Dubes Palestina: Perundingan Palestina-Israel Sudah Mati

Hubungan kerjasama antar negara di dunia diperlukan guna memenuhi kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata pergaulan internasional, di samping demi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan hidup yang merupakan dambaan setiap manusia dan negara di dunia. Setiap negara sudah barang tentu memiliki kelebihan, kekurangan, dan kepentingan yang berbeda. Hal-hal inilah yang mendorong dilakukannya hubungan dan kerjasama internasional.

Dalam hal ini, pembukaan Kedutaan di , menjadi harapan baru bagi perjuangan Palestina. Untuk itu, Dewan Redaksi Kantor Berita Islam terdiri dari Redaktur Senior sekaligus Sekretaris Redaksi Widi Kusnadi, Koordinator Liputan Rana Setiawan, Kepala Redaksi Bahasa Arab Rifa Berliana Arifin dan wartawan Rendy Setiawan mengunjungi Kedutaan Palestina di Indonesia untuk melakukan bincang-bincang dengan Duta Besar Palestina Faris N. Mehdawi di kantornya Selasa 16 Agustus 2106. Berikut hasil wawancaranya:

Bagaimana upaya solusi antara Palestina dan Israel?

Dubes: Perundingan antara Palestina dan Israel sudah mati, sudah tidak berlaku lagi karena Israel sering sekali melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sebetulnya sudah disepakati bersama. Ini yang kemudian menjadi alasan mengapa perundingan dengan Israel akan selalu sia-sia dan tidak perlu dilakukan lagi.

Melihat situasi di Palestina saat ini, Apakah perjuangan Palestina akan tetap memakai cara-cara yang sama seperti sebelumnya?

Dubes: Selama ini, salah satu usaha Palestina untuk membebaskan diri dari penjajah Israel adalah dengan cara melakukan diplomasi dengan berbagai pihak untuk menekan Israel. Kalau kita perhatikan, perjuangan Palestina tidak akan bisa dilakukan melalui jalur lembaga internasional seperti PBB, karena PBB sendiri tidak bisa berbuat banyak ketika misalnya Amerika Serikat (AS) memveto kebijakan yang sebetulnya akan bagus buat Palestina.

Yang dibutuhkan oleh perjuangan Palestina adalah dukungan dari masyarakat internasional. Bagaimanapun juga, masyarakat internasional jauh lebih memiliki kehendak sendiri ketimbang lembaga-lembaga internasional yang memang dipengaruhi oleh berbagai pihak dan kepentingan.

Bagaimana dengan usaha boikot yang dilakukan oleh gerakan internasional BDS (Boycott, Disvestation, and, Sanction)?

Dubes: Saya mengapresiasi sekali usaha dari BDS yang menyerukan boikot terhadap produk-produk Israel. Terlebih, seruan boikot itu diterima di negara-negara seperti Perancis, Belgia, Inggris, dan beberapa negara Eropa lainnya.

Terkait tidak dicantumkannya nama Palestina oleh perusahaan Google pada layanan Google Maps. Bagaimana pandangan Anda?

Dubes: Sebetulnya keputusan apa yang dikeluarkan oleh pihak Google itu terserah mereka. Namun, sebagai perusahaan yang melayani semua data dan informasi yang dibutuhkan masyarakat, seharusnya Google mencantumkan nama Palestina dan memberikan informasi valid serta detail terkait Palestina.

Dengan tidak dicantumkannya nama Palestina pada layanan Google Maps, maka hal itu bisa merubah penilaian generasi muda terhadap Palestina. Mungkin sekarang, hal ini tidak memiliki pengaruh, tapi bagi generasi muda, ini sangat berpengaruh sekali.

Dampaknya?

Dubes: Seperti yang saya katakana tadi, bagi kita saat ini keputusan itu tidak memiliki dampak yang begitu terasa, tapi bagi generasi muda, akan sangat terasa sekali. Meskipun di buku-buku peta dunia ada nama Palestina, tetapi jika informasi yang disebarkan melalui Google Maps tidak sesuai dengan semestinya, hal ini justru akan mengikis informasi mengenai kedaulatan Palestina dan akan menjadikan mereka lebih mengetahui nama Israel sebagai negara ketimbang Palestina.

Terkait dibukanya kantor Kedutaan Palestina di China, Apa pengaruhnya?

Dubes: Perlu dipahami bahwa politik internasional saat ini dipandang pragmatis. Keberadaan Kedutaan Besar Palestina di Beijing tidak berarti adanya hubungan kuat antara China dan Palestina melainkan ini adalah strategi diplomasi bagi Palestina untuk mendapat dukungan dari dunia internasional. Hal ini berarti pula bahwa hubungan luar negeri Palestina dengan negara lain mulai diperhitungkan. Inilah strategi diplomasi yang dilakukan Palestina dari negara yang berjauhan. Seperti halnya Indonesia telah banyak melakukan dukungan kemanusiaan pada negara dan rakyat Palestina, tapi dukungan diplomasi Indonesia masih kurang berpengaruh di kawasan, baik secara militer maupun logistiknya.

Yang dihasilkan dari dukungan non politik adalah sekedar meringankan bukan menghilangkan. Ini tidak hanya untuk Indonesia saja, tapi semua negara yang mendukung Palestina mereka hanya bisa meringankan tanpa adanya pengaruh besar pada kedaulatan negara Palestina. Kembail pada China, tidak diragukan bahwa China adalah negara kedua adidaya yang menyaingi Amerika Serikat (AS) di mata dunia internasional.

Harapan Anda?

Dubes: Saya berharap dengan dibukanya kantor kedutaan menunjukkan kedekatan China dan bisa memberikan pengaruh yang signifikan bagi Palestina. Saat perang dingin beberapa tahun lalu, Israel berkoalisi dengan AS dan sekutunya. Namun di sisi lain, China justeru berseberangan dengan mereka, maka bisa dikatakan secara diplomasi ‘bersama Palestina’. Saya perlu katakan bahwa perang yang terjadi saat ini membawa pemahaman siapa yang mampu bertahan di tanah negaranya sendiri itulah yang paling berhak berdaulat dalam hal ini, Palestina dan Israel.

Salah satu upaya untuk pembebasan Palestina adalah dengan media. Di Indonesia, telah berdiri Kantor Berita Islam MINA yang fokus pemberitaannya pada Palestina, bagaimana tanggapan Anda dan media di Palestina khususnya terkait berdirinya kantor berita ini?

Dubes: Saya mengapresiasi berdirinya Kantor Berita Islam MINA yang menjadikan Palestina sebagai salah satu fokus utama pemberitaan. Media Palestina senang bisa bekerja sama dengan MINA. Media memiliki peran penting dalam perjuangan pembebasan Palestina dari penjajahan yang berkepanjangan karena menyuguhkan berita-berita komprehensif tentang Palestina, tidak hanya pemberitaan seputar konflik dan peperangan. Media seharusnya adil dalam meninjau bahwa Palestina adalah negara berdaulat. (L/P011/P013/R05/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)