Dr. Abdul Mu’ti Khawatirkan Polarisasi Politik Umat Islam

Jakarta, MINA – Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyatakan ada dalam tubuh saat ini di perhelatan politik yang sedang memanas.

“Kami melihat ada gejala polarisasi politik Umat Islam, yang secara kelembagaaan (Muhammadiyah), kami merasa khawatir kalau polarisasi ini terus berlanjut,” katanya di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng Raya, Jakarta Pusat pada Senin (11/2).

Mu’ti mengatakan, polarisasi ini terlihat begitu banyak, yang terjadi di sekitaran masyarakat, sehingga dikait-kaitkan dengan isu-isu politik terkhusus pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

“ Polarisasi itu telah kita saksikan bersama-sama, misalnya ada polarisasi yang mengkaitkan dengan pasangan nomor satu dan pasangan nomor dua condong ke mana secara keagamaan dan sebagainya,” katanya.

Ia juga mengatakan, banyak polarisasi politik yang tidak sehat di kalangan masyarakat sehingga membuat kontek demokrasi Indonesia menjadi rusak.

“Dalam kontek ekonomi misalnya juga dikatakan nomor satu pro asing dan aseng kemudian yang nomor dua pro pribumi dan anti asing dan sebagainya. Ini saya kira polarisasi politik yang tidak sehat dalam konteks demokrasi,” ucap Mu’ti.

“Kita harus menarik posisi yang lebih tinggi dan strategis bagaimana agar masyarakat ini mengkritisi visi misi program serta kompetensi bukan kemudian melakukan polarisasi,” lanjutnya.

Mu’ti mengimbau kepada Umat Islam untuk tidak membawa-bawa persoalan agama dalam perhelatan politik khususnya pemilihan presiden nanti. Apabila itu bisa terjadi dikhwatirkan akan terjadi perpecahan di kalangan Umat Islam dan resiko yang sangat besar. (L/Haf/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: hafidzh nai

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.