EcoMasjid: Kompor Biomassa untuk Pengentasan Kemiskinan Energi (Oleh: Dr. Hayu S. Prabowo)

Oleh: Dr. Ir. H. Hayu S. Prabowo, Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (Lembaga PLH & SDA MUI)

Dalam melakukan pengembangan program ecoMasjid guna pembangunan kemandirian energi umat, Lembaga PLH & SDA MUI telah membeli dan melakukan uji coba dua tipe tungku biomasa dari Primestove serta ACE 1 yang langsung diimpor dari Afrika.

Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang tentunya akan sesuai dengan daerah serta situasi oleh masyarakat setempat. Saat ini pengembangan sedang dilanjutkan untuk pembuatan kompor biomasa berbahan bakar biomasa dari briket sampah organik.

Kemiskinan energi terjadi akibat kurangnya akses terhadap layanan energi modern. Tingkat kesejahteraan suatu masyarakat dipengaruhi dari tingkat konsumsi energi. Pada sebagian besar masyarakat negara berkembang, tingkat penggunaan energi sangat rendah karena memerlukan usaha dan waktu yang banyak untuk mengumpulkan bahan bakar. Bahan bakar yang digunakanpun sangat kotor dengan tingkat polusi tinggi.

Umumnya penduduk pedesaan sangat bergantung pada biomassa tradisional seperti kayu bakar, arang, sisa tanaman, dan sejenisnya. Memasak oleh penduduk desa umumnya dilakukan dengan tungku biomassa yang tidak efisien, menguras sumber daya alam dan memakan banyak waktu dan tenaga.

Kompor biomassa yang tidak efisien akan mengeluarkan asap pekat yang menimbulkan risiko kesehatan wanita dan anak-anak, yang menghabiskan berjam-jam sehari di dekat tungku pada dapur yang umumnya berventilasi buruk.

Menghirup asap dan karbon hitam dalam jumlah besar sangat merugikan kesehatan manusia akibat menghirup karbon monoksida dan polutan lainnya hingga 100 kali lebih tinggi dari batas yang direkomendasikan yang ditetapkan oleh WHO. Cara memasak seperti ini telah mengakibatkan satu orang meninggal setiap delapan detik atau kira-kira satu orang meninggal akibat asap dapur setiap kali Anda mengedipkan mata.

Paparan asap yang berlebihan selain mengakibatkan kematian, akan menyebabkan kanker paru-paru, penyakit paru-paru kronis, dan katarak pada para wanita di negara-negara berkembang.

Selain masalah kesehatan, ketergantungan pada bahan bakar kayu untuk memasak yang tidak efisien menyebabkan degradasi lingkungan yang sangat besar, menjerat masyarakat miskin akan tetap miskin serta meningkatkan risiko kebakaran rumah.

Kurangnya akses energi modern merupakan tantangan besar bagi orang-orang di negara berkembang. Untuk mengatasinya, salah satunya adalah memperkenalkan teknologi tungku masak biomassa yang lebih aman, efisien dan berkelanjutan.

Tungku biomassa merupakan tungku gasifikasi biomassa, menggunakan sistem pembakaran dua tingkat, sehingga:

1. Menghasilkan api yang lebih bersih sehingga meningkatkan kesehatan.
2. Menghemat penggunaan biomassa sehingga mengurangi biaya bahan bakar serta mengurangi waktu mengumpulkan kayu.
3. Memberikan kontribusi positif bagi strategi pembangunan rendah karbon dalam mengurangi dampak perubahan iklim.
4. Meningkatkan ketahanan energi untuk suatu negara.

(Ilustrasi: LPLH SDA MUI)

Ace 1

ACE 1 Solar Powered Biomass Cookstove adalah tungku biomassa sehat dan hemat energi (TSHE) yang diproduksi di Afrika oleh African Clean Energy. TSHE ini mendapatkan delapan bintang dari sembilan bintang. TSHE ini dilengkapi fan dan tombol untuk mengatur besar kecil api, menggunakan tenaga surya untuk mengisi baterai serta dilengkapi dengan lampu LED.

TSHE ini berbahan bakar kayu, tetapi dapat juga menggunakan pellet, arang, briket dan limbah pertanian seperti bonggol jagung dan kulit kacang.

ACE 1 telah diproduksi sekitar 40.000 unit dan telah terjual di berbagai negara seperti Afrika Selatan, Kenya, Malawi, Kamboja, Laos dan India. Tungku ini telah lulus uji TSHE tahap kedua oleh Direktorat Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru dan Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia.

Kompor Prime Kayu (Prime cookstoves)

Kompor Prime (Prime cookstoves) adalah kompor TSHE yang merupakan kompor jenis gasifikasi TLUD (Top-Lit Updraft) yang menggabungkan tiga mekanisme: Pre-heating (pemanasan awal), partial burning/co-firing (pembakaran sebagian) dan counter-flow burning mechanism (mekanisme melawan arah arus asap) sehingga pembakarannya bersih.

Kompor Prime adalah salah satu kompor yang telah lulus uji pada program Clean Stove Initiative (CSI) Indonesia, program yang diprakarsai oleh Bank Dunia bekerja sama dengan Kementerian ESDM.

Kompor Prime juga telah didistribusikan di program Low Emission Enterprise (LEE), program yang didanai oleh Differ bekerja sama dengan USAID, the Walton Family Foundation, Conservation International dan Kopernik.

Kompor Prime juga telah dijual di beberapa negara di Asia dan Afrika melalui Prime Cookstoves, produsen Kompor Prime internasional.(A/R01/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.