Cris Kuntadi, Staf Ahli Kemenhub, Perancang Sistem Kendali Kecurangan

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)

“Membuat perubahan dan menjadi inspirasi di lingkungan kerja,” itulah motto kerja seorang Dr. , Staf Ahli Bidang Logistik Multimoda dan Keselamatan Perhubungan di Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Alumni SMAN 1 Purwokerto tahun 1988 ini termasuk golongan manusia pembelajar dan doyan kuliah. Mulai dari diploma di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Lanjut ke S1, S2 hingga S3, plus berbagai sertifikasi profesi.

Pendidikan S1 Jurusan Akuntansi ia raih di Universitas Indonesia (UI), S2 Magister Manajemen di Universitas Gadjah Mada (UGM), dan S3 Doktoral Administrasi di Universitas Brawijaya.

Kalau mau dipasang gelarnya, bisa mencapai 12 sehingga selengkapnya menjadi: Dr. H.Cris Kuntadi, SE, MM, CA, CPA, QIA, FCMA, CGMA, CIPSASq, CFrA, ASEAN CPA, Ak

Mengenai hobinya kuliah dan kuliah, belajar dan terus belajar, pria kelahiran Banyumas, 24 Juni 1969 itu mengatakan, “Saya ingin menanamkan dalam diri saya bahwa Bapak saya sudah memberikan contoh yang luar biasa. Ternyata dari apa yang sudah saya pelajari, baik pendidikan formal maupun profesi, banyak sekali input dan manfaat yang bisa saya peroleh untuk memperbaiki kehidupan saya secara pribadi dalam kaitannya dengan kedinasan,” ujarnya.

“Saya terinspirasi dengan almarhum ayah saya yang memutuskan untuk melanjutkan kuliah lagi mengambil S-1, meski waktu itu beliau gajinya sudah lebih tinggi dari gaji standar S-1,” imbuhnya.

Ia pun telah menulis tiga buku terkait pekerjaannya, yaitu: -Menata Birokrasi Bebas Korupsi, Excellent Leadership, dan Audit Internal Sektor Publik.

Kinerja Sikencur

Beberapa capaian kinerja Cris Kuntadi, yang juga menjabat Komisaris PT Kereta Api Indonesia (Persero), yaitu membangun Sistem Kendali Kecurangan pada unit kerja saat menjabat sebagai Kepala Pusdiklat BPK RI.

Kemudian ia menuangkannya dalam sebuah buku berjudul “Sikencur (Sistem Kendali Kecurangan) Menata Birokrasi Bebas Korupsi”. Bahkan buku Sikencur ini menjadi best seller dan telah dicetak ulang hingga 6 kali.

Hasil implementasi Sikencur di Pusdiklat BPK RI menjadikan Pusdiklat BPK mendapat predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) pada tahun 2015 dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) pada tahun 2016.

Pada saat menjabat Kepala Inspektorat Jenderal Kemenhub, Cris juga mengiplementasikan Sikencur dengan memulihkan kerugian keuangan negara berdasarkan hasil audit BPK dan hasil pengawasan Itjenhub pada 2015 sebesar Rp1,12 triliun dan Rp275 miliar pada 2016.

Melalui program reviu harga perkiraan sendiri (HPS) pengadaan barang dan jasa, Itjenhub juga mampu memotong potensi kemahalan tahun 2016, 2017, dan 2018 masing2 sebesar Rp1,08 triliun, Rp1,7 triliun, dan Rp1,9 triliun.

Di Kemenhub, penggemar sepeda gowes ini juga membangun Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG), sehingga pejabat/pegawai Kemenhub telah terbiasa melaporkan penerimaan gratifikasi, melaporkan penolakan gratifikasi bahkan Kepala Biro Kepegawaian Kemenhub menjadi pelapor gratifikasi kedua terbanyak se-Indonesia.

Ia selama menjabat sebagai Irjen Kemenhub juga meraih beberapa prestasi, di antaranya: ISO 9001:2008, IACM LEVEL 3, Aplikasi Sistem Manajemen Pengaduan, TLHP BPK 100 persen, pemulihan kerugian negara hasil pemeriksaan BPK dan Itjen Rp1,12 triliun (2015) dan Rp175 miliar (2016), reviu harga.

Kemudian menjadi Head of delegation RI (2015) dan alternate HOD (2016) untuk International Maritime Organization (IMO) di London, dan Delegation RI untuk International Civil Aviation Organization (ICAO) (2016) di Canada.

Capaian lainnya saat menjabat sebagai Itjen Kemenhub, Cris Kuntadi mampu mengubah Satuan Kerja menjadi Badan Layanan Umum (BLU), Online system (Simponi), Revisi PP PNBP, dan konsesi. Hasilnya, PNBP 2014, 2015, anggaran 2016 mencapai Rp2,01 Triliun, Rp4,29 Triliun, dan Rp9,50 Triliun.

Menciptakan perizinan online seperti SRUT, pendaftaran dan sertifikasi aircrew/ABK, dll. Kemudian survei kepuasan audit, IACM lavel 3, telaah sejawat, sertifikasi ISO 9001:2008. E-Procurement, e-catalog, dan job bidding.

Pada saat menjdi Plt. Staf Ahli Bidang Ekonomi, Kawasan dan Kemitraan Perhubungan 2018, Cris Kuntadi menginisiasi kerja sama sekolah transportasi antara Kementerian perhubungan dengan Australia.

Selama menjadi Staf Ahli Bidang Logistik, Multimoda, dan Keselamatan Transportasi, Cris Kuntadi menciptakan metode Safety Risk Assesment, menggali potensi gangguan keselamatan, karena potensi kecelakaan tersebut diurutkan dari yang paling berisiko hingga yang paling rendah. Kemudian memitigasi potensi kecelakaan melalui program pemerintah, kepedulian masyarakat, dan law enforcement. Mengukur pengendalian yang telah ada dari mitigasi risiko kecelakaan menjadi alat utama untuk pencegahan terjadinya kecelakaan fatal yang massif atau sering terjadi.

Ia berprinsip, “harus menekan potensi kerugian di tempat kerjanya,” melalui konsep-konsep Sikencur yang ia ciptakan.

Saat awal ia di Kemenhub, ia menemukan bahwa banyak sekali piutang kepada pihak ketiga yang ternyata tidak tertagih. Maka, langkah pertama yang ia lakukan adalah langsung menagih. Ia pun menyurati kepada orang-orang yang mempunyai utang kepada Kemenhub, dan memberikan waktu selama 30 hari.

“Kalau selama itu tidak disetorkan maka kami akan black list,” tegasnya.

Menurutnya, dalam peraturan perdagangan dan jasa, salah satu yang menyebabkan rekanan di-black list adalah tidak menindaklanjuti rekomendasi auditor. Dan piutang itu adalah temuan Irjen Kemenhub dan BPK.

Dengan tindakan itu, maka pihak-pihak tersebut membayarkan utang-utangnya dengan jumlah yang cukup besar. Dalam setahun di 2015, kerugian negara yang dapat dipulihkan mencapai Rp1,12 triliun. Ini angka yang luar biasa besar.

Ini proses pemulihannya. Nah, bagaimana proses pencegahan? Sikencur sebenarnya juga didesain untuk proses pencegahan.

Ketika ada unit kerja yang akan membangun atau melakukan pengadaan sesuatu barang atau jasa yang nilainya di atas Rp10 miliar, maka harga sebelum ditawarkan kepada rekanan harus di-review terlebih dulu. Ini dilakukan untuk memastikan angka yang ditawarkan itu wajar.

“Ternyata dari sini kami bisa memotong potensi kemahalan pada tahun 2016 sebesar Rp1,08 triliun,” tuturnya.

Meski dia dimutasi dari jabatan Irjen menjadi staf ahli pada April 2017, konsep yang ditanamkannya itu terus dilanjutkan oleh Irjen baru. Hasilnya, pada 2017 potensi kemahalannya bisa dipotong sebesar Rp1,99 triliun, dan di 2018 Rp944 miliar.

Mengapa turun? “Moga-moga karena mereka sudah paham bahwa harga-harga yang dicantumkan di HPS itulah yang wajar,” ujarnya.

 

Excellent Leadership

Dosen Universitas Mercu Buana ini juga seringkali menjadi mentor atau pemateri pada training kepemimpinan. Potensinya ia tuangkan dalam sebuah buku berjudul “Excellent Leadership, Rahasia Menjadi Pemimpin Terbaik,” cetakan pertama tahun 2017 pada Penerbit Republika.

“Saya berusaha menciptakan berbagai inovasi yang dilakukan dan ingin menjadi inspirasi di lingkungannya,” ujarnya.

Dia pun mengajak semua para pekerja untuk terus berinovasi menjadi excellent leadership dalam karir.

“Karena kita tidak hanya mendapatkan amanah untuk jabatan itu, tapi kita diberikan amanah untuk mennciptakan atau membuat sesuatu lebih baik, membuat manfaat lebih luas dan lebih banyak,” ujar aktivis Kerohanian Islam (Rohis) saat di SMAN 1 Purwokerto tahun 1987-1988.

“Ketika kita mendapatkan jabatan, kita harus bisa benar-benar memberikan perubahan pada unit yang kita pimpin,” lanjutnya.

Atas berbagai inovasi kinerjanya, ia pun meraih prestasi The best 5 PNS Inspiratif 2018 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).

Semuanya, bagi suati dari Siti Munfaridah,S.Sos, adalah karunia Allah yang patut utuk terus disyukuri, dengan semkain baik dan berguna dalam bermasyarakat.

“Sebaik-baik manusia adalah mereka yang memberikan manfaat kepada sesama manusia lainnya,” begitu prinsip hidupnya, mengikuti pesan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Perhatiannya pada nilai-nilai ajaran Islam, pun ia tanamkan kepada kelima anaknya. Masing-masing : Muhammad Alfatih Robbany, Ahmad Zufar Ghozy, Muhammad Izudin Irfan, Zulfikar Ahmad Kuntadi dan Muhammad Ahda Kuntadi.

Mulai dari nama-namanya dan sekolahnya, semuanya di lembaga pendidikan Islam, seperti pesantren, sekolah Islam dan madrasah di berbagai tempat terpisah.

Mereka belajar di Pesantren Al-Kahfi Sukabumi, JIBBS Puncak Bogor, MAN 4 Jakarta dan Nurul Fikri Serang.

Sumber: Kemenhub, wawancara dan sumber lainnya. (A/RS2/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)