Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WISATA SYARIAH, TREND BARU PARIWISATA NTB

IT MINA - Senin, 11 Mei 2015 - 12:38 WIB

Senin, 11 Mei 2015 - 12:38 WIB

838 Views

Gili Trawangan, Lombok (Foto: bp.blogspot.com
Gili Trawangan, Lombok (Foto: bp.blogspot.com

Gili Trawangan, Lombok (Foto: bp.blogspot.com

Mataram, 22 Rajab 1436/11 Mei 2015 (MINA) – Ketua Asosiasi Pariwisata Islami Indonesia (APII)-NTB, H. Fauzan Zakaria mengatakan, wisata syari’ah menjadi trend baru, pengembangan pariwisata NTB yang dimulai tahun ini.

“Semangat baru pengembangan wisata syari’ah ini, menyusul ditetapkannya NTB sebagai salah satu dari 12 destinasi wisata syariah secara nasional. Lombok-Sumbawa dinilai sebagai daerah paling siap mengembangkan wisata syariah,” kata Ketua Asosiasi Pariwisata Islami Indonesia (APII)-NTB, H. Fauzan Zakaria kepada wartawan, seperti yang dilaporkan portalentebe.com yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.

Fauzan mengatakan, meski baru ditetapkan sebagai salah satu destinasi nasional wisata syari’ah, namun konsep wisata syari’ah ini sudah dilakukan NTB jauh hari sebelumnya.

“Ibarat batu akik, trend wisata syari’ah ini mulai dikembangkan di NTB. Ini sesuai dengan harapan menteri pariwisata, Arif Yahya, yang menetapkan NTB menjadi salah satu dari 12 destinasi wisata syari’ah secara nasional,” ujar Fauzan di Mataram (10/5).

Baca Juga: Pemprov Jakarta Akan Terapkan WFH Jika Terjadi Banjir di Hari Kerja

Fauzan menegaskan, NTB sudah memberikan jaminan kuat meletakkan pondasi pengembangan wisata syari’ah. Kondisi ini didukung oleh keberadaan masjid, kuliner halal, hotel bernuansa syariah dan tentunya keindahan alam dan potensi lainnya.

Menurutnya, selain itu juga, dukungan kuat, pengembangan wisata syariah tersebut telah mendapat dukungan kuat dari masyarakat. Terbukti, di mall-mall, di kantor-kantor pemerintah dan swasta, di sejumlah ruang publik, kumandang azan terdengar saat masuk waktu sholat.

“Di pondok-pondok pesantren juga sudah menyiapkan paket-paket wisata islami. Dari segi kuliner sudah terjamin kehalalannya, hotel syari’ah juga sudah mulai bertebaran. Semangat inilah yang memotivasi kami untuk memulai pengembangan wisata syari’ah ini di NTB dengan tanpa bermaksud bersaing dengan konsep wisata konvensional. Wisata syari’ah ini jangan dibuat sebagai competitor atau pesaing. Wisata syari’ah ini merupakan gerbong baru pariwisata NTB,” jelas Fauzan panjang lebar.

Ia menambahkan, APII bermaksud ingin menjadikan NTB memiliki karakteristik khusus di dunia pariwisata. Selasa (12/5) diberi kesempatan berbicara di kancah nasional tentang konsep wisata syari’ah.

Baca Juga: AWG Beri Edukasi Tentang Palestina di Ponpes Al-Firdaus Bandar Lampung

Dikatan, kesempatan ini akan dimanfaatkan juga sebagai sarana berpromosi. Selain menyasar pasar wisatawan dalam negeri, NTB juga sudah mengambil ancang-ancang berpromosi di sejumlah negara Timur Tengah, seperti Dubai, Turki, Saudi Arabia dan sekitarnya.

Namun, Fauzan tidak menafikan bahwa di negara Eropa dan Asia juga akan dijadikan sasaran promosi. Pasalnya, agama Islam tidak saja berkembang di Timur Tengah namun menyebar di seluruh negara. Di kawsan Asia, potensi pasar wisata syari’ah ada di Malaysia dan Brunei Darussalam.

Sementara, ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, Taufan Rahmadi, menyampaikan apresiasi atas semangat asosiasi pariwisata islami ini. Atas usahanya tersebut.

Ia juga berencana akan menyampaikan konsep-konsep pengembangan wisata syari’ah di skup nasional melalui acara seminar yang mengedepankankan tema “Indonesia menuju pemimpin global dalam halal tourism dan lifestyle industry” di Jakarta.

Baca Juga: Indonesia Berharap Rakyat Suriah Dapat Memulai Kehidupan Baru

Menurut Taufan dalam kesempatan tersebut, 12 destinasi nasional wisata syari’ah yang sudah ditetapkan kementerian pariwisata akan menyampaikan konsepnya masing-masing sebagai grand design nasional wisata syari’ah.

“Kami bersyukur NTB mendapat perhatian kementerian untuk pengembangan wisata syari’ah. Tinggal bagaimana kita menyiapkan diri, supaya gerbong baru wisata NTB ini bisa berkembang dan diterima semua komponen masyarakat. Tentunya dengan tidak bersaing secara negatif. Tetap berfikir positif bahwa wisata konvensional dan syariah ini bisa berjalan seirama. Semua untuk kemaslahatan masyarakat NTB,” kata Taufan. (T/P010/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Cuaca Jakarta Selasa Ini Mendung, Berpotensi Hujan Ringan

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Ekonomi
Halal
Breaking News
Halal