Niamey, MINA – Sylvain Itte, Duta Besar Prancis untuk Niger, meninggalkan Niamey pada hari Rabu (27/9) dan menuju ke Paris, menurut laporan lembaga yang mengutip Dewan Militer Niger.
Menurut Dewan, Itte berangkat ke Chad yang kemudian menuju ke Prancis. Al Mayadeen melaporkan.
Sebelumnya, situs Badan Keamanan Navigasi Udara di Afrika dan Madagaskar (ASECNA), menggarisbawahi bahwa otoritas militer Niger telah melarang pesawat Prancis terbang melalui wilayah udara negara tersebut.
Sebelumnya, sebuah pengumuman terungkap pada tanggal 23 September bahwa wilayah udara Niger “terbuka untuk semua penerbangan komersial nasional dan internasional kecuali untuk pesawat Prancis atau pesawat yang disewa oleh Prancis, termasuk milik maskapai penerbangan Air France.”
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Wilayah udara tersebut akan tetap diblokir untuk “semua penerbangan militer, operasional, dan penerbangan khusus lainnya” sampai izin sebelumnya diperoleh, menurut pemberitahuan tersebut. Air France mengonfirmasi kepada AFP bahwa mereka tidak akan terbang melintasi negara itu.
Setelah Prancis mengumumkan bahwa mereka akan menarik duta besar dan pasukan militernya dari Niger pada akhir tahun ini, pemerintahan baru Niger memuji berita tersebut sebagai “langkah baru menuju kedaulatan.”
“Pekan ini, kami merayakan langkah baru menuju kedaulatan Niger,” bunyi pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa “Pasukan Prancis dan duta besar Prancis akan meninggalkan tanah Niger pada akhir tahun ini.”
“Ini adalah momen bersejarah, yang menunjukkan tekad dan kemauan rakyat Niger.” (T/RI-1)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza