Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wamenag: Santri Abad 21 Harus Belajar Literasi Digital

kurnia - Jumat, 22 Oktober 2021 - 14:59 WIB

Jumat, 22 Oktober 2021 - 14:59 WIB

1 Views ㅤ

Santri Tahfidz Madrasah Al Fatah Cileungsi Bogor - minanews.net -

Jakarta, MINA –   Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid mengatakan, Indonesia memiliki Hari Santri yang diperingati setiap 22 Oktober. Tanggal ini merujuk pada terbitnya Resolusi Jihad, 22 Oktober 1945.

“Ini menyulut semangat juang para santri dan masyarakat untuk mempertahankan NKRI dari ancaman pendudukan kembali tentara sekutu Belanda dan Inggris,” ujarnya pada webinar Peringatan Hari Santri di Jakarta, Jumat (22/10).

Ia menilai jihad para santri masa kini semakin berat. Selain kemampuan ilmu keislaman (tafaqquh fi al-din), santri juga diharapkan memiliki keluasan cakrawala dalam beragam perspektif keilmuan umum. Kalau dulu berhadapan dengan penjajahan Belanda, tantangan santri saat ini jauh lebih kompleks.

“Mereka akan bergelut dengan isu-isu sosial kemasyarakatan, lingkungan, politik, ekonomi, dan kebangsaan yang lebih rumit dibanding dengan masa lalu, termasuk tantangan revolusi industri 4.0,” imbuhnya.

Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan

Menurutnya, santri abad ke-21 harus memiliki keterampilan literasi digital (digital literacy), di samping literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, serta literasi budaya dan kewargaan,” kata Zainut.

Hadir juga sebagai narasumber, Katib Aam PBNU KH Yahya C Staquf, Anggota Komisi VIII DPR KH Maman Imanul Haq, dan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Waryono Abdul Ghofur

Menurut dia, dunia saat ini tengah memasuki periode perubahan transformatif (transformative change) dan pergeseran besar (megashift) dalam pelbagai aspek kehidupan. Segala sesuatu telah mengalami proses mediatisasi, digitalisasi, virtualisasi, otomatisasi, robotisasi, mobilisasi, dan deteritorialisasi. Pelbagai bentuk teknologi digital telah berkembang, antara lain: kecerdasan buatan (artificial intelligence), data besar (big data), buku besar digital (blockchain), komputasi awan (cloud computing), Internet untuk Segala (Internet of Things atau IoT), pembelajaran mesin (machine learning), aplikasi seluler (mobile applications), nanoteknologi (nanotechnology), dan sebagainya.

“Revolusi digital diperkirakan akan menghilangkan 800 juta lapangan kerja di seluruh dunia, yang diestimasi terjadi sampai tahun 2030 karena digantikan oleh mesin. Hal ini bisa menjadi ancaman dunia termasuk bagi Indonesia sebagai negara yang memiliki angkatan kerja dan angka pengangguran yang cukup tinggi,” pesan Zainut.

Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan

“Kondisi saat ini memaksa semua pihak untuk melakukan akselerasi pemahaman dan penguasaan terhadap teknologi, tidak terkecuali para santri,” sambungnya.

Mengutip pesan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Wamenag mengatakan bahwa santri milenial tidak cukup hanya pintar mengaji. Lebih dari itu, santri harus mempunyai daya hidup dan kreativitas agar siap memasuki dunia industri dan dunia usaha.

Agar lebih kontributif dalam memecahkan masalah yang kompleks pada abad ke-21, lanjut Wamenag, santri milenial juga harus dapat berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi. Oleh sebab itu, proses pembelajaran di pesantren, selain tetap berorientasi tafaqquh fi al-din, semestinya juga terus disesuaikan agar selalu relevan dengan perkembangan zaman, tuntutan dunia industri dan dunia usaha, serta potensi kaum milenial dalam penghidupan di masa depan.

“Para ustadz di pesantren semakin penting untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai pendidikan karakter kepada santri, yaitu karakter religius dan jiwa fastabiqul khairat atau berlomba-lomba untuk kebaikan,” tandasnya. (R/R4/P1)

Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia