Oleh: Illa Kartila – Redaktur Senior Miraj Islamic News Agency – MINA
Masalahnya klasik – penipuan terhadap para calon jamaah umroh, baik oleh biro jasa yang terdaftar apalagi yang ilegal – tetapi makin marak karena peluang curang terbuka lebar ketika daftar tunggu berhaji kian hari kian memanjang. Orang jadi berfikiran, lebih baik umroh dulu daripada tidak berhaji sama sekali.
Meski kementerian agama tidak henti-hentinya mengingatkan ummat agar memilih agen perjalanan resmi jika ingin melakukan ibadah umroh agar terhindar dari penipuan, namun tetap saja banyak calon jamaah yang terjebak oleh bujuk-rayu dan iklan-iklan umroh murah.
Simak beberapa iklan yang gencar ditayangkan oleh salah satu biro jasa di media-media sosial:
Milad FT ke-8, umroh hanya 8.888.888 penawaran spesial untuk 100 pendaftar jamaah pertama yang beruntung. Promo Jan-Feb 2018 DP 5.000.000 from 14.443.000 – Umroh Family 2018 DP 2.500.000 dari 15.150.000.
Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi
Siapa yang tidak tertarik untuk menjalankan ibadah umroh dengan biaya sangat murah? Namun lagi-lagi Kementerian Agama Wilayah Sumatera Barat (Sumbar) misalnya, mengingatkan masyarakat agar berhati-hati memilih biro perjalanan umroh untuk mencegah terjadinya penipuan seperti gagal berangkat atau terlantar di Tanah Suci.
“Pertama sekali pastikan biro tersebut resmi, punya izin dan terdaftar di Kementerian Agama serta biayanya masuk akal, ” kata Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag Sumbar Syamsuir. “Jika ada yang menawarkan paket perjalanan umroh dengan biaya murah di luar kelaziman perlu diwaspadai.”
Dia juga mengingatkan para calon jamaah agar tidak mudah tergiur dengan biaya murah saja, mana mungkin berangkat ke Mekkah dengan biaya yang rendah. Komponen biaya perjalanan umroh minimal meliputi tiket pesawat, penginapan, makan dan lainnya, karena itu coba pertimbangkan apakah masuk akal jika ada yang menawarkan dengan biaya yang sangat murah.
“Kalau ada orang atau biro perjalanan yang menawarkan harga di bawah Rp25 juta perlu dipertanyakan karena besaran biaya itu tidak logis, sebab normalnya biaya umroh sekarang di atas Rp25 juta,” ujarnya.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Oleh sebab itu agar masyarakat tidak dirugikan sebelum berangkat umroh sebaiknya berkonsultasi ke kantor kemenag di daerah masing-masing untuk memastikan biro perjalanan yang resmi, kataya. Di Sumbar hanya ada tiga biro perjalanan umrah yang terdaftar dan resmi, selebihnya tidak terdaftar dengan jumlah yang mencapai puluhan.
“Banyak biro perjalanan yang punya kantor pusat di Jakarta dan buka cabang di Padang kemudian mencari calon jamaah, itu kan izinnya di Jakarta, sementara operasinya di Sumbar,” katanya.
Awal Juni 2017, seorang warga Batam berangkat umroh dengan istrinya serta jamaah lainnya asal P. Jawa, lewat biro perjananan yang ada di kota itu. Mereka berjumlah 23 orang. Hanya saja sejak awal dia sudah curiga pada travel ini yang seolah-olah tidak jelas. Saat hendak berangkat para jemaah diwajibkan disuntik, namun prosedurnya bertele-tele.
“Saya mulai curiga dan sempat mau menunda keberangkatan. Tetapi pihak travel terus membujuk saya karena katanya tiket sudah dibeli. Kemudian saat hendak berangkat ke Singapura melalui Pelabuan Batam Centre, rombongan sempat dicegat karena tidak memiliki dokumen yang lengkap. Kebetulan saya pernah bertugas di pelabuhan itu. Jadi saya bantulah.”
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
“Tetapi ketika dicegat di imigrasi Singapura dan dimintai keterangan, tidak ada bantuan dari pihak travel. Sedihnya lagi, kami sampai di Madinah sekitar pk. 10.00 dan baru masuk hotel pk. 15.00 WIB. Kami menunggu di lorong hotel. Petugas travel entah ke mana. Kami juga hanya diberi makan sekali. Jelas sekali kalau travel ini tidak siap,” katanya.
Jamaah FT ancam tarik dana
Setelah para calon jamaah umroh yang mendaftar di biro perjalanan PT First Travel (FT) mengancam akan menarik dananya, akhirnya perusahaan itu memutuskan untuk memberangkatkan calon jamaah setelah tertunda pada 1 Mei 2017. Pemberangkatan kloter 1 ini diisi dengan kuota 4.500 jamaah.
Amina Septi, salah satu calon jamaah FT asal Jakarta misalnya, mengeluhkan kurang jelasnya info yang dia dapat mengenai tanggal keberangkatan. Ia mengaku telah mendaftar sejak April 2016 bersama keluarganya dengan total 5 calon jamaah dan melakukan pelunasan Mei 2016 dengan biaya Rp14,3 juta per orang.
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Ia dijanjikan akan berangkat tepat setahun setelah pelunasan. “Katanya tidak akan lebih dari bulan pelunasan, jadi harusnya di bulan Mei lalu. Disayangkan juga sikap agen yang mengurusi keberangkatan yang kurang komunikatif. Saya dituntut menjadi pihak yang terus follow up.”
Bahkan, info terbaru yang disampaikan oleh FT tidak ia dapatkan secara langsung. “Email pun dibalasnya setelah beberapa hari kemudian. Dan masih tanpa solusi,” ujarnya sambil menambahkan bahwa dia tidak akan membayar biaya tambahan keberangkatan Rp2,5 juta, malah sedang menimbang untuk melakukan refund.
“Sudah kapok. Saat ini masih didiskusikan dengan keluarga mengenai langkah kami selanjutnya,” katanya.
Sebelumnya, direktur PT tersebut Andika Surachman dalam konferensi pers akhir April 2017 mengaku tiba-tiba tidak ada provider yang mau membuatkan visa atas nama perusahaannya. Ia menuding adanya oknum-oknum yang sengaja mempersulit pihaknya dalam pembuatan visa sebagai dokumen penting dalam keberangkatan haji.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Oleh karena itu, dia menyebut menggunakan pesawat charter Saudi Airlines sebagai solusi dengan penambahan biaya Rp ,5 juta/jamaah. “Ini satu-satunya jalan agar calon jamaah tetap bisa berangkat,” kilahnya.
Sementara itu, Anniesa Hasibuan, wakil direktur perusahaan menjelaskan kronologi kasus penundaan keberangkatan jamaah tersebut. Akhir Maret 2016 lalu, 270 jamaah dari Sidoarjo, Jawa Timur terkendala di bandara karena permasalahan visa. “Berawal dari masalah itu, kami merasa selalu dipersulit oleh oknum-oknum tertentu dan terpaksa terus melakukan reschedule.”
Sejak saat itu, menurut dia, beberapa jamaah menjadi mudah terprovokasi oleh pemberitaan-pemberitaan sepihak. Masalah bertambah dengan kesulitan FT dalam pembuatan dokumen syarat wajib umroh yang berujung pada jadwal keberangkatan yang kacau.
Direktur Pembinaan Haji dan Umrah Kementerian Agama Muhajirin Yanis mengaku terus mengawasi komitmen FT untuk memberangkatkan jamaahnya sesuai dengan tanggal yang mereka tetapkan. Karena, menurutnya, hal ini menyangkut kepentingan ribuan jamaah yang merupakan tanggung jawab Kementerian Agama.
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
“Jika nantinya ada hal yang sifatnya wanprestasi, itu sudah tergantung jamaah bagaimana menyikapi. Yang jelas untuk sekarang kami pegang komitmen mereka yang sudah diumumkan ke mana-mana,” ujarnya.
Menurut Muhajirin, Kemenag akan terus memantau sesuai dengan regulasi. Solusi yang ditawarkan FT seperti penambahan biaya dengan menggunakan pesawat charter, juga disetujui sepanjang kebijakan tersebut tidak merugikan jamaah.
Salah satu solusi yang sempat ditawarkan First Travel adalah dengan menyewa pesawat Saudi Arabia (SA) yang dapat menjamin visa. Namun, diakui bahwa konsekuensinya, ada biaya tambahan dari jamaah karena harga tiket pada bulan Rajab dan Ramadan selalu lebih tinggi daripada waktu biasa.
Pengaduan ke YLKI
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel
Jumlah biro umroh di Indonesia menurut YLKI terus bertambah dan mermiliki ijin dari Kemenag berkisar 770, sementara ada ratusan lagi yang tidak berijin. Meski mempunyai ijin, belum tentu kinerja biro-biro itu baik karena terbukti di satu travel biro saja lebih dari 100 ribu calon jamaah umroh masih mangkrak, belum diberangkatkan.
Sebagian besar calon jamaah yang bermasalah itu, kata Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi, ingin membatalkan keberangkatan mereka dan meminta uangnya kembali, tetapi dipersulit oleh biro umroh dengan berbagai alasan.
YLKI kebanjiran pengaduan calon jamaah umroh yang belum/gagal berangkat. Hingga 6 Juni 2017 yayasan menerima 6.778 pengaduan dari enam biro umroh. Terbanyak 3.825 pengaduan dari First Travel, 1.821 dari Hannien Tour, 954 dari Kafilah Rindu Ka’bah, 122 dari Jalan Lurus, 33 dari Basmalah Tour and Travel danb 24 dari Zabran dan Mila Tour.
Tulus meminta masyarakat yang ingin umroh untuk tidak mendaftar ke biro “bermasalah” dengan indikasi banyaknya pengaduan jamaah yang belum/gagal berangkat. Masyarakat jangan tergiur oleh iming-iming tarif murah/promo, karena biro-biro seperti itu diduga sedang mengeruk dana untuk memberangkatkan ribuan calon jamaah yang masih mangkrak.
Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel
Biro-biro umroh itu menggunakan sistem ‘gali lubang tutup lubang’ untuk memberangkatkan jamaahnya. Masyarakat yang mendaftar sekarang, berisiko mengalami nasib serupa di kemudian hari. Seharusnya jika ada itikad baik, promosi besar-besaran untuk menggaet calon jamaah baru dihentikan dulu, sampai calon jamaah yang masih mangkrak diberangkatkan. (RS1/P1)
Miraj Islamic News Agency/MINA
Baca Juga: Catatan Perjalanan Dakwah ke Malaysia-Thailand, Ada Nuansa Keakraban Budaya Nusantara