Habib Rizieq Soal Memilih Pemimpin Muslim

Imam Besar Habib Rizieq Syihab. (dok. Newsth)

Jakarta, 12 Jumadil Akhir 1438/11 Maret 2017 (MINA) – Komentar paslon nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang mengatakan memilih berdasarkan agama langgar konstitusi mendapat sorotan dari berbagai pihak, termasuk Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab.

Dalam ceramahnya di depan ratusan ribu umat Islam yang memadati , Sabtu malam,  untuk melakukan Dzikir dan Sholawat Untuk Negeri untuk memperingati Surat Perintah Sebelas Maret () ke 51, Habib Rizieq menilai memilih pemimpin sesuai agamanya tidak bertentangan dengan konstitusi.

“Kemarin ada yang mengatakan sodara, kalau memilih pemimpin sesuai agamanya itu langgar konstitusi, yee gagal paham,” kata Habib.

Habib menjelaskan, sila pertama dari Pancasila berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa” menunjukkan bahwa Indonesia dibangun atas dasar keyakinan, bukan atas dasar yang lain.

“Sila pertama sudah jelas sodara, NKRI dibangun atas dasar keyakinan, masa memilih pemimpin sesuai keyakinannya itu langgar konstitusi. Nah Tuhan yang Maha Esa itu siapa,” kata Habib yang kemudian dijawab oleh jamaah “Allah”.

Dikatakan Habib bahwa memilih pemimpin sesuai keyakinannya adalah ajaran Islam yang harus diamalkan. Siapapun orangnya, kalau pilihannya antara kafir dan muslim, maka wajib memilih yang muslim.

“Bang Anies sama Bang Sandi kita doakan menjadi pemimpin yang amanah, menjadi pemimpin yang tidak menyengsarakan rakyat,” harap Habib.

Selain mengomentari memilih pemimpin muslim, Habib juga menampik tuduhan adanya gerakan politisasi agama yang hingga sekarang viral di media sosial.

“Ini ada lagi sodara, tuduhan politisasi agama. Kira-kira jawab tidak?,” kata Habib yang dibalas oleh jamaah “Jawab”.

Habib melanjutkan bahwa ayat-ayat Al-Quran adalah milik Allah. Masjid-masjid yang berdiri adalah rumah Allah. Sehingga membaca dan mengamalkan nilai Al-Quran di dalam masjid adalah hal yang sangat bagus.

“Ini bukan politisasi agama,” tegas Habib.

Hadir pada kesempatan itu keluarga besar Cendana (Keluarga Besar Presiden Soeharto), sejumlah Pimpinan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI seperti Zaitun Rasmin, Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) dan Pimpinan Majlis Az-Zikra Arifin Ilham.

Juga terlihat hadir pasangan calon (Paslon) Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Selain paslon Anies-Sandi, juga hadir Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan wakilnya Fadli Zon, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, dan hadir pula Akbar Tanjung, serta wakil paslon nomor urut 2 Saeful Djarot.

Dzikir dan Sholawat Untuk Negeri yang dihadiri ratusan ribu umat diselenggarakan oleh Keluarga Cendana bekerjasama dengan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI untuk memperingati terbitnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) 1966.

Acara tersebut dimulai dengan membaca dzikir yang dipimpin oleh Pimpinan Majlis Adz-Dzikra Arifin Ilham. Dalam doanya, Arifin Ilham mendoakan supaya Ibukota Indonesia, Jakarta menjadi kota yang diberkahi. (L/R06/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)