Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AS Batasi Visa Pejabat Cina Terkait Minoritas Muslim

Ali Farkhan Tsani - Rabu, 9 Oktober 2019 - 09:27 WIB

Rabu, 9 Oktober 2019 - 09:27 WIB

5 Views

CAMBRIDGE, : Several thousand people fill the streets around Harvard University for the visit of Chinese President Jiang Zemin before he spoke on campus 01 November, in Cambridge, MA. Jiang is on a six-city, eight-day tour of the US. AFP PHOTO /JOHN MOTTERN (Photo credit should read JOHN MOTTERN/AFP/Getty Images)

Washington, MINA – Amerika Serikat pada Selasa (8/10) memberlakukan pembatasan visa kepada pejabat Cina terkait penyalahgunaan minoritas Muslim.

Hal itu membuat marah Beijing, tetapi seorang pejabat AS mengatakan pembicaraan perdagangan tingkat tinggi masih akan berlangsung pada Kamis dan Jumat. New Straits Times melaporkan, Rabu (9/10).

Departemen Luar Negeri AS mengumumkan rencana pembatasan visa sehari setelah Departemen Perdagangan AS mengutip perlakuan buruk Cina terhadap Muslim Uighur dan etnis minoritas Muslim lainnya.

AS dalam keputusannya menambahkan 20 biro keamanan publik Cina dan 8 perusahaan ke dalam daftar hitam perdagangan.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Departemen Luar Negeri AS tidak menyebutkan nama pejabat Cina yang terkena dampak pembatasan visa. Menlu Mike Pompeo mengatakan pembatasan itu “melengkapi” tindakan Departemen Perdagangan.

Kedutaan besar Cina di Washington mengecam tindakan itu sebagai “dalih yang dibuat-buat” karena mencampuri urusan dalam negeri Cina.

“Urusan #Xinjiang adalah murni urusan dalam negeri Tiongkok yang tidak mengizinkan campur tangan asing. Kami mendesak AS untuk memperbaiki kesalahannya sekaligus dan menghentikan intervensinya dalam urusan internal Cina,” kata kedutaan di Twitter.

Indeks saham utama AS ditambahkan ke kerugian setelah pengumuman Departemen Luar Negeri, dengan indeks S&P 500 ditutup turun sekitar 1,6%.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Investor khawatir ketegangan yang meningkat antara Washington dan Beijing dapat merusak upaya untuk mengembalikan negosiasi perdagangan ke jalurnya.

Langkah AS beriringan dengan pembicaraan perdagangan AS-Cina di Washington, yang membahas persiapan pertemuan tingkat menteri.

Seorang juru bicara kantor Perwakilan Dagang AS mengatakan bahwa pembicaraan tingkat tinggi yang melibatkan Wakil Perdana Menteri China Liu He, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan berlangsung sesuai rencana pada hari Kamis dan Jumat.

Seorang diplomat Cina mengatakan kepada Reuters bahwa Cina menginginkan kesepakatan.

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Diplomat itu menambahkan bahwa penting bagi AS untuk menerima perbedaan antara sistem ekonomi kedua negara, khususnya model pembangunan yang dipimpin oleh negara Cina.

Sementara itu, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengeluarkan peringatan keras tentang keadaan ekonomi global, mengatakan perlambatan ekonomi dapat memburuk tanpa tindakan untuk menyelesaikan konflik perdagangan dan mendukung pertumbuhan. (T/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Asap mengepul di Lebanon selatan menyusul serangan Israel, di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, seperti yang terlihat dari Tirus, Lebanon selatan, 23 September 2024. (Al Arabiya)
Internasional
Timur Tengah
Internasional
MINA Preneur
Indonesia