Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alumnus IPB Ini Termotivasi Hadist Rasul agar Jadi Sociopreneur

Rana Setiawan - Sabtu, 5 Desember 2020 - 18:40 WIB

Sabtu, 5 Desember 2020 - 18:40 WIB

2 Views

Jakarta, MINA – Baban Sarbana, Direktur PT Rumah Tulis dan PT Ideagile Digital Ecobaraya yang kini sedang menuntaskan studi S3 pada Jurusan Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan, IPB University membagikan kiprahnya di dunia sociopreneur.

Pria kelahiran 1974 ini telah meraih 11 prestasi baik skala nasional maupun internasional, serta telah menuliskan buah pikirannya dalam 13 buku.

Dalam rilis yang diterima MINA, Sabtu (5/12), Baban menjadi entrepreneur di bidang sosial (sosiopreneur) sejak masih menjadi mahasiswa program sarjana di IPB University. Menjadi sociopreneur baginya adalah sebuah panggilan, bukan pekerjaan, bukan pula murni bisnis.

“Ini tentang bagaimana giving back ke kampung halaman. Saat itu, tahun 2010, masih banyak masalah terkait kemiskinan, pendidikan dan ekonomi di kampung saya, yang sebetulnya tidak jauh-jauh amat dari kota. Ditambah latar belakang saya sebagai alumni IPB University yang pastinya punya histori dengan desa dan banyak belajar tentang social movement, akhirnya saya memilih untuk berhenti dari pekerjaan rutin dan fokus pada pengembangan social business yaitu bagaimana menyelesaikan masalah sosial melalui pendekatan bisnis,” katanya.

Baca Juga: Pak Jazuli dan Kisah Ember Petanda Waktu Shalat

Penulis buku “Siapa Berani Menjadi Entrepreneur” dan “Desa Butuh Lo Sob” ini mengabdikan dirinya sebagai sociopreneur atas motivasi utamanya untuk mendapatkan “Pasive Income Dunia Akherat”.

Ia mengaku sangat tergugah oleh hadits yang menyatakan bahwa ada tiga amalan yang membuat pahala kita tak terputus walaupun sudah meninggal dunia. Yaitu amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya.

Itulah yang melatarbelakangi ramuan program sociopreneur Yatim Online yang memiliki kepanjangan Yatim: Yakin Tidak Miskin, Yakin Tidak Minder dan Yakin Pasti Mandiri.

Pembelajaran kehidupan selama di IPB University melatihnya untuk berkiprah di tengah-tengah masyarakat. Selain kuliah, ia banyak bergabung dalam organisasi internal dan eksternal kampus, berinteraksi langsung dengan beragam orang dengan beragam masalah.

Baca Juga: Jalaluddin Rumi, Penyair Cinta Ilahi yang Menggetarkan Dunia

Menurutnya, IPB University itu seperti Indonesia dalam skala kecil, kumpulan orang-orang yang mudah terpanggil kembali ke kampung halaman.

“IPB adalah laboratorium pergaulan dengan teman-teman dari beragam latar belakang, sangat berguna untuk berkiprah di masyarakat,” ujar Baban.

Peraih penghargaan Juara 1 Inovasi Penanganan Kemiskinan Kabupaten Bogor  2019 ini menjelaskan bahwa dalam buku Outlier Malcolm Gladwell, rata-rata orang melakukan perubahan, membutuhkan konsistensi selama sepuluh tahunan. Dalam bahasa lain dapat disebut dengan “Istiqomah”.

“Ternyata, itu berlaku juga ke YatimOnline, karena di tahun 2020 ini tepat 10 tahun dan kami menuju exit strategy untuk memastikan program yang kami rintis benar-benar terlembaga dengan baik melalui pendirian yayasan, koperasi dan badan usaha,” ujarnya.

Baca Juga: Al-Razi, Bapak Kedokteran Islam yang Mencerdaskan Dunia

Baban mengungkapkan, dari yayasan yang dirintisnya mendirikan Raudhatul Athfal (Pendidikan Usia Dini) serta pemberian santunan dan beasiswa, koperasi untuk membantu usaha ibu-ibu dan badan usaha berupa pabrik sampai olahan tempe sebagai bagian dari bisnis yang bisa berkelanjutan.

Ia berharap, tiga hal utama ini menjadi trisula solusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, utamanya yatim dhuafa.

Dalam sepak terjang dan proses yang dirintis, tentu tidak mulus, sebagaimana yang ia sampaikan bahwa ujian dari ke-istiqamahan ikhtiar seseorang adalah waktu.

Baban Sarbana menyampaikan motivasinya untuk para pemuda yaitu keyakinan akan cahaya di ujung lorong yang gelap. Selalu ada solusi untuk setiap masalah adalah bagian dari kemampuan kita untuk terus bergerak.

Baca Juga: Abdullah bin Mubarak, Ulama Dermawan yang Kaya

Keep moving! Bergerak saja terus menerus. Berkontribusi bagi kemaslahatan masyarakat itu seperti belajar naik sepeda, untuk mencapai keseimbangan tiada jalan lain untuk selalu bergerak dan bangkit dari kegagalan. Pastikan dalam proses perjuangan, kita memiliki ‘soulmate’ terbaik, teman dan sahabat yang berbahu kuat untuk memikul amanah bersama,” tambahnya.(R/R1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA) 

Baca Juga: Behram Abduweli, Pemain Muslim Uighur yang Jebol Gawang Indonesia

Rekomendasi untuk Anda