Agus Sudarmaji: Ghazwah Fath Al-Aqsha, Gerakan Bersama Merebut Al-Aqsha

Ketua Umum AWG Agus Sudarmaji. (Foto: Rudi Hendrik/MINA)
Ketua Umum Agus Sudarmaji. (Foto: Rudi Hendrik/MINA)

Masjid kiblat pertama kaum Muslimin itu kini semakin memprihatinkan. Zionis terus berupaya dengan berbagai cara untuk meruntuhkannya, salah satunya dengan melakukan penggalian di bawah Masjid Al-Aqsha agar mudah diruntuhkan. Kondisi ini tentu sangat berbahaya bagi umat Islam.

Karena itu, Jamaah Muslimin (Hizbullah) melalui lembaga Aqsha Working Group (AWG) pada 2006 lalu menginisiasi gerakan Ghazwah Fath Al-Aqsha. Sebagai upaya lanjutan, AWG kembali mengingatkan kaum Muslimin untuk membela Al-Aqsha setelah 10 tahun gerakan yang dimanakan Ghazwah Fath Al-Aqsha dicanangkan. Terkait itu, wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) Rendy Setiawan mewawancarai Ketua AWG, Agus Sudarmaji untuk mengetahui sejauhmana langkah yang sudah dilakukan melalui gerakan Ghazwah Fath Al-Aqsha tersebut. Berikut petikan wawancaranya.

MINA: Tujuan diselenggarakannya Peringatan Ghazwah Fath Al-Aqsha?

Agus Sudarmaji: Tujuannya adalah untuk membebaskan , khususnya tentu untuk membebaskan Masjid Al-Aqsha yang saat ini sedang dalam kondisi kritis di bawah komando kepemimpinan seorang Imaam dengan kembali memakai cara-cara yang diperintah oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah.

MINA: Apa makna Ghazwah Fath Al-Aqsha bagi kaum Muslimin dunia umumnya, khususnya kaum Muslimin Palestina?

Agus: Makna bagi kaum Muslimin sedunia adalah sebuah gerakan bersama untuk mempersatukan diri, juga menghimpun berbagai kekuatan supaya Palestina merdeka dengan tujuan mengembalikan Al-Aqsha kepada pangkuan kaum Muslimin.

Baca Juga:  Puan: MIKTA Desak Israel Lakukan Gencatan Senjata Permanen

Sementara untuk warga Palestina sendiri, Ghazwah Fath Al-Aqsha adalah sebuah dukungan nyata terhadap mereka, sehingga bisa dikatakan, kita tidak membuat sebuah gerakan atau pemahaman yang baru, justru kita sedang memperkuat dukungan kepada rakyat Palestina yang memang sebelum-sebelumnya sudah dilakukan terlebih dahulu oleh kaum Muslimin yang lain.

MINA: Siapa sebenarnya pengganggas utama Ghazwah Fath Al-Aqsha?

Agus: Gerakan ini murni dari Jamaah Muslimin (Hizbullah).

MINA: Ghazwah Fath Al-Aqsha, kaum Muslimin bisa bersatu?

Agus: Yakin, optimis karena Al-Qur’an yang mengabarkannya. Kita sedang berusaha mempersatukan banyak gerakan-gerakan, minimalnya gerakan yang lahir setelah adanya rekonsiliasi Hamas – Fatah secara terbuka yang memunculkan gerakan-gerakan baru. Kita berusaha mempersatukan Hamas – Fatah dengan menjadi musyawarah bersama di pada 2012 lalu.

Saat itu, kita menyelenggarakan Konferensi Islam Internasional di Bandung. Pada konferensi itulah Hamas – Fatah bertemu secara langsung untuk membahas persatuan bersama di hadapan puluhan bangsa yang mengirimkan delegasinya ke konferensi saat itu.

MINA: Timur-Tengah, apakah sebagai upaya pengalihan isu membebaskan Masjid Al-Aqsha?

Agus: Utamanya, konflik di seluruh dunia ini jantungnya adalah Timur-Tengah, dan jantung dari konflik Timur-Tengah adalah Palestina. Palestina sesungguhnya sebuah wilayah yang tidak terpisahkan dari negeri Syam. Kita yakini bahwa jika konflik di Palestina dan beberapa wilayah tetangga selesai, maka akan selesai pula konflik yang terjadi di seluruh dunia.

Baca Juga:  UMC dan 172 PTMA Se-Indonesia Dukung Palestina

Selesai dalam arti bahwa rezim Zionis akan hancur, kita tau rezim Zionis adalah rezim yang paling kejam di dunia, dan Zionis inilah yang menjadi inti dari kekacauan dunia, karena memang yang saat ini sedang menguasai dunia adalah Zionis, baik secara ekonomi, politik, ataupun yang lainnya. Kita sudah tau akan hal itu.

MINA: Faktor mundurnya Islam dalam membela Al-Aqsha?

Agus: Banyak faktor, tapi yang paling urgen adalah hilangnya iman dan taqwa di hati mayoritas umat Islam, hilangnya mimpi untuk membebaskan Masjid Al-Aqsha. Itu menjadi faktor utama mundurnya umat Islam yang kemudian disadari oleh orang-orang Zionis.

MINA: Harapan dan pesan ustadz?

Agus: Dengan ditetapkannya Hari Ghazwah Fath Al-Aqsha, kami berharap umat Islam akan selalu ingat Masjid Al-Aqsha. Sebenarnya kita menginginkan bukan hanya sekedar mengingat setahun sekali, minimalnya kalau kita tidak bisa mengingat sehari sekali, setidaknya sepekan sekali kita mengingat Masjid Al-Aqsha.

Kemudian, kami berpesan kepada umat Islam untuk sadar, umat Islam harus sadar dengan bahaya yang sedang mengintai Masjid Al-Aqsha, umat Islam harus segera bangun dari tidurnya untuk membebaskan Masjid Al-Aqsha, umat Islam harus segera menolong Masjid Al-Aqsha atau akan menyesal Masjid Al-Aqsha runtuh di depan mata kita dan digantikan dengan kuil Yahudi, karena mereka tidak main-main, mereka sungguh-sungguh, bukan sekedar gertakan sambal karena saat ini mereka sudah melakukan penggalian di bawah Masjid Al-Aqsha.

Baca Juga:  Fadli Zon: Indonesia dan Qatar Satu Pandangan Masalah Palestina

Orang-orang Yahudi punya cita-cita, mereka punya ‘the power of dream’, dan cita-cita itulah yang menggerakan mereka untuk mewujudkan runtuhnya Masjid Al-Aqsha. Apabila umat Islam diam, sesungguhnya kita sekarang sedang menunggu detik-detik runtuhnya Masjid Al-Aqsha, jika Al-Aqsha runtuh, maka baitul maqdis benar-benar hilang dan Israel memperoleh mimpinya mendirikan sebuah negara Israel Raya dengan beribukota di Yerussalem bukan Tel-Aviv, dan inti dari Yerussalem adalah baitul maqdis.

Untuk itulah kami berpesan kepada seluruh umat Islam untuk bersungguh-sungguh membela Masjid Al-Aqsha agar kita tidak menyesal nantinya. Dan kami sampaikan bahwa Masjid Al-Aqsha mutlak milik kaum Muslimin, hal itu sebagaimana diceritakan ketika kunci Masjid Al-Aqsha diberikan kepada Khalifah Umar, maka Umar langsung mewakafkannya untuk kaum Muslimin. (L/P011/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.