Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Al-Jama’ah dalam Perspektif Sejarah Islam

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 2 jam yang lalu

2 jam yang lalu

11 Views

Jamaah Muslim Palestina melaksanakan shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa. (Foto: WAFA)

AL-JAMA’AH dalam Islam merupakan konsep fundamental yang menegaskan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menjalankan ajaran agama. Kata “Al-Jama’ah” berasal dari bahasa Arab yang berarti kelompok atau komunitas yang bersatu dalam tujuan yang sama. Dalam sejarah Islam, Al-Jama’ah memiliki peran penting dalam membentuk peradaban Islam, baik dalam aspek keagamaan, sosial, maupun politik.

Al-Qur’an berulang kali menekankan pentingnya persatuan dan melarang perpecahan di antara umat Islam. Allah berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 103 berfirman yang artinya, “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.”

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam juga menegaskan dalam hadisnya,
“Hendaklah kamu bersama Al-Jama’ah, karena sesungguhnya tangan Allah bersama Al-Jama’ah.” (HR. Tirmidzi)

Masa Kenabian: Awal Mula Al-Jama’ah

Baca Juga: Pada Bulan Ramadhan Syaitan Pun Dibelenggu

Pada masa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, konsep Al-Jama’ah diwujudkan dalam bentuk komunitas Muslim yang bersatu di bawah bimbingan wahyu. Nabi membentuk masyarakat Madinah yang harmonis, berdasarkan prinsip persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiyah) dan keadilan sosial. Ini menjadi contoh pertama dalam sejarah tentang bagaimana Al-Jama’ah dapat menyatukan umat dalam satu kepemimpinan.

Setelah wafatnya Nabi, kepemimpinan Islam dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali). Mereka berusaha mempertahankan kesatuan umat Islam dengan menegakkan hukum syariah dan menerapkan musyawarah dalam pemerintahan. Meskipun terjadi beberapa perbedaan pendapat, konsep Al-Jama’ah tetap menjadi dasar utama dalam menjaga stabilitas umat Islam. Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin adalah implementasi Al-Jama’ah.

Meskipun Islam menekankan persatuan, sejarah mencatat adanya perpecahan setelah wafatnya Utsman bin Affan. Peristiwa Perang Jamal dan Perang Shiffin menandai awal perbedaan politik yang menyebabkan lahirnya kelompok-kelompok seperti Syiah dan Khawarij. Namun, konsep Al-Jama’ah tetap dipertahankan oleh Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang berusaha menjaga keseimbangan antara ketegasan dalam aqidah dan toleransi terhadap perbedaan ijtihad.

Pada masa Dinasti Umayyah (661-750 M), Al-Jama’ah diterapkan dalam bentuk pemerintahan yang kuat dan sentralistik. Meskipun ada tantangan dari kelompok oposisi, persatuan umat tetap menjadi perhatian utama. Dinasti Abbasiyah (750-1258 M) melanjutkan upaya menjaga Al-Jama’ah dengan memperluas ilmu pengetahuan dan administrasi pemerintahan yang berbasis Islam.

Baca Juga: Religiusitas yang Terpinggirkan

Islam menyebar luas ke berbagai wilayah seperti Afrika, Eropa, dan Asia melalui dakwah dan perdagangan. Konsep Al-Jama’ah membantu memperkuat solidaritas umat Islam di berbagai daerah, meskipun mereka berasal dari latar belakang budaya yang berbeda. Kesatuan ini tampak dalam ibadah haji yang mempertemukan umat Islam dari seluruh dunia.

Ulama memiliki peran penting dalam menjaga konsep Al-Jama’ah. Mereka menjadi penjaga ilmu dan akidah yang lurus di tengah berbagai tantangan zaman. Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hanbal adalah contoh ulama yang mempertahankan ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Kolonialisme dan Upaya Memecah Al-Jama’ah

Sejarah mencatat bahwa penjajah Eropa berusaha memecah belah umat Islam dengan politik adu domba (divide et impera). Mereka memahami bahwa selama umat Islam bersatu dalam satu Al-Jama’ah, mereka sulit dikalahkan. Oleh karena itu, berbagai gerakan pembaruan Islam muncul untuk kembali menyatukan umat dan melawan penjajahan.

Baca Juga: Banjir Bekasi 2025: Analisis Penyebab, Dampak, dan Solusinya

Pada abad ke-19 dan 20, muncul gerakan pembaruan Islam yang berusaha mengembalikan umat kepada Al-Jama’ah. Gerakan seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Ikhwanul Muslimin berusaha menjaga akidah dan persatuan umat dalam menghadapi tantangan modernitas.

Banyak negara Muslim berusaha menerapkan prinsip Al-Jama’ah dalam kehidupan bernegara. Beberapa menerapkan sistem pemerintahan Islam, sementara yang lain mengadopsi model sekuler dengan tetap mempertahankan nilai-nilai Islam dalam masyarakat.

Tantangan Al-Jama’ah di Era Modern

Di era globalisasi, umat Islam menghadapi berbagai tantangan, seperti sekularisme, liberalisme, dan perpecahan internal. Media sosial juga menjadi tantangan baru yang sering kali memperuncing perbedaan di antara umat Islam, sehingga semangat Al-Jama’ah perlu dikuatkan kembali.

Baca Juga: Ramadhan Kesempatan Emas Meraih Berkah Ilahi yang Tak Boleh Anda Lewatkan!

Islam memiliki berbagai mazhab fiqh yang berbeda, namun semuanya tetap berada dalam lingkup Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Perbedaan ini seharusnya tidak menjadi penyebab perpecahan, melainkan sebagai kekayaan intelektual yang harus dikelola dengan hikmah.

Berbagai organisasi Islam di dunia berperan penting dalam menjaga persatuan umat. Organisasi seperti Rabithah Alam Islami, Organisasi Kerjasama Islam (OKI), dan lembaga keislaman lainnya berusaha menjaga kesatuan umat Islam di tengah perbedaan kepentingan politik dan ekonomi.

Persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiyah) adalah aspek penting dalam Al-Jama’ah. Umat Islam diajarkan untuk saling membantu dan menjaga hubungan baik sesama Muslim, sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mencontohkan dalam Piagam Madinah.

Teknologi informasi dapat digunakan untuk memperkuat Al-Jama’ah melalui dakwah digital, kajian online, dan diskusi ilmiah yang membangun. Umat Islam perlu memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan pemahaman agama dan mempererat ukhuwah.

Baca Juga: Sejarah Palestina, Dari Masa Kejayaan Hingga Konflik Berkepanjangan

Sejarah Islam menunjukkan bahwa Al-Jama’ah adalah pilar utama dalam menjaga keberlangsungan umat Islam. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, umat Islam harus terus berpegang teguh pada persatuan dan ukhuwah Islamiyah. Dengan memahami sejarah dan menerapkan nilai-nilai Islam secara kaffah, Al-Jama’ah akan tetap menjadi kekuatan utama dalam membangun peradaban Islam yang maju dan bermartabat.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: 5 Tips Ampuh Memperkuat Aqidah di Era Modern

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Kolom