Batam, MINA – Demonstrasi ribuan massa warga Melayu di depan Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kepulauan Riau pada Senin (11/9) berujung ricuh.
Dari rekaman video yang tersebar luas secara online, sejumlah personel polisi menderita luka-luka serius oleh hujan batu yang dilemparkan oleh massa.
Dalam dialog dengan perwakilan massa, Kapolresta Barelang Kombes Pol Nugroho Tri N mengungkapkan, ada 13 personelnya yang dibawa ke rumah sakit.
Dikutip dari Batam News, aksi dikoordinir oleh Laskar Pembela Marwah Melayu (LPMM). Massa tidak saja datang dari Kampung Tua Melayu Rempang dan Galang, tetapi juga datang perwakilan dari warga Melayu Kalimantan Barat, Siak Riau, dan Lingga Kepri.
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
Dalam orasinya, mereka menegaskan mendukung investasi, tapi dengan tegas menolak penggusuran atau relokasi 16 kampung tua Melayu di Rempang dan Galang demi pembangunan proyek strategis nasional bernama Rempang Eco City. Alasan mereka, Kampung Tua Melayu sudah lebih dahulu ada sebelum Indonesia merdeka.
Menurut laporan langsung wartawan media nasional di lokasi, demonstrasi yang dimulai sekitar pukul 10.00 WIB tersebut awalnya berlangsung damai. Sempat terjadi mediasi antara perwakilan massa dengan pihak BP Batam.
Tiba-tiba massa pengunjuk rasa melempari aparat dengan air mineral yang disusul dengan lemparan batu. Massa yang marah juga merusak sejumlah fasilitas di lokasi dan sejumlah personel polisi terluka oleh lemparan.
Dalam laporan langsungnya, wartawan di lokasi mengatakan, diduga kuat massa marah karena merasa tuntutan mereka tidak diakomodir dan mereka ditinggal tanpa solusi.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
Belum jelas berapa banyak jumlah korban luka dari kedua belah pihak. (R/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025