Yakhsyallah Mansur: Islam Hadir Untuk Rahmat, Bukan Untuk Melaknat

Imaamul Muslimin, KH. Yakhsyallah Mansur, MA. Photo : Hadis/MINA
Imaamul Muslimin, Yakhsyallah Mansur.(Foto: Hadis/MINA)

Bandar Lampung, 14 Rabi’ul Akhir 1437/24 Januari 2016 (MINA) – Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur, menekankan kehadiran Islam di muka bumi hanya sebagai bukan pelaknat apalagi pembunuh.

Hal itu disampaikannya di hadapan ratusan jama’ah Tabligh Akbar yang diadakan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Niyabah Bandar Lampung di Masjid Abdurrahman Bin A’uf Bandar Lampung, Ahad, (24/1).

Menurutnya, hal ini tercermin ketika Rasulullah Shallallahu A’laihi Wa Sallam tengah menghadapi permusuhan dan kekejaman kaum musyrik, dan para sahabat meminta agar Rasul mendoakan laknat kepada mereka.

“Sebenarnya pantas saja orang musyrik itu dilaknat, tapi Rasul justru menolak permintaan sahabat dan mengatakan, sesungguhnya aku diutus bukan untuk melaknat atau mengutuk, melainkan hanya sebagai rahmat, mengutuk saja tidak boleh, apalagi membunuh,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia juga menekankan rahmat Islam meliputi seluruh alam. “Kepada pohon, binatang pun kita harus ruhama‘, ingat bagaimana Rasul dengan kasih sayang mengusap batang kurma yang menangis karena digantikan fungsinya sebagai sandaran Rasul ketika khutbah, ini kasih sayang yang dicontohkan Rasulullah,” tambahnya.

Ditemui Mi’raj Islamic News Agency (MINA) usai acara, Yakhsyallah juga mengingatkan masyarakat, aparat, dan pemerintah untuk tidak mengaitkan aksi teror dengan Muslim.

“Beberapa waktu lalu di Tangerang ada bom oleh pelaku yang non muslim, tidak disebut teroris, tapi begitu pelaku muslim, langsung dicap teroris, padahal teroris tidak terkait agama, Islam sendiri tidak mengajarkan terorisme,”ujarnya.

Yakhsyallah juga mengajak umat Islam untuk memahami makna ayat tentang diutusnya Rasul sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Lil A’lamiin itu bermakna seluruh zaman, mencakup seluruh bangsa, ras, suku, bahasa, agama dan bermakna juga dalam hal isi, bukan untuk manusia saja, tapi seluruh alam semesta,” katanya.

Jama’ah Muslimin merupakan wadah kesatuan umat Islam yang diamalkan oleh Rasulullah dan para sahabat.

Berpusat di Jakarta, Jama’ah Muslimin berusaha mengamalkan Sistem Pemerintahan Nubuwwah, sebagaimana diamalkan Khulafaur Rasyidin yang disebut dalam hadits sebagai Khilafah A’la Minhajin Nubuwwah (khilafah yang mengikuti jejak kenabian).(L/ism/sfh/K08/R05).

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)