Awal Musim Hujan Diprediksi Akhir Oktober 2019 Bulan Depan

Jakarta, MINA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan () memprediksi, awal di seluruh wilayah Indonesia akan terjadi pada akhir Oktober 2019 bulan depan, dengan puncaknya akan terjadi pada Februari 2020 mendatang.

“Jika melihat peta persebaran hujan, kemungkinan musim hujan akan mundur antara 10 hingga 30 hari, atau bisa dikatakan, beberapa wilayah di Indonesia baru akan terjadi pada November,” kata Kepala BMKG kepada awak media di Graha , Jakarta Timur, Sabtu (14/9).

Namun demikian, Dwikorita bersyukur musim hujan di daerah-daerah yang terbakar pada Oktober sudah dimulai, meskipun sebagian besar masih baru akan dimulai pada awal November. Diharapkan, musibah kebakaran bisa segera berakhir.

Baca Juga:  Arab Saudi Umumkan Aturan Baru Penyelenggaraan Ibadah Haji

“Alhamdulillah di beberapa daerah terbakar, musim hujan akan dimulai pada Oktober. Sementara sebagian besar wilayah Indonesia, puncak musim hujannya itu adalah Februari dan Maret tahun depan. Artinya di bulan itu tentunya persoalannya beda lagi bukan kebakaran,” katanya.

Sejak Juni lalu, kata dia, BMKG sudah merilis peringatan dini musim kemarau yang mundur. Jadi akan lebih panjang, dan puncaknya pada Agustus, namun dampaknya hingga September. Jadi sejak Agustus dan dampaknya masih akan terjadi pada September.

“Dan ternyata, hari ini, itu semua memang terlihat waktu BMKG menyampaikan antara lain juga dalam rapat terbatas di bulan Juli lalu apa saja yang harus disiapkan untuk menghadapi musim kemarau yang lebih kering dan lebih panjang itu,” ujarnya.

Baca Juga:  MER-C Sayangkan Tindakan Represif Polisi terhadap Mahasiswa di AS

Dwikorita mengatakan, BMKG sudah memprediksi potensi adanya lahan yang terbakar. Berbagai persiapan dan upaya mitigasi dilakukan oleh lembaga-lembaga terkait antara lain BNPB, BRD, BPPT, dan BMKG untuk mencegah kekurangan air, kekeringan dan kebakaran.

“Yang menjadi persoalan, sejak Juli hingga hari ini, langit di Indonesia itu bersih, hampir tidak ada awan, sehingga upaya yang sudah disiapkan BNPB sejak Juli untuk membuat hujan buatan bersama BPPT itu tidak mudah untuk berhasil, karena bibit awan yang akan disemai itu hampir tidak ada,” katanya. (L/R06/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.