Di-framing Negatif, OK-OCE Malah Kian Diminati Warga Luar Jakarta

Jakarta, MINA – Pascapengunduran diri Sandiaga Uno sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta dan menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019, banyak pihak mempertanyakan kelanjutan program yang sedang berjalan dan makin banyak peminatnya.

Tutupnya gerai OK OCE Mart di Kalibata, Jakarta Selatan, di-framing sekelompok orang menjadi ‘kegagalan’ program besar ini.

Menanggapi itu, Sandiaga, sebagai penggagas OK OCE, menyebut penyebab OK OCE Mart di Kalibata lantaran ekonomi nasional yang sedang lesu.

“Karena sekarang kan keadaan ekonomi turun, omzet mereka juga turun jadi mereka sekarang lagi mencari lokasi lain,” kata Sandiaga Rabu lalu seperti dalam keterangan yang disampaikan Tim Humas Publik OK OCE, Sabtu (8/9).

Gerai OK OCE Mart di Kalibata menurut Sandiaga awalnya tidak bayar sewa, sekarang harus bayar sewa.

“Saya selalu ingatkan bahwa bisnis itu naik turun, nah OK OCE Mart yang di Kalibata ini mereka awalnya tidak menyewa dan sekarang ini harus menyewa lahan dan menyewa lahan itu berat. Jadi nggak tutup mereka mau pindah,” jelas  Sandy yang berlatarbelakang pengusaha sukses.

Faktanya, data internal OK OCE mencatat, setelah Sandiaga memutuskan mendampingi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019, pendaftar program kewirausahaan itu justru meningkat.

Sejak Sandiaga  menjadi Cawapres pada 10 Agustus lalu hingga 7 September,  total peserta baru yang bergabung OK OCE mencapai  3.667 anggota berdasarkan data dari https://okoce.me dengan total anggota di seluruh Indonesia sebanyak 51 ribu lebih.

Padahal sebelumnya sempat ada asumsi yang menyebut, setelah Sandiaga   melepas jabatan Wagub, maka dinas-dinas terkait tidak mampu meningkatkan jumlah peserta OK OCE secara signifikan.

Jika asumsi itu dianggap benar, itu artinya peningkatan jumlah  peserta OK OCE terjadi karena adanya peningkatan kesadaran di tengah-tengah masyarakat terkait penting dan menariknya program OK OCE untuk peluang usaha dan lapangan kerja.

Lebih mengejutkan lagi, berdasarkan data terbaru, justru jumlah pendaftar OK OCE meningkat setelah berhembus berita negatif tentang OK OCE.

Kondisi itu menjadi bukti jika masyarakat Indonesia sudah cerdas dan paham mengenai framing pemberitaan media. Dengan framing negatif itu malah  membuat  masyarakat ingin mengenal lebih dalam tentang OK OCE. Setelah tahu pentingnya program ini mereka malah mendaftar.

Keberlangsung program OK OCE dijamin oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Program ini menjadi janji politiknya ketika berkontestasi dalam Pilkada DKI Jakarta lalu. Meski ada gerai yang tutup, program ini akan tetap menjadi perhatian Pemprov.

“Kita akan terus (lanjutkan),” tegasnya.

Senada dengan pimpinannya, Kepala Dinas UMKM DKI Jakarta, Irwandi, menjamin meskipun Sandiaga tidak di Balai Kota, program OK OCE akan terus berjalan.

“Program ini sudah jadi Perda dan masuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Ini akan jadi program 5 tahunan, program jangka panjang,” kata Irwandi.

Bahkan menurut Irwandi, program ini akan terus berlanjut untuk mencapai target besar sebagai program jangka panjang untuk menghasilkan 40 ribu wirausahawan baru dalam waktu satu tahun dan 200 ribu usahawan dalam jangka waktu lima tahun.

Menyikapi apriori sebagian kecil masyarakat tentang kelanjutan program OK OCE, Ketua Umum Perkumpulan Gerakan OK OCE Faransyah Jaya mengatakan, program OK OCE akan tetap berjalan karena dikerjakan jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemprov DKI Jakarta, antara lain Dinas Perindustrian dan Energi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Pendidikan serta Dinas Sosial DKI Jakarta.

“Tetap lanjut programnya. Meski Bang Sandi sebagai sosok dan maskot sudah tidak menjabat,” kata pria yang akrab disapa Coach Faran ini penuh keyakinan.

Menurut Coach Faran, mundurnya Sandiaga sebagai Wagub DKI Jakarta justru meningkatkan posisinya dalam struktur kepengurusan Perkumpulan Gerakan OK OCE yang semula founder menjadi national advisor. (L/R11/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)