Awal Budaya Ngopi Dari Sufi Muslim

Oleh Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA 

Di antara kita tentu ada yang menjadi penggemar atau penikmat kopi.? Jika sehari tak ngopi, rasanya ada sesuatu yang hilang. Seperti jika tak merokok sehari bagi pecandu rokok, tentu dirasakan ada yang kurang dalam hidupnya.

Tahukah kita, bahwa ternyata itu berasal dari kalangan Muslim. Sebagian penelusuran menyebutkan, awal mula budaya ngopi adalah dari untuk memperkuat dzikir dan ibadah. Biasanya kalau hendak beribadah dan berdzikir malam untuk waktu yang lama. Maka, perlu ngopi dulu untuk memperkuat melek dari rasa kantuk.

Dalam artikel Islam removed from coffee’s history yang ditulis Prof Ahmad Murad Merican, guru besar Humaniora Universitas Teknologi Petronas Bandar Seri Iskandar, Perak, Malaysia, menyebutkan kopi adalah penemuan Islam, ditemukan di Ethiopia abad ke-15 dan pertama kali digunakan oleh para Sufi sebagai bantuan untuk zikir dan ibadah.

Esai terbarunya yang dimuat di New Straits Times edisi 3 Mei 2020, menulis bagaimana subjek minuman kopi menjadi sesuatu yang hilang dari temuan Muslim.

Mengulas buku 2019 Jonathan Morris, Coffee, A Global History, buku-buku tentang kopi yang diterbitkan setiap tahun telah mengabaikan fakta pertama dan paling esensial tentang sejarah minuman favorit semua orang.

Kopi itu pertama kali ditemukan di Ethiopia abad ke-15 dan dengan cepat menyebar ke Yaman. Itu adalah penemuan Islam.

Pertama kali digunakan oleh para Sufi sebagai bantuan untuk zikir dan ibadah, kopi melintasi semua kota Turki jauh sebelum bermigrasi ke Eropa. Dunia Muslim melahirkan kedai kopi, yang kemudian secara populer dikaitkan dengan Pencerahan Eropa.

Argumen Eurosentrisme telah merusak tulisan tentang kopi. Kata warga Inggris, kopi datang dari Kahveh Turki atau Qahwah Arab.

Surat-surat dari para pelancong Muslim abad ke-16, menunjukkan sejarawan kopi pertama yang tidak terakreditasi. Catatan memberi tahu bahwa pada pertengahan tahun 1400-an, sebuah pabrik baru yang misterius dilaporkan tumbuh di Ethiopia. Pabrik yang ternyata memproduksi kopi itu kemudian pindah ke Yaman.

Kopi kemudian menyebar ke utara ke bagian lain Arab, termasuk Mekkah dan Madinah, dan ke kota-kota besar seperti Kairo, Aleppo, Damaskus, dan Konstantinopel.

Alternatif Alkohol

Selama berabad-abad sesudahnya, muncullah kedai kopi. Kedai kopi pertama muncul di Istanbul pada tahun 1500. Kedai ini pun bermunculan di seluruh Kekaisaran Ottoman, hadir buat forum-forum diskusi intelektual, serta perusahaan-perusahaan komersial.

Penyair dan penulis tak akan melewati ngopi sebagai teman kerjanya. Perbincangan hangat seputar seni, sastra bahkan sains. Yak luput dari teman minuman segelas kopi. Kedai-kedai berubah menjadi semacam sekolah pengetahuan.

Melalui pedagang-pedagang  Venesia, kopi akhirnya masuk ke Eropa dan menjalani kehidupan baru. Seiring waktu, para pemikir Barat menulis ulang cerita tentang kopi dengan mengurangi penekanan dan meminimalkan peran Muslim dalam sejarah kopi dunia.

Para penganalisis perkopian menggambarkan minuman kopi sebagai “alternatif untuk alkohol.”

Hingga kini, minuman kopi dengan berbagai rasa, warna dan variannya telah mendunia. Minuman ini menjadi hidangan mulai dari acara-acara di istana, dalam diplomasi antar negara, konferensi intenasional,  minuman pagi dan sore, kini makin banyak coffee shop untuk milineal di perkotaan, sampai pada acara kendurian dan tahlilan di kampung-kampung, teman saat kerja bakti dan ronda malam.

Nama dan harganya pun biasanya sesuai dengan tempatnya. Warnanya pun bukan lagi hitam. Ada yang coklat, bahkan ada yang putih. Ada pula menjadi susunan acara coffee break. Terkenal pula istilah coffeeshop talking untuk perundingan-perundingan penting yang pelik.

Pada bulan Ramadhan ini, tentu ngopi bisa juga sebagai teman malam di sela tadarus Al-Quran, membaca, bekerja di rumah, atau rehat bersama keluarga.

Iklannya pun viral, “Ngopi napa ngopi….. diem-diem bae,,,”. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.