Bangladesh Usulkan Zona Aman Rohingya di Myanmar

PM Sheikh pada SU PBB di New York, Kamis (21/9/2017). (Dok UN News)

New Yotk, MINA – Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengusulkan, PBB perlu menetapkan bagi warga Rohingya yang berada di Myanmar.

Mi’raj News Agency (MINA) melaporkan dari sumber UN News, Hasina menyampaikan pada sidang Majelis Umum PBB ke-72 bertema ‘Peace and a Decent Life for All on a Sustainable Planet‘ di markas PBB New York, Kamis (21/9) waktu setempat.

“Myanmar harus menghentikan pembersihan etnis warga di negara bagian Rakhine dan menciptakan zona aman untuk melindungi semua warga sipil, di bawah pengawasan PBB,” ujarnya.

Zona aman dibuat di dalam Myanmar untuk melindungi semua warga sipil, terlepas dari agama dan etnis apapun, di bawah pengawasan PBB. Sementara semua orang Rohingya yang mengungsi secara paksa ke Bangladesh, kembali ke rumah mereka di Myanmar secara berkelanjutan.

“Saya datang ke sini hanya setelah menyampaikan kondisi Rohingya yang lapar, tertekan dan putus asa, yang mengungsi dari Myanmar ke Cox’s Bazar di Bangladesh,” kata Hasina dalam debat umum tahunan itu.

Menurutnya, orang-orang dari Myanmar terpaksa melarikan diri dari ‘pembersihan etnis’ di negara mereka sendiri, padahal mereka telah tinggal berabad-abad di sana.

Dia mencatat, negaranya saat ini melindungi lebih dari 800.000 orang Rohingya yang mengungsi dari Myanmar

Hasina menambahkan, kekejaman dan pelanggaran hak asasi manusia yang sedang berlangsung di Negara Bagian Rakhine, barat Myanmar, semakin memperparah situasi di perbatasan Bangladesh-Myanmar.

Dia juga mendesak Sekretaris Jenderal PBB segera mengirim misi pencarian fakta ke Myanmar.

Bangladesh menggarisbawahi pentingnya menegakkan efektivitas dan kredibilitas operasi pemelihara perdamaian PBB, dan mempertahankan pendekatan ‘zero tolerance’ terhadap dugaan eksploitasi dan pelecehan seksual, kata Perdana Menteri Hasina. (T/RS2/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.