Presiden Palestina dan Paus Bahas Yerusalem di Vatikan

Vatikan, MINA – Vatikan menyatakan keprihatinan atas status pada hari Senin (3/12) ketika Paus Fransiskus dan Presiden mengadakan pertemuan pertama mereka sejak Amerika Serikat menimbulkan kecemasan internasional dengan memindahkan kedutaannya di sana.

Kedua pemimpin berpelukan ketika Paus, pemimpin tertinggi agama Katholik,  menyambut Abbas ke perpustakaan di Istana Apostolik Vatikan untuk pertemuan pribadi 20 menit. Demikian Ahram Online melaporkan yang dikutip MINA, Selasa.

“Perhatian khusus diberikan untuk status Yerusalem, menggarisbawahi pentingnya mengakui dan melestarikan identitasnya dan nilai universal Kota Suci untuk tiga agama Ibrahim,” kata pernyataan Vatikan, mengacu pada Islam, Kristen, dan Yudaisme.

Presiden AS Donald Trump membuat marah dunia Arab tahun lalu ketika ia membalikkan kebijakan selama puluhan tahun dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota dan menempatkan kedutaan besar Washington di sana. Dibuka pada bulan Mei.

Baca Juga:  MER-C Kecam Israel Terkait Temuan Kuburan Massal di Gaza

Palestina, dengan dukungan internasional yang luas, menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan yang merdeka, sementara Israel memandang seluruh kota itu sebagai ibu kota “bersatu dan abadi” negeri Zionis Yahudi.

Vatikan menyatakan keprihatinan tahun lalu atas langkah Trump, mengatakan “status quo” kota itu harus dihormati. Fransiskus telah menyerukan semua pihak untuk menghormati resolusi PBB tentang Yerusalem.

Kantor berita resmi Palestina WAFA mengatakan Abbas memberikan pengarahan kepada paus tentang “implikasi dari keputusan AS”.

Ketika Abbas meninggalkan perpustakaan, dia mengatakan kepada paus: “Kami mengandalkan Anda”. Tidak jelas apa yang dia maksud.

Vatikan mendukung solusi dua negara terhadap konflik Palestina-Israel, dengan kedua belah pihak menyetujui status Yerusalem sebagai bagian dari proses perdamaian.

Baca Juga:  Ismail Haniya Ucapkan Terimakasih Atas Rencana Pembangunan RS Ibu dan Anak di Gaza

Pernyataan itu mengatakan Abbas dan Paus juga membahas upaya untuk mengaktifkan kembali proses perdamaian Israel-Palestina dan mengharapkan “komitmen baru dari masyarakat internasional untuk memenuhi aspirasi sah dari kedua bangsa”.

Mereka juga mendesak diakhirinya “ekstremisme dan fundamentalisme” di Timur Tengah, dan menyerukan rekonsiliasi di antara faksi-faksi Palestina. Partai Fatah tempat Abbas bernaung dominan di Tepi Barat, sementara kelompok menguasai . (T/R11/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Syauqi S

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.