Fathurrahman Tulis Sajak “Perempuan Dalam Penjara” Bawa Pesan Perjuangan Perempuan Palestina

Kalianda, MINA – Puisi karya , penyair yang juga Ketua Ikatan Keluarga Alumni Al-Fatah, berjudul “Perempuan dalam Penjara”, dideklamaskan dalam Aksi Pengibaran Bendera Indonesia dan Palestina di Pantai Kedu Warna, Kalianda, Lampung Selatan, Sabtu (29/1).

Aksi diadakan oleh AWG Lampung, diikuti sekitar 100 aktivis yang sebagian besar perempuan, untuk mendukung perjuangan kaum perempuan Palestina yang dipenjarakan Israel.

Selain pengibaran bendera, diadakan teatrikal dan pembacaan puisi. Puisi tersebut berjudul “Perempuan Dalam Penjara” karya Fathurrohman.

Puisi dibawakan oleh Santriwati Ponpes Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Lampung, Rafaifa Cayyina.

Sekilas Biografi Fathurrahman

Fathurrahman, lahir di Pagelaran, Pringsewu Lampung pada 11 September 1979. Alumnus Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unila (2003), Alumnus Ponpes Al-Fatah Al-Muhajirun, Lampung (1998) dan menjadi Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Al-Fatah sejak 2016.

Buku puisi tunggalnya adalah Izrail Membawa Bunga (2020). Puisi-puisinya terhimpun dalam antologi bersama: Negeri Para Penyair (2018), Risalah Api (2019), Sampah Serapah Sripah (2019), Berani Menggeleng (2019), Bermula Kata Bermuara pada Suara (2019), Binjai (2019), dan lain-lain.

Berikut puisi  “Perempuan Dalam Penjara” :

Kulihat raga-raga terpenjara, tapi tidak dengan jiwanya.
Dan jiwa-jiwa itu, tidak hanya sekedar merdeka.
Tetapi juga memerdekakan ribuan jiwa, untuk cinta yang sama.
Cinta pada Al Aqsa.

Aku lihat tubuh-tubuh di balik jeruji, tapi tidak dengan ghirahnya.
Dan semangat itu tidak hanya menyala di tanah Palestina.
Tetapi telah menjadi bara, membakar dalam bara yang sama.
Bara bagi kemuliaan Al Aqsa.

Wajah perempuan-perempuan itu tak pernah lusuh
meski terkurung dinding dan tembok yang angkuh
Ada cahaya yang tidak pernah pupus
Menjadi benderang bagi kelam langit Al Quds.

Pekik takbir perempuan-perempuan itu hendak dibungkam
Tapi kepal tangan mereka tetap terus menggenggam
Perlawanan sejatinya tidak dapat dihentikan
Oleh karena tubuh dipenjara atau bahkan dibenamkan

Wahai segenap para pejuang kemuliaan
Para perempuan dalam penjara itu telah memulakan
Maka mari rapatkan shaf dan barisan
Membebaskan Al Aqsa dengan segenap kemampuan.

Allahu Akbar!

By: Fathurrahman

Fathurrohman menjelaskan, makna filosofis puisi berjudul “Perempuan Dalam Penjara” adalah dukungan atas perlawanan kaum muslimin, khususnya para perempuan atas segala bentuk penjajahan, penguasaan dan penjajahan Israel terhadap Al-Aqsa dan Palestina.

“Tindakan tentara zionis dalam memenjarakan kaum perempuan adalah kejahatan kemanusiaan, puisi ini menggambarkan kekuatan ukhuwah Islamiyah dan solidaritas kemanusiaan dalam menentang segala bentuk kejahatan yang merendahkan nilai-nilai kemanusiaan pada umumnya dan merendahkan harkat martabat kaum perempuan pada khususnya,” jelasnya.

Menurutnya, melalui puisi ini tersurat dan tersirat pembelaan atas Al-Aqsa dan Al-Quds, serta kaum muslimin di Palestina pada umumnya adalah sebagai bentuk ukhuwwah Islamiyah, sebagai satu tubuh, sehingga ketika saudara-saudara kita (khususnya perempuan dan anak-anak) disakiti kita juga akan merasa sakit.

“Ketika anak-anak dan kaum perempuan dihinakan, maka kita akan merasakan penghinaan yang sama. Maka dari itu, sebagai muslim/muslimat, siapapun kita, di manapun kita berada, sebagai apapun latar belakang kita, kita harus menguatkan rasa ukhuwah Islamiyah kita kepada sesama muslim,” ujarnya.

Selain itu, alasan Fathurrahman memilih judul “Perempuan Dalam Penjara” adalah menggambarkan betapa hebatnya kaum perempuan Palestina dalam membela Al-Aqsa. Walaupun pada akhirnya mereka harus dipenjara, dibungkam dan dibatasi gerak dan kebebasannya, tetapi hal itu tidak melemahkan semangat perlawanan.

“Bahkan keberadaan mereka dalam penjara mampu menggerakkan kaum muslimin/muslimat di segala penjuru dunia, untuk melakukan berbagai aksi dan perlawanan dalam berbagai bentuk dan kemampuan, namun tujuannya tetap satu, yaitu kecintaan pada Al-Aqsa,” kata Fathurrahman. (A/Bad/R12/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: hadist

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.