Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dr Zakir Naik, Ulama Ahli Perbandingan Antaragama

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 1 Maret 2016 - 06:04 WIB

Selasa, 1 Maret 2016 - 06:04 WIB

1467 Views

zakir-naik indiafactsOleh: Ali Farkhan Tsani, Penulis, Redaktur MINA (Mi’raj Islamic News Agency), Da’i Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jabar

Penceramah dan ilmuwan Islam terkemuka dunia saat ini, yang ceramah-ceramahnya dapat disaksikan di Youtube, Dr. Zakir Naik dijadwalkan akan bersilaturrahim ke Indonesia, dalam sebuah talk show  di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) April 2016 mendatang.

Kehadiran ulama kelahiran India tersebut tentu saja menarik perhatian banyak orang yang kagum akan sosok ulama yang dikenal dengan pemikirannya yang sangat kritis dan ahli debat antar-agama yang tetap santun ini.

Riwayat Pendidikan Zakir Naik

Baca Juga: Bashar Assad Akhir Rezim Suriah yang Berkuasa Separuh Abad

Sumber Wikipedia menyebutkan, nama lengkapnya adalah Zakir Abdul Karim Naik, lahir di Mumbai (dikenal juga dengan Bombay), ibukota negara bagian Maharasthra, India, 18 Oktober 1965 (umur 50 tahun). Ia adalah seorang pembicara Muslim India dan penulis hal-hal tentang Islam dan Perbandingan.

Zakir mengenyam pendidikan di sekolah menengah St. Peter’s High School (ICSE) di kota Mumbai. Kemudian melanjutkan kuliah di Kishinchand Chellaram College dan mempelajari kesehatan di Topiwala National Medical College and Nair Hospital di Mumbai.

Secara profesi, ia adalah seorang dokter spesialis ahli bedah, memperoleh gelar MBBS atau MBBCh (Medicinae Baccalaureus, Baccalaureus Chirurgiae  atau Bachelor of Medicine and Surgery) dari Universitas Mumbai, satu dari 10 universitas terbaik di India.

Sejak Tahun 1991, Zakir Naik berhenti bekerja sebagai dokter medis dan beralih di bidang dakwah Islam dan perbandingan agama. Ia menyatakan bahwa tujuannya ialah membangkitkan kembali dasar-dasar penting Islam yang kebanyakan remaja Muslim tidak menyadarinya atau sedikit memahaminya dalam konteks modernitas.

Baca Juga: Nama-nama Perempuan Pejuang Palestina

Zakir Naik adalah pendiri dan presiden Islamic Research Foundation(IRF), sebuah organisasi nirlaba yang memiliki dan menyiarkan jaringan saluran TV gratis Peace TV India.

A handout picture released by the King Faisal Foundation on March 1, 2015 shows Saudi King Salman bin Abdul Aziz (L) presenting <a href=

Zakir Naik, president of the Islamic Research Foundation in India, with the 2015 King Faisal International Prize for Service to Islam in Riyadh. Naik was honoured for being one of the most renowned non-Arabic speaking promoters of Islam. He founded the Peace TV channel, billed as the world's only channel specialising in comparative religion. AFP PHOTO / HO / King Faisal Foundation == RESTRICTED TO EDITORIAL USE - MANDATORY CREDIT "AFP PHOTO / HO / King Faisal Foundation" - NO MARKETING NO ADVERTISING CAMPAIGNS - DISTRIBUTED AS A SERVICE TO CLIENTS ==" width="242" height="245" /> Zakir Naik menerima penghargaan dari King Faisal Foundation pada 1 Maret 2015

Dialog dengan Non-Muslim

Zakir Naik mengatakan, ia terinspirasi oleh Ahmad Deedat yang telah aktif di bidang dakwah selama lebih dari 40 tahun. Ahmed Hoosen Deedat, adalah ulama kelahiran Gujarat, India (Juli 1918 – 8 Agustus 2005) adalah seorang penulis Afrika Selatan dan pembicara publik. Ia dikenal sebagai ahli debat dengan masyarakat antar-agama.

Menurut Zakir Naik, adalah tugas setiap Muslim untuk menghilangkan kesalahpahaman tentang Islam untuk melawan apa yang ia anggap sebagai bias anti-Islam oleh media Barat. Ia pun telah banyak berceramah dan menulis sejumlah buku tentang Islam dan perbandingan agama, juga hal-hal yang ditujukan untuk menghapus keraguan tentang Islam. Sejumlah artikelnya juga sering diterbitkan di majalah India seperti Islamic Voice.

Baca Juga: Sosok Abu Mohammed al-Jawlani, Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham

Thomas Blom Hansen, seorang sosiolog yang memegang posisi akademik di berbagai universitas, telah menulis bahwa gaya Naik mengabadikan Quran dan Hadits berbagai bahasa, dan bepergian ke berbagai negara untuk membicarakan Islam bersama para teolog, telah menjadikannya sangat terkenal di lingkungan Muslim dan non-Muslim.

Meskipun ia biasa berbicara kepada ratusan hadirin, dan kadang ribuan hadirin, justru rekaman video dan DVD ceramahnya yang banyak didistribusikan. Perkataannya biasa direkam dalam bahasa Inggris, untuk disiarkan pada akhir pekan di sejumlah jaringan TV kabel di lingkungan Muslim Mumbai, dan di saluran Peace TV.

Karena kontribusi dan aktivitasnya yang luar biasa terhadap dakwah lslam, ia menerima penghargaan dari Kerajaan Arab Saudi dalam ajang Hadiah Internasional Raja Faisal (KFIP). Tak hanya mendapatkan sertifikat dan medali emas, Naik juga mendapatkan uang sebesar 200 ribu dolar AS atau setara dengan Rp 2,6 miliar. Seluruh uang tersebut ia sumbangkan untuk mengembangkan Peace TV  yang ia dirikan.

Dr. Zakir Naik sempat dilarang untuk berkunjung ke Inggris karena dinilai akan mengganggu keamanan masyarakat Inggris.

Baca Juga: Abah Muhsin, Pendekar yang Bersumpah Jihad Melawan Komunis

Ceramah Naik memang sering kali dihadiri oleh ribuan jamaah yang tidak hanya beragama Islam, tetapi juga Hindu, Budha, Kristen, dan bahkan atheisme. Siapapun dan apapun pertanyaannya akan Zakir jawab dengan sempurna.

Keunggulan Zakir 

Ulama  ini unggul dalam debat dan dialog antar-agama, didukung oleh kemampuannya menghafal Al-Quran (hafidz) dan hafal Shahih Bukhari dan Muslim. Naik juga menghafal kitab dari agama lain, seperti Weda, Tripitaka, Bhagavad Gita.

Ia tanpa ragu-ragu juga mengoreksi Pastur dan Pendeta jika mereka salah dalam mengutip ayat-ayat dalam bibble atau injil. Ini karena ia juga menghafal isi dari bibble/injil.

Baca Juga: Pangeran Diponegoro: Pemimpin Karismatik yang Menginspirasi Perjuangan Nusantara

Dr. Zakir Naik tidak memiliki banyak agenda Debat Terbuka layaknya Ahmed Deedat, karena hampir semua tantangan debat yang dilayangkan olehnya tidak mendapat respon dari gereja-gereja. Bahkan sampai sekarang belum ada berita, apakah ada Pendeta yang berani berhadapan langsung dengan beliau. Oleh karena itu, ia dijuluki “Ahmed Deedat Plus” yang telah membuat pastur dan pendeta merasa ngeri berhadapan dengan beliau yang argumentasinya belum pernah terpatahkan.

<a href=

zakir naik dialog terbuka" width="300" height="178" /> Zakir Naik dalam sessi debat terbuka (YouTube)

Banyak Mualaf

Dakwah menggunakan metode debat atau dialog argumentatif yang ia lakukan, ternyata banyak menyadarkan para tokoh non-Muslim, hingga menjadi mualaf, kembali ke Islam.

Dalam sebuah dialog terbuka ia ditanya mengapa umat Muslim tidak boleh mengucapkan ‘Selamat Natal’ kepada orang-orang Kristen? Padahal katanya Muslim itu mengakui Nabi Isa.

Baca Juga: Pak Jazuli dan Kisah Ember Petanda Waktu Shalat

Zakir dengan argumentasi cerdasnya menjawab, “Kalau Anda mengucapkan Selamat Natal itu sama artinya dengan mengakui bahwa Allah melahirkan seorang anak pada 25 Desember”.

Lalu, tanyakan saja kepada mereka, “Mengapa mereka menanyakan Natal?” Mereka akan menjawab bahwa ini adalah kelahiran Jesus. “Siapa itu Jesus?” Mereka pasti menjawab, “Jesus adalah anak Tuhan”. Padahal tidak ada satu pun pernyataan di dalam seluruh Alkitab yang menyebutkan Jesus yang berkata, “Aku adalah Tuhan dan sembahlah aku”.

Dalam sebuah dialog terbuka di jejaring sosial YouTube, kali ini sang ulama ini ditantang oleh Pendeta tentang mengapa hanya perbedaan-perbedaan Alkitab dan Quran saja yang dibicarakan. Mengapa tidak pada persamaannya? Lagi-lagi Zakir Naik menjawab dengan mematahkannya, “Isi di dalam Alkitab banyak yang sama dengan Al-Quran. Perbedaannya adalah jika umat Islam melaksanakannya, tapi umat Kristiani tidak. Misalnya, Al-Quran mengharamkan makan daging babi, Alkitab juga melarangnya. Perbedaannya, umat Islam patuh tapi umat kristen tidak”.

Juga di dalam Al-Quran dan Alkitab disebutkan perintah untuk membagikan harta. “Umat Islam melaksanakannya, tapi umat keisten tidak”, ujarnya. Hingga, lanjutnya, di dalam Al-Quran maupun Alkitab manusia disuruh menyembah Allah, sembahlah Tuhan. Termasuk Isa sendiri mengatakan, “Sembahlah Allah”. Umat Islam pun mematuhinya dengan menyembah Allah. Namun, umat kristen tidak. Malah menyembah Isa.

Baca Juga: Jalaluddin Rumi, Penyair Cinta Ilahi yang Menggetarkan Dunia

Dengan berbagai dialog sehat, argumentatif, mematahkan lawan bicara dengan mengupas berbagai kitab. Akhirnya banyak dari kalangan pendeta, ilmuwan, maahsiswa, yang non-Muslim, akhirnya menjadi mualaf, Islam. Setelah berdialog atau mendengar dialog antar-agama yang dikemukakan Dr Zakir Naik. Subhaanallaah. (P4/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Al-Razi, Bapak Kedokteran Islam yang Mencerdaskan Dunia

Rekomendasi untuk Anda

Desa Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terendam banjir pada Februari 2024. (Istimewa)
Indonesia
Indonesia
Internasional
Khutbah Jumat