Washington Post Ungkap Izin Penjualan Senjata AS ke Israel

Ilustrasi: Seorang tentara menembakkan Senjata Otomatis Pasukan M249 (SAW) dalam latihan. (Foto: Breaking Defense)

Washington, MINA – Sebuah laporan baru mengungkapkan bahwa Amerika Serikat (AS) diam-diam telah mengizinkan lebih dari 100 transaksi penjualan senjata secara terpisah ke Israel sejak dimulainya perang Gaza pada awal Oktober, meskipun ada kekhawatiran yang meningkat atas operasi genosida rezim pendudukan terhadap wilayah yang diblokade.

Para pejabat AS mengatakan kepada anggota Kongres dalam laporan rahasia baru-baru ini bahwa penjualan tersebut mencakup ribuan amunisi berpemandu presisi, bom berdiameter kecil, penghancur bunker, senjata kecil, dan bantuan mematikan lainnya, seperti yang dilaporkan Washington Post pada Rabu (6/3), Press TV melaporkan.

Laporan tersebut muncul karena sejauh ini hanya ada dua penjualan senjata yang disetujui oleh Presiden AS Joe Biden yang telah dipublikasikan, tetapi angka tiga digit terbaru belum pernah dilaporkan sebelumnya.

Pemerintahan Biden melewati Kongres untuk memulai penjualan amunisi tank senilai $106 juta serta komponen yang dibutuhkan untuk membuat peluru kaliber 155 mm senilai $147,5 juta.

Namun, 100 transfer senjata lainnya diproses tanpa perdebatan publik karena masing-masingnya berada di bawah jumlah dolar tertentu yang mengharuskan cabang eksekutif untuk memberi tahu Kongres secara individual.

Jeremy Konyndyk, mantan pejabat senior pemerintahan Biden dan Presiden Refugees International saat ini, mengatakan, transaksi ini adalah “jumlah penjualan yang luar biasa dalam jangka waktu yang cukup singkat, yang sangat menunjukkan bahwa operasi Israel tidak akan berkelanjutan tanpa tingkat dukungan AS sebesar ini.”

Josh Paul, mantan pejabat Departemen Luar Negeri yang mengundurkan diri sebagai protes atas kebijakan pemerintahan Biden di Gaza, juga mencatat, “Proses transfer senjata memang dirancang kurang transparan.”

Banyaknya jumlah transfer yang dilakukan sejak awal Oktober, sebagian besar dibiayai oleh lebih dari $3,3 miliar dana pembayar pajak AS yang diberikan Washington kepada Israel setiap tahunnya, “adalah sesuatu yang patut kita ketahui sebagai warga negara demokrasi,” katanya.

Israel melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Palestina di wilayah tersebut melakukan serangan balasan yang mengejutkan, yang disebut Operasi Badai Al-Aqsa, terhadap entitas pendudukan.

Sejak itu, Amerika Serikat telah memasok lebih dari 10.000 ton peralatan militer kepada rezim Tel Aviv, dan menggunakan hak vetonya terhadap semua resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.

Operasi militer Israel yang tiada henti terhadap Gaza sejauh ini telah membunuh lebih dari 30.700 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak. (T/RI-1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.