Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dialog Perdagangan AS-China Picu Kenaikan Harga Minyak

Zaenal Muttaqin - Selasa, 11 Desember 2018 - 20:35 WIB

Selasa, 11 Desember 2018 - 20:35 WIB

9 Views

Ankara, MINA – Harga minyak mentah sedikit menguat pada Selasa (11/12), karena kembali dimulainya pembicaraan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China, memberikan optimisme bagi investor yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi global yang buruk dan permintaan minyak keseluruhan yang rendah tahun depan.

Mengutip dari Anadolu Agency, patokan internasional minyak mentah Brent diperdagangkan pada USD60 per barel pada Selasa 0500 GMT dengan kenaikan 0,3 persen, setelah ditutup pada Senin di USD59,80 per barel.

Sementara itu, patokan Amerika West Texas Intermediate (WTI) berada di USD51,04 per barel pada saat yang sama, dengan kenaikan 0,2 persen, setelah ditutup pada hari sebelumnya di USD50,95 per barel.

Kebuntuan dalam hubungan perdagangan antara dua negara ekonomi terbesar di dunia itu menemukan harapan atas resolusi setelah AS dan China berusaha merencanakan peta jalan untuk dialog perdagangan selama tiga bulan ke depan.

Baca Juga: Trump Terkejut Atas Penolakan Mesir dan Yordania Soal Relokasi Warga Gaza

Menurut Kementerian Perdagangan China, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Wakil Perdana Menteri China Liu He mengadakan percakapan telepon pada Selasa. Mereka mengatur jadwal putaran pembicaraan perdagangan berikutnya antara kedua negara.

Namun, hubungan AS-China kembali goyah setelah Meng Wanzhou, kepala keuangan raksasa telekomunikasi China Huawei, ditangkap di Vancouver, Kanada pada 1 Desember.

AS mendesak untuk mengekstradiksi Meng, yang juga putri pendiri Huawei, karena Washington menuduh bahwa dia terlibat dalam skema untuk menghindari sanksi AS terhadap Iran.

Sidang nasional China berlanjut pada Senin tanpa menghasilkan kesepakatan akhir soal jaminan.

Baca Juga: Lavrov: G20 Sambut Baik Perundingan Rusia-AS di Riyadh

Pengadilan Tiongkok semakin memperumit hubungan bilateral dengan melarang penjualan dan impor sebagian besar tipe iPhone produksi Apple setelah perusahaan pembuat chip Amerika, Qualcomm, berpendapat bahwa Apple melanggar dua patennya.

Pada pertemuan G20 di Argentina awal Desember lalu, China dan AS sepakat untuk tidak memberlakukan tarif timbal balik tambahan selama 90 hari.

Gencatan perang dagang juga mencakup penundaan peningkatkan tarif AS atas barang-barang China senilai USD200 miliar menjadi 25 persen, dari 10 persen, yang sebelumnya dijadwalkan dimulai pada 1 Januari.

Dengan negosiasi yang dijadwalkan akan dimulai kembali, para investor berharap ketegangan perdagangan antara AS dan China dapat diselesaikan tanpa merusak negara ekonomi maju dan berkembang.

Baca Juga: Rusia Soroti Perlunya Palestina Merdeka untuk Selesaikan Krisis Gaza

Perkiraan yang suram atas pertumbuhan ekonomi global, bagaimanapun, masih mengancam pelemahan permintaan minyak secara keseluruhan di dunia tahun depan, menempatkan tekanan pada harga minyak dalam jangka menengah sampai jangka panjang.

Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) pada 21 November menurunkan perkiraan pertumbuhan global 2019 menjadi 3,5 persen, dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,7 persen, dengan alasan konflik perdagangan.

Dana Moneter Internasional (IMF) pada 8 Oktober juga telah menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global 2019 menjadi 3,7 persen, dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,9 persen. (T/B05/RI-1)

Mi’raj news Agency (MINA)

Baca Juga: Dubes Masaki: Jepang dan Indonesia Perkuat Kemitraan Strategis di Tengah Tantangan Global

Rekomendasi untuk Anda

Asap mengepul di Lebanon selatan menyusul serangan Israel, di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, seperti yang terlihat dari Tirus, Lebanon selatan, 23 September 2024. (Al Arabiya)
Internasional
Timur Tengah
Internasional
Kolom
Indonesia
Kata Mereka
Indonesia
Indonesia