Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga Afghanistan Minta Pangeran Harry Diadili

sri astuti - Senin, 16 Januari 2023 - 20:48 WIB

Senin, 16 Januari 2023 - 20:48 WIB

4 Views

Kabul, MINA – Warga Afghanistan menyerukan agar Pangeran Harry diadili setelah dia mengaku membunuh 25 orang selama  berperang di Afghanistan untuk militer Inggris.

Dalam buku memoarnya yang berjudul Spare, Harry, Duke of Sussex, mengungkapkan dia membunuh 25 orang saat menjadi pilot helikopter Apache di Afghanistan.

Dia tidak menganggap mereka sebagai “orang”, melainkan “bidak catur” yang telah diambil dari papan. Komentar Harry menuai kritik tajam dari orang-orang di Afghanistan. Anadolu melaporkan, Senin (16/1).

Harry, yang bertugas di Afghanistan pertama kali sebagai pilot  dalam serangan udara dari 2007-2008, kemudian menerbangkan helikopter serang antara 2012-2013. Menjalankan tugas militernya di Bastion Base Camp Inggris di provinsi Helmand negara itu.

Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel

Keluarga yang kehilangan orang yang mereka cintai dalam serangan udara di distrik Sangin di provinsi Helmand mengatakan, orang-orang itu bukanlah pemberontak atau teroris, mereka adalah warga Afghanistan biasa.

Hamdullah Alizai, 45 tahun, warga distrik Sangin, mengatakan pada Agustus 2008, Angkatan Udara Inggris melakukan serangan ke permukiman mereka, menewaskan 27 orang termasuk ayahnya dan saudara laki-lakinya yang berusia 15 tahun.

“Kami sangat terpukul saat itu dan kami mengalami hari-hari yang sulit. Kami mengutuk keras pernyataan Pangeran Harry. Kami menuntut agar dia diadili dan dihukum,” Alizay menekankan.

Mohammed Alizai, 38, warga lainnya, mengatakan dia kehilangan saudara lelakinya yang baru berusia 23 tahun dalam serangan itu.

Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis

Dia ingat mereka harus menguburkan beberapa mayat di desa yang berbeda karena takut dibombardir.

Habibul Rahman Noorzai, 38, yang ayah, paman, dan saudara laki-lakinya berusia 20 tahun tewas dalam serangan itu, mengatakan: “Tentara Inggris dan asing melakukan banyak kekejaman di sini. Kami ingin mereka diadili.” (T/R7/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Asia
Internasional
Eropa
Dunia Islam