Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

YAMAN: WISATA SYARIAH AKAN SATUKAN UMAT MUSLIM

Rudi Hendrik - Rabu, 4 Juni 2014 - 14:03 WIB

Rabu, 4 Juni 2014 - 14:03 WIB

710 Views

najat-Shami-MINA
Najat Al-Shami. Foto: MINA
Najat Al-Shami. Foto: MINA

Najat Al-Shami. Foto: MINA

Jakarta, 6 Sya’ban  1435/4 Mei 2014 (MINA) –  Direktur Umum Urusan Wanita Kementrian Pariwisata Yaman, Najat Al-Shami mengatakan pihaknya bersyukur dengan  komitmen negara anggota Organisasi Kerjasama Islam  (OKI)  fokus pada wisata syariah, yang akan menyatukan muslim dunia.

“Isu ini menjadi penting karena  akan menyatukan  Muslim dunia sebagai satu umat kembali, kita adalah sama, satu keluarga ,” kata Najat  kepada MINA di sela-sela pertemuan  Konferensi Wisata Syari’ah Pertama di dunia yang diselenggarakan di Jakarta,  Selasa (3/6).

Najat yang mewakili menteri Pariwisata Yaman  melanjutkan, konferensi pertama di dunia ini  merepresentasikan keinginan negara Muslim untuk meningkatkan pariwisata Islam (syari’ah) yang kini mulai digemari, sebagaimana  tuntutan para wisatawan Muslim yang semakin meningkat.

“kita akan lebih dekat lagi dengan ini, kita akan lebih dekat lagi sebagai keluarga,” kata Najat antusias.

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 

Najat yang baru mengunjungi  Indonesia pertama kali ini mengatakan  pertemuan ini diharapkan dapat diterapkan selanjutnya, bukan  buntu pada pembicaraan saja.

Konferensi dihadiri  menteri-menteri negara anggota OKI, para pengusaha, termasuk dari Jepang yang  sebagai partisipan lainnya membahas berbagai prospek dan tantangan wisata syariah yang mulai berkembang di dunia internasional.

Konferensi yang bertema “Islamic Tourism: The Prospect and Challenges” dibuka Wakil Presiden RI, Budiono.  Dalam pembukaannya, ia menegaskan posisi strategis Indonesia dalam mengembangkan pariwisata syariah ini.

Wisata syariah kini mulai digemari wisatawan Muslim yang berkunjung ke berbagai negara, namun tidak banyak dijumpai pelayanan-pelayanan syariah yang sesuai dengan kebutuhan Muslim.

Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama

Konferensi Internasional wisata syariah pertama di dunia itu merupakan tindak lanjut pertemuan para menteri parawisata negara OKI di Banjul, Gambia pada 6 Desember 2013 lalu. Para petinggi negara menyadari pentingnya fasilitas wisata yang ramah bagi Muslim seperti yang sudah  digencarkan Jepang untuk menarik para wisatawan dari negara-negara Muslim.

Urgensi Wisata Syariah

Populasi Muslim dunia diperkirakan akan terus bertambah dari 1,6 miliar atau sekitar 23,4 persen dari penduduk dunia sebesar 6,9 miliar pada 2010 menjadi sekitar 2,2 miliar atau sekitar 26,4 persen dari tota penduduk dunia sebanyak 8,3 miliar di 2030, demikian menurut Pew Research Center Forum on Religion and Public Life.

Disamping itu, penduduk Muslim dunia juga ikut andil dalam laju pasar keuangan dunia, dimana menurut Thomson Reuters dalam State of Global Islamic Economy pada 2012 melaporkan, pengeluaran Muslim dunia untuk keperluan makanan dan minuman halal saja mencapai 1.088 miliar dolar AS atau sebesar 16,6 persen dari pengeluaran kebutuhan makan dan minum penduduk dunia.

Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa

Laporan itu juga mengatakan, aset yang dimiliki keuangan Muslim dunia saat ini mencapai 1.354 miliar dolar AS. Sedangkan potensi yang dimiliki bank-bank Islam sebesar 4.095 miliar dolar AS atau sekitar 3,3 persen dari aset yang dimiliki bank-bank dunia.

Disektor pakaian kebutuhan Muslim dunia mencapai 224 miliar dolar AS pada 2012 atau sebesar 10,6 persen dari kebutuhan pakaian dunia. Diperkirakan akan mencapai 322 miliar pada 2018 atau 11,5 persen dari kebutuhan dunia.

Disektor perjalanan, umat Muslim dunia menghabiskan sekitar 137 miliar dolar AS untuk berwisata pada 2012 atau sekitar 12,5 persen dari pengeluaran global. Diperkirakan akan naik sebesar 181 miliar dolar AS pada 2018 (diluar perjalanan haji dan umroh).(L/Nidiya/P03/P04)

Miraj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka

Rekomendasi untuk Anda