London, MINA – Lebih dari 70 pemimpin agama di dunia secara terbuka mengecam pemerintahan Cina atas penindasan kemanusiaan terhadap Uighur.
“Uighur menjadi salah satu tragedi kemanusiaan paling serius sejak Holocaust”, kaya Rowan Williams, mantan Uskup Agung Canterbury, salah satu pemimpin agama yang ikut dalam deklarasi bersama. Fr24News melaporkan, Ahad (9/8).
“Mereka yang bertanggung jawab atas penganiayaan terhadap minoritas Muslim Cina harus ditahan,” ujarnya.
Penahanan setidaknya satu juta orang Uighur dan Muslim lainnya di kamp-kamp penjara, di mana mereka akan menghadapi kelaparan, penyiksaan, pembunuhan, kekerasan seksual, kerja paksa dan pengambilan paksa organ adalah potensi genosida, deklarasi bersama menyebutkan.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Deklarasi tersebut, ditandatangani oleh lima uskup Gereja Inggris yang sedang menjabat, Uskup Agung Koptik London, Perwakilan Dalai Lama di Eropa, serta para kardinal, ulama Muslim dan rabi Yahud.
Deklarasi juga menyebutkan, keadaan buruk Uyghur ”mempertanyakan keinginan masyarakat internasional dengan serius untuk membela hak asasi manusia universal untuk semua.”
Pernyataan menambahkan, “Tujuan dari otoritas Cina jelas adalah untuk memberantas identitas Uighur, mematahkan garis keturunan mereka, memutuskan akar mereka, memutuskan hubungan mereka dan menghancurkan asal-usul mereka.”
Para pemimpin agama itu berkata, “Setelah Holocaust, dunia berkata tidak pernah lagi. Hari ini kami mengulangi kata-kata ini “Tidak akan lagi.”
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“Kami meluncurkan seruan sederhana untuk keadilan, untuk menyelidiki kejahatan ini, untuk meminta pertanggungjawaban mereka dan untuk memimpin jalan menuju pemulihan martabat manusia,” lanjutnya.
Pernyataan mereka muncul setelah perbandingan dibuat bulan lalu antara Holocaust dan kekejaman terhadap Uyghur dalam sebuah surat dari ketua Dewan Deputi Yahudi Inggris, Marie van der Zyl, kepada duta besar China di Inggris.
Mantan Kepala Rabbi Lord Sacks men-tweet. “Sebagai seorang Yahudi, saya katakan bahwa orang-orang di abad ke-21 dibunuh, diteror, dijadikan korban, diintimidasi, dan dirampas kebebasannya karena cara mereka menyembah Tuhan adalah skandal moral, skandal politik, dan penodaan iman itu sendiri.”
Sementara itu, Liu Xiaoming, duta besar China untuk Inggris, mengatakan bahwa pembicaraan tentang kamp konsentrasi adalah “salah.”
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Cina bersikeras menyatakan, warga Uighur melakukan kampanye kekerasan untuk negara merdeka dengan merencanakan kerusuhan sipil dan sabotase. (T/RS2/B04)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu