AS-Turkiye Negosiasi Cari Alternatif dari Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam

Ilustrasi: kapal pengangkut biji-bijian. (Gambar: credendo.com)

Ankara, MINA – Seorang sumber yang terlibat dalam pembicaraan di Ankara antara AS dan Turkiye mengenai alternatif dari Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam, mengatakan kepada Sputnik pada Rabu (16/8) bahwa pembicaraan berpusat pada proposal, tetapi tidak ada rincian yang diberikan.

Sehari sebelumnya, The Wall Street Journal melaporkan bahwa diskusi sedang diadakan antara AS, Ukraina, Turkiye, dan daerah tetangga untuk mencari alternatif rute ekspor biji-bijian. Rt.com melaporkan.

“Ini adalah proposal dari Barat, khususnya Amerika Serikat. Sejauh ini semuanya dalam tahap diskusi, belum ada keputusan atau rencana khusus,” kata sumber itu.

Dia menambahkan bahwa Turki masih dalam pembicaraan dengan PBB, Rusia, dan Barat untuk melanjutkan kesepakatan.

Baca Juga:  Sebanyak 300 Orang Tewas Akibat Banjir Bandang di Afganistan

Erdogan mengatakan pada 8 Agustus bahwa menghidupkan kembali kesepakatan biji-bijian bergantung pada pemenuhan komitmen negara-negara Barat, yang diumumkan sesuai kesepakatan dengan Rusia yang mengakhiri kesepakatan tersebut, mengutip kegagalan Barat untuk mengimplementasikan bagian dari kesepakatan mengenai hal itu.

Prakarsa biji-bijian, kata Pemerintah Rusia, menguntungkan Ukraina sementara sanksi menghambat ekspor dan penjualan biji-bijian dan pupuk Rusia di antara klausul lainnya.

“Saya pikir solusi dapat ditemukan,” kata Erdogan, merujuk pada panggilan telepon baru-baru ini dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Bulan lalu, Erdogan mengumumkan bahwa Putin akan mengunjungi Turki bulan ini. Dia menambahkan bahwa kesepakatan biji-bijian akan menjadi prioritas dalam diskusi.

Rusia, Ukraina, dan Turkiye menandatangani perjanjian yang ditengahi PBB pada 22 Juli untuk membangun koridor maritim kemanusiaan untuk kapal yang mengangkut makanan dan pupuk dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina. Kesepakatan itu diperpanjang pada 18 Maret untuk jangka waktu 60 hari, bukan periode 120 hari yang semula ditentukan dalam perjanjian. (T/RI-1/P1)

Baca Juga:  Hamas: AS Bertanggung Jawab Atas Kejahatan Israel

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf