan pihak tertentu.
“Di saat ada yang mencoba mengkafirkan dan merusak umat Islam, banyak umat Islam yang kurang sensitif, lambat merespon dan bersikap,” kata Mahyeldi saat menjadi khatib shalat Jumat di Masjid Raya Durian Tarung, Kuranji, Jumat (17/2).
Hal ini menjadi pertanyaan tersendiri bagi Mahyeldi. Di saat Alquran sudah dinistakan, dan ketika umat Islam bersikap, ada pihak-pihak yang menganggap hal itu sebagai anti kebhinekaan, demikian siaran pers Humas Kota Padang yang di terima MINA, Ahad (19/2).
Mahyeldi menilai saat ini ada yang upaya-upaya mengkriminalisasi ulama. Padahal Alquran dan ulama merupakan bagian dari substansi Islam sebagai ‘penunjuk jalan’ bagi umat Islam.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
“Ulama adalah pewaris nabi, tempat bertanya bagi kita sehingga ulama dimuliakan. Kini justru ada yang memposisikan lain, ini pelecehan terhadap ulama,” ungkapnya.
Mahyeldi mengatakan, hilangnya rasa sensitifitas umat Islam karena berbagai hal. Diantaranya karena rasa cinta kepada dunia yang cukup dalam sehingga mengakibatkan hilangnya idealisme.
“Sensitifitas umat Islam hilang karena cinta dunia, merasa takut kehilangan jabatan, hilang rejeki dan lain-lain,” tukas Mahyeldi.
Selain itu, penyebab lain hilangnya sensitifitas adalah umat sudah jauh dari Islam itu sendiri.
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
“Ini karena rasa memiliki bangsa kita kurang sekali. Kita kurang mengenal sejarah bangsa,” tutur Mahyeldi.
Di ujung pidatonya, Mahyeldi berpesan kepada seluruh umat Islam untuk kembali bersatu, merapatkan barisan dan menjaga kesolidan.
“Dan yang paling utama mendekatkan diri kepada Allah,” pungkasnya. (L/R07/P02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak