Air Mata Tumpah di “Seokarno-Hatta” Melepas para Mujahid RS Indonesia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tanggerang, Banten, menjadi saksi keberangkatan Tahap Pertama enam Tahap kedua Rumah Sakit Indonesia (RS Indonesia) di Gaza, Palestina.

Bandara kebanggan rakyat Indonesia tersebut menerbangkan dan mendaratkan penumpang lokal maupun internasional.

Kurang dari pukul 19:00 WIB enam mujahid yang mengatas namakan Tim Kontruksi Medical Emergency Rescue () memasuki bandara kedatangan Internasional Pintu Tiga beserta keluarga.

Nampak raut wajah keenam relawan bersemangat, namun nafasnya terengah-engah karena selain membawa barang berat juga harus berjalan jauh karena salah turun di pintu kedatangan.

“Iya kami tadi salah turun di Pintu Dua, dan lagi bus yang mengantar kami sudah pergi,” kata salah satu keluarga relawan.

Keenam relawan tersebut merupakan bagian dari tim tahap pertama pembangunan RS Indonesia di Gaza.

Salah satu relawan asal Bandung, Jawa Barat, mengungkapkan ini adalah kali ketiga ia di berangkatkan MER-C ke luar negeri dalam misi kemanusiaan.

“Ini kali ketiga saya ikut misi kemanusiaan keluar negeri, dan saya merasa senang,” kata Tata yang sebentar lagi berumur 40 tahun.

Raut wajah para relawan dan keluarga yang pada awalnya masih nampak biasa-biasa saja, sekejap berubah ketika kami berkumpul melingkar dan berdoa bersama sebelum keberangkatan.

Ibu Hurairah salah satu istri relawan mengungkapkan, dirinya merasa bahagia tapi juga sedih atas keberangkatan suaminya ke Gaza.

“Semoga sukses dan diberi keselamatan,” katanya sambil berkaca-kaca bola matanya.

Ibu beranak empat tersebut mengatakan, ini adalah keempat kalinya ia ditinggal suaminya berjihad di negeri orang.

Ia juga menceritakan anaknya yang kecil sampai tidak dikenali suaminya saat ikut menjeput di bandara beberapa tahun lalu.

“Iya, anak saya yang paling kecil ditinggal selama dua tahun, waktu masih berumur beberapa bulan,” katanya.

Bukan hanya itu, beberapa relawan sebagai kepala rumah tangga harus meninggalkan anaknya yang masih kecil bahkan istrinya yang sedang mengandung.

Suasana saat itu begitu haru tak peduli dengan keramaian dan lalu lalang para calon penumpang yang lainnya.

Bahkan kami dan Tim MER-C yang menghantarkan keberangkatan mereka hanyut dalam perasaan syahdu.

Tidak jarang dari para relawan, keluarga dan Tim MER-C meneteskan air mata.

Tim pertama terbang menggunakan jasa pesawat SAUDIA terlebih dahulu transit di Jeddah, Arab Saudi, kemudian baru menuju ke Kairo, Mesir. Diperkirakan perjalanan tersebut akan memakan waktu 12 jam.

Bandara Internasional Soekarno-Hatta sering menjadi saksi keberangkatan orang-orang besar dan terkenal, tapi kali ini dia menjadi saksi orang berhati besar dan tidak kenal menyerah.

Keberangkatan relawan pembangunan tahan kedua RS Indonesia kali ini terbagi menjadi dua tim. Tim pertama terdiri dari enam relawan, sedangkan tim kedua berjumlah 26 relawan akan berangkat Sabtu pagi, 23 Februari 2019.

Total 32 relawan akan tinggal di sana kurang lebih 1,5 tahun dalam rangka pembangunan lantai tambahan RS Indonesia.

Berdiri di atas tanah wakaf seluas 1,6 hektar, bangunan RS Indonesia terdiri dari 2 lantai dan 1 lantai basement dengan kapasitas 100 tempat tidur, 4 kamar operasi, 10 bed ICU, Ruang Radiologi, Laboratorium, Bank Darah, IGD yang dilengkapi peralatan medis terbaik saat ini.

Namun saat ini, RS Indonesia kewalahan menampung pasien yang datang berobat. Kapasitas 100 tempat tidur sudah tidak mencukupi untuk memberikan perawatan kepada pasien yang membutuhkan.

Kini, ada sekitar 400 hingga 500 pasien yang datang untuk berobat ke sana. Kondisi itulah yang membuat MER-C merasa harus menambah kapasitas rumah sakit dengan menambahnya dua lantai.

Dengan penambahan ini diharapkan bisa menampung semua pasien dan RS Indonesia dapat beroperasi secara maksimal. (A/Sj/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sajadi

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.