Al-Muhajirun, Lampung Selatan, MINA – Ketua penasihat Sekolah Tinggi Ilmu Shuffah AL-Qur’an Abdullah bin Mas’ud (STISA-ABM) Yakhsyallah Mansur menekankan bahwa pencari ilmu itu bukan hanya sekedar menerima ilmu, namun mencari ilmu sebanyak banyaknya.
Hal itu disampaikannya dalam acara Stadium General Tahun Ajaran 2023/2024 bertema “Dialektika AL-Quran dan Sains Modern” yang diselenggarakan STISA-ABM (Online) di Aula Taq’wa Al-Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan pada, Rabu (6/9).
Ia menjelaskan, modern itu harus dengan cara berpikir dan bertindak sesuai tuntutan masa dan zaman, dan Al-Qur’an adalah kitab suci yang tidak akan pernah mati sepanjang zaman.
Yakhsyallah juga mengatakan bahwa orang berilmu itu banyak membaca, karena dengan membaca, seseorang selain mendapatkan banyak pengetahuan juga dapat menemukan fakta yang bisa menjadi bahan penelitian untuk mencari solusi atas suatu masalah.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
“Dengan ilmu kita dapat memecahkan suatu problematika yang ada, Al-Qur’an diturunkan sebagai wujud kasih sayang Allah Subhanahuwata’ala kepada hambanya, dan juga menjadi solusi untuk menyelesaikan permasalahan di dunia, maka dari itu kita harus meningkatkan membaca, menulis, dan meneliti terutama pada Al-Qur’an,” ujarnya.
Acara tersebut diikuti oleh 200 peserta yang terdiri dari Mahasiswa/i STISA – Abdullah bin Mas’ud, Santri tingkat akhir Lembaga Tahfidz Al-Fatah, dan para guru. (L/ind/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan